.
.
.
.
.
.
.
Rate : M
Genre : Drama, Romance, Hurt/Comfort, Family
Pair : [Naruto U. Hinata H]
.
.
Naruto milik Kishimoto Masashi-sensei
.
.
.
Prolog
| 22 september 2018 |
Daisy Restaurant & Bar
Dia tidak bisa mengabaikan fakta betapa indahnya restoran itu malam ini. Lampu-lampu unik menghiasi jalan dari lapangan parkir hingga depan restoran. Di bagian depan, berjajar bunga hias yang terbuat dari bahan daur ulang. Warna-warni. Jika masuk ke dalam, kalian akan menemukan beberapa jalur yang berbeda. Dibuat sedemikian rupa hingga menyerupai negeri dongeng.
Jalur pertama adalah jalur khusus untuk keluarga. Dinding-dinding dicat dengan panorama alam. Jalan utama dibuat sejajar dengan akuarium buatan yang ditutup kaca transparan, melekat di lantai. Sedangkan atapnya pun dihias seperti langit malam. Penuh lampu kecil.
Jalur kedua bertema persahabatan. Jika kau datang ke sana tanpa teman, sudah dapat dipastikan kau seorang tanpa status, single. Namun, itulah yang membuat tempat ini unik. Area khusus ini didekor dengan sentuhan dunia sihir. Magis dan misterius. Dinding-dinding dicat krem dengan tulisan-tulisan Yunani kuno. Lampunya dibuat menggantung, mirip ruang makan sekolah sihir Hogward.
Tempat terakhir, tempat yang paling romantis. Dindingnya berwarna merah tua. Kursi dan mejanya kecil, khusus untuk berdua. Tempat pertama dia dan wanita itu berkencan—meski tidak bisa sepenuhnya disebut demikian.
Dia berbelok ke jalur kedua. Sedikit tergesa. Apakah dia terlambat?
Wanita itu tidak ditemukan di mana pun. Seharusnya dia tidak tersulut emosi. Dia menyuruh wanita itu enyah, itulah tepatnya yang dia lakukan 20 jam lalu.
Dia mengeluarkan kunci, menuju ruang parkir. Dan, di sanalah wanita itu berada. Memeluk erat sosok pria berambut perak. Seingatnya, wanita itu mengatakan tidak ingin pergi ke pelukan pria itu yang jelas sangat disayangi sebagai seorang sahabat. Namun malam ini, wanita itu bahkan terisak di dada pria itu.
Dia ingin sekali menarik kerah pria itu, memukul dan memakinya tepat di wajah. Sayang, dia tidak lagi memiliki hak setelah apa yang dia ucapkan. Karena itu dia tidak menghampiri mereka.
Mungkin, dia meyakinkan diri, pria bernama Otsutsuki Toneri lebih mencintai Hinata-nya, lebih daripada yang bisa dia lakukan. Namun, bukan kenyataan itu yang menonjoknya hingga nyaris terhuyung, tetapi kenyataan bahwa baru sekarang dia berani menyuarakannya keras-keras meski hanya di kepala. Bahwa dia mencintai wanita itu. Bahwa dia kemungkinan besar akan kehilangan wanita itu segera, menyakitkan dengan luka dalam yang—dia tahu—akan meninggalkan bekas seumur hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rough
FanfictionWanita itu gila. Setelah aksi heroiknya lima tahun lalu, kini dia datang tanpa dosa. Merangsek masuk pada kehidupan pria itu hanya demi sebuah keegoisan berlandas ketamakan. Demi Tuhan, Hinata?! Kau perlu ke rumah sakit jiwa?!