Chapter 8

7.1K 747 74
                                    


Tidak ada yang berani mengajak Lisa bicara. Camila,Quinn, serta Chaeyoung menunggu dalam diam, sementara Lauren terus menuangkanvodka jika Lisa mengangkat gelasnya lagi. Sesekali mereka saling pandang. Lisatidak berhenti minum sejak satu jam yang lalu. Tentu saja mereka cemas.

"Moooorreee!"seru Lisa dengan suara keras saat Lauren memutuskan untuk berhenti menuangkanvodka.

"Lisa, kau sudah menghabiskan satu botolvodka," Lauren memperingati.

"Screwit! Aku bisa melakukannya sendiri."

Lisa merenggut botol vodka itu dari tanganLauren kemudian langsung meneguknya langsung. Quinn berdiri dari tempatduduknya dan menghampiri Lisa. Ia sudah cukup menahannya. Lisa bak orang gilasejak pagi tadi. Quinn tidak tahu apa lagi yang terjadi kini. Ia hanyamencemaskan keadaan sahabatnya tersebut.

"Hentikan, Lisa! Apa yang terjadi padamu?"

Lisa tidak mendengarkan Quinn. Ia telah menghabiskanbotol vodka dan menyeka mulutnya. Tatapan Lisa kosong seolah tidak ada lagiharapan hidup untuk dirinya.

Quinn menyentuh bahu Lisa dan memaksa wanitaitu menghadapnya.

"ForGod's sake, Lalisa! Apa yang terjadi padamu? Apa sesuatu terjadi pada Jennie?"

Mendengar nama itu Lisa menatap Quinn.Matanya memerah dan berair. Quinn dengan jelas bisa melihat penderitaan disorot mata sahabatnya.

"Lisa..."

"Jangan pikirkan aku. Lebih baik kalian pergidan hiduplah dengan baik."

"Lisa," akhirnya Camila berdiri. Tatapannyabegitu tajam kepada Lisa. "Apapun yang membuatmu menderita seperti ini samasaja dengan penderitaan kami. Kau pikir kami akan tertawa bahagia di luar sanasementara kau bagai mayat hidup. Kemarin kau baik-baik saja, lalu sekarang apayang terjadi padamu?"

Lisa menundukkan kepalanya. Chaeyoung punmenahan airmatanya. Mungkin di antara teman-teman Lisa, hanya dirinya yang tahuapa penyebab Lisa menjadi seperti ini. Chaeyoung menyeka airmatanya. Ia tidaksanggup membayangkan bagaimana perasaan Lisa.

Lalu bahu Lisa terguncang hebat. Ia menangissejadi-jadinya, seakan-akan tidak pernah menangis selama satu tahun ini. Airmatanyaberderai ke lantai night club denganderas. Quinn, Camila dan Lauren tersentak kaget. Mereka segera mengelilingiLisa yang terpaku di bangku bar. Lisa benar-benar menangis tersedu. Bukansekedar tangisan biasa. Bahkan Quinn dan Camila merinding merasakan pilunyatangisan itu.

"Lisa, ada apa dengan Jennie?" tanya Quinnlembut. Quinn sangat yakin kalau ini ada hubungannya dengan Jennie yang masihberada di Korea sana.

Lisa menangis semakin keras, membuatteman-temannya gelisah. Chaeyoung pun berdiri dan mendekati Lisa. Quinnterkejut melihat Chaeyoung yang juga menangis. Matanya terfokus pada Lisaseorang.

Mereka baru berkumpul beberapa menit lalu di club ini karena telepon dari Lauren. Barmasih tutup tetapi Lisa memaksa untuk masuk. Ia mendesak Lauren untukmemberinya sebotol besar vodka. Beberapa menit kemudian ketiga temannya lainberkumpul dan hanya Chaeyoung yang telah mengetahui penyebab depresinya Lisa.

Chaeyoung tidak kuasa melihat keadaan Lisa.Selama beberapa Lisa gelisah menunggu kabar dari Jennie dan puncaknya adalahpagi ini. Lisa sudah tidak mempunyai harapan lagi.

"Shit!"bentak Quinn, tidak kepada siapapun tapi karena keadaan. "Apa yang membuatmuseperti ini Lisa?!"

"Quinn...," lalu terdengar suara Chaeyoung.Quinn, Camila dan Lauren kini menatap wanita cantik itu.

"Jennie... hari ini akan menikah denganlaki-laki itu."

**

If I Ain't Got YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang