Epilogue

9.4K 937 176
                                    



"Honey,bisakah kau menjemput Ella di studio ballet? Sepertinya rapatku belum akanselesai satu jam ke depan."

"Okay,Hon. Sebentar lagi aku akan ke sana."

"Thankyou, Love."

"Yeah.I love you, J."

Lisa segera merapikan mejanya dan berpesanpada sekretarisnya agar tidak menunggunya sampai ia kembali. Ia memilikirencana yang lebih penting daripada pekerjaan.

Lisa mengendarai mobilnya menuju studioballet yang terletak di sebelah barat kantornya. Ia tidak sabar untuk bertemudengan seorang gadis kecil di sana. Lisa bersenandung di dalam mobil agar tidakterlalu merasa bosan. Nyatanya mood wanita itu sedang baik sekali hari ini.

Sesampainya di studio ballet tersebut, Lisabergegas menuju pintu gerbang. Ia sudah melihat beberapa anak dijemput olehorangtua mereka. Lisa melepas jaketnya selagi berjalan memasuki gedung.Beberapa ibu yang menjemput anaknya memperhatikan wanita berambut abu-abu itumelenggang dengan penuh karisma. Mereka terpesona.

Lisa hanya berdecak seraya menggelengkankepala. Kini ia tahu mengapa Jennie tidak pernah mengizinkannya menjemput putrimereka, Ella, di tempat latihan ballet ini. Dasar pencemburu, batin Lisa.

Ia mencari-cari Ella di koridor dan tidakmenemukannya. Kakinya terus melangkah dan sesekali ia balas tersenyum padaibu-ibu muda yang melempar senyum padanya. Pesona seorang Lalisa Manoban memangsangat kuat.

Lisa akhirnya menemukan putri kecilnya yangberusia 4 tahun 6 bulan itu, berkumpul dengan teman-temannya di salah satukelas. Diam-diam ia melangkah menghampiri para ballerina cilik itu. Namun siapasangka Lisa mendengar pembicaraan mereka.

"Bagaimana rasanya mempunyai dua Mommy,Ella?"

Lisa melipat tangannya di belakang. Iamemutuskan untuk mendengar pembicaraan itu lebih lanjut. Jelas sekali kalauteman-teman Ella sudah berusia lebih tua darinya.

"Rasanya sangat menyenangkan. Aku diizinkanmenari, menyanyi dan makan sepuasnya di rumah. Mommy dan Momma selalu mengepangrambutku dan menyuapiku sereal," terdengar Ella bercerita dengan antusias.

"Tapi bagaimana jika ada serangga di rumahmu?Daddy selalu membunuh serangga di rumah kami karena Mommy takut melakukannya.Kata Mommy membunuh serangga adalah tugas Daddy," sahut temannya.

"Momma-ku adalah pembasmi serangga di rumah.Karena Mommy akan berteriak dan menangis jika melihat serangga. Momma dan akutidak takut dengan serangga," balas Ella.

Lisa berusaha menahan tawanya.

"Aku memberitahu Mommy-ku kalau kau mempunyaidua Mommy, Ella. Dan Mommy berkata 'that'scool'!" seru temannya yang lain.

"Memang!" tandas Ella. "Mommy dan Momma-kuadalah yang terbaik di dunia!"

Lisa berdehem. Ia sudah tidak sabar memelukputrinya. Mendengar Ella menyanjung-nyanjungnya di depan teman-temannya adalahsalah satu kebanggaan besar bagi Lisa.

"Eleanor Anastasia Kim Manoban."

Ella memutar tubuhnya dengan kecepatan penuh.Saat ia melihat Lisa berdiri menjulang di belakang mereka, matanya melebar takpercaya. Lisa memang sangat jarang menjemputnya ke tempat latihannya ini. Tentusaja gadis kecil yang sangat mirip dengan Jennie itu terkejut tak percaya.

"Momma!"

Lisa membungkuk untuk memeluk Ella danmenggendongnya. Ella memeluk leher Lisa dengan erat. Lisa memejamkan mata.Rasanya masih sama seperti saat menggendong Ella pertama kali setelah keluardari rahim Jennie. Ia menghirup bau parfum dan keringat anaknya dan tersenyumsenang.

If I Ain't Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang