02

6 1 1
                                    

"Eh kamu mau kemana yan?" tanya Oma saat melihat Julian sudah rapi dengan jaket bomber hitamnya

Julian dibesarkan tanpa sosok orangtua dihidupnya, bukan tak tahu yang mana orangtuanya,saat dirinya berumur 6 tahun, sosok yang dia kira adalah ibu tega meninggalkannya sendiri di taman hiburan, di tahun yang sama, ayahnya menikah lagi dan memutuskan pindah ke korea. Julian sudah tidak perduli lagi, baginya hanya oma orangtua dihidupnya.

"Mau kerumah Dika" jawabnya sambil membenarkan jambulnya, dia melihat oma juga sudah rapi dengan kopernya, Julian menarik nafasnya lalu membuangnya perlahan, dia berjalan ke tempat omanya berdiri

"Mau pergi lagi ya?" rengek Julian memeluk lengan oma, persis seperti anak kecil

Oma memang sering bolak-balik keluar kota, bahkan luar negeri untuk mengurusi bisnis tekstilnya, di umurnya yang genap 62 tahun ini bahkan oma masih tampak bugar dan masih sanggup memarahi Julian dan bertahan dengan semua surat panggilan dari sekolah yang ditunjukan atas dasar kesalahan cucunya ini.

"Oma cuma sebentar kok"

"Berapa hari?"

"Seminggu"

Julian makin menurunkan bibirnya "Ini mau kemana?"

"Cuma ke Solo sama Jogja, udah minggirin ini tangan kamu, oma mau pergi"

"Aku anterin ya" tawar Julian sepenuh hati

"Nggak usah, oma udah pesen taksi online"

Julian menggeleng pelan, jika Julian yang paling tidak bisa tanpa oma , maka oma adalah orang tua yang paling mandiri sejagat menurutnya, kalimat tolakan pasti selalu terlontar tiap kali dia menawarkan bantuan. ada suatu hari Julian kesal dengan tolakan oma dan bilang 'yaudah pecat aja Liyan jadi cucu!'. Setelah itu , barulah oma menerima bantuannya.

Julian sampai di rumah Andika, lambat tiga puluh menit dari yang dijanjikan, di halaman sudah terpakir mobil teman-temannya yang terpakir rapi,Julian mengintip sedikit dari dalam mobil,sepi. Pastilah mereka sedang asik di halaman belakang rumah Andika. Julian tidak langsung masuk kedalam, entah kenapa dia kepikiran tentang Adara.

Sejak Farel hadir di tengah-tengah mereka,banyak yang Farel renggut dari Julian, Julian tak bisa mengantar-jemput Adara lagi dan juga sedikit merasa sepi, dia juga mempunyai sedikit firasat buruk tentang pacar sahabatnya itu, tapi melihat Adara yang sangat anutisas menceritakan pacarnya,Julian menepis semuanya dan membiarkan Adara bahagia dengan keputusannya.

Bunyi kaca diketuk membangunkan Julian dari lamunannya membuat dirinya terperangah dan menurunkan kaca mobilnya.

"Jul, ngapain melamun disini?" tanya Daffa heran "Kalo lo kesurupan disini, kita nggak bisa ngobatin lo!"

Julian tersenyum, dia bergegas keluar dan mengikuti langkah kaki temannya itu masuk kedalam rumah, di dalam Julian sudah disambut dengan suara nyanyian Bayu yang diiringi dengan alunan gitar

I found a love for me

Darling, just dive right in and follow my lead

Well, I found a girl, beautiful and sweet

Oh, I never knew you were the someone waiting for me

Halaman belakang rumah Andika luas, di sisi kanan halaman penuh dengan tanaman herbal milik ibunya, dan di sisi kiri halaman diisi khusus untuk tempat berkumpul bersama keluarga, ini yang membuat Julian selalu setuju jika tempat berkumpul mereka selalu di rumah Andika.

"--Shit!" umpat Bayu gusar, kemudian menghentikan nyanyiannya.

"Nggak usah sok galau Bay, itu kesalahan lo!" ucap Julian lalu ikut nimbrung di antara teman-temannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FRIEND-ZONATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang