Chapter 1

14.1K 1K 110
                                    




"Chaeyoung-ah, kita tidak seharusnya ke tempat ini. Kau tahu betul aku tidak menyukai tempat yang ramai."

"Jangan mengeluh terus menerus, Nona Kim. Kau harus merasakan suasana baru dan kau harus keluar dari zona nyamanmu. Bukankah kau mengatakan kalau kau membutuhkan sesuatu yang belum pernah kau alami? Di sinilah tempatnya!"

Setelah menjalani masa sibuk dikarenakan peresmian galeri barunya, Jennie Kim tidak berpikir kalau sahabatnya akan membawanya ke sebuah night club. Mungkin Chaeyoung salah paham. Tempat yang dimaksud Jennie adalah sesuatu yang berpemandangan indah dengan suara burung atau air ombak yang menenangkan hati. Bukan musik yang berdentum-dentum yang akan memekakkan gendang telinga. Jika seperti ini ia tidak akan mendapatkan ketenangan.

"Ayo! Tunggu apa lagi!"

Jennie menarik napas dalam-dalam sebelum berjalan di belakang Chaeyoung. Sahabatnya itu dengan mudah mendapatkan akses masuk. Mungkin hanya dengan sedikit kedipan mata, kedua penjaga di depan pintu takluk padanya.

Tiba di dalam Jennie otomatis mengernyitkan dahi. Ya Tuhan, musiknya sangat kencang, batin Jennie. Ia tidak mengerti kenapa Chaeyoung tampak sangat bersemangat berada di kerumunan itu. Jennie hanya berdiri di sana, mengamati Chaeyoung yang menggerak-gerakkan tubuhnya mengikuti musik.

Namun ada sesuatu yang aneh untuk Jennie. Ia tidak tahu apa ada yang salah dengan penglihatannya malam ini atau di night club yang ia kunjungi sekarang hanya pengunjung wanita yang terlihat. Mereka terlalu ramai, Jennie pusing memperhatikannya. Tapi yang jelas baginya, ia dikelilingi oleh kerumunan wanita dengan berbagai macam penampilan.

"Park Chaeyoung!"

Suara yang memanggil sahabatnya cukup keras, hingga Jennie juga mendengarnya. Seorang gadis berkulit putih pucat menghampiri mereka. Bahkan di keremangan cahaya Jennie masih bisa melihat binar sepasang mata hijau emerald di hadapannya.

Siapa gadis ini?

"Laureeeeen!" seru Chaeyoung. "Sudah kukatakan, panggil aku Rosie."

"No. Aku lebih menyukai nama aslimu," balas gadis bermata hijau. Kemudian matanya beralih pada Jennie. "Hey, girl! Jadi ini Jennie Kim? Damn, Park Chaeyoung! Kau tidak bilang kalau dia secantik ini!"

Mendengar ucapan gadis bernama Lauren, Jennie tersenyum kaku. Ia bisa pastikan bahwa wajahnya memanas saat ini.

Kenapa aku harus merasa malu, keluh Jennie dalam hati.

"Jangan menggodanya, Jauregui!" tegur Chaeyoung. "Jennie, ini adalah teman kerjaku, Lauren Jauregui. Dia seorang jenius dalam musik, bisa-bisa dia membuatkan lirik lagu untukmu sekarang juga."

Jennie tertawa pelan mendengar gurauan Chaeyoung sementara Lauren tersenyum dengan bangga.

"Selamat datang di The Eves. Mari kita minum. Aku yang traktir."

Jennie melempar tatapan penuh pertanyaan kepada Chaeyoung, tapi sahabatnya justru melototinya dan menariknya dari sana. Mereka berdua mengikuti Lauren, yang tak lain adalah pemilik The Eves ini.

"Dia khusus mengundang kita ke sini, Jen. Bukankah sangat menyegarkan mendapat minuman gratis?" Chaeyoung berbicara di telinga Jennie selagi terus mengikuti Lauren.

"Menurutmu memang begitu," balas Jennie sekedarnya. Ia tidak terlalu fokus pada ucapan Chaeyoung sebab sejak tadi ia terus saja menabrak para wanita yang menari di sekeliling mereka. "Ng...Chaeyoung-ah?"

If I Ain't Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang