Metanoia 4; Arcane

69 11 8
                                    

Vote juseyo!

"Secret, mysterious, understood only by few."
.
.
.

Suara sirine terdengar mendekat membuat Aiyu terbangun dari pikirannya dan ketiga pria disekitarnya menoleh kesumber suara yang kemudian terdengar banyak suara langkah berlari kearah mereka.

"Kalian, berhenti disana!" Teriak seorang polisi kepada mereka menodongkan pistolnya kearah mereka.

Braakk

"Agghh!"

"Lari!"

Kejadian itu begitu cepat sampai Aiyu tak tau apa yang terjadi saat tangannya kemudian ditarik seseorang dan membawanya lari, lari sejauh mungkin.

Langkahnya terseret mengikuti langkah lebar seorang laki-laki yang kini sudah tak lagi mengenakan helmnya lagi, rambutnya yang sedikit panjang terlihat menari saat pemiliknya berlari tangannya masih menarik erat tangan Aiyu agar tak tertinggal langkahnya.

Doh Aiyu hampir saja kehabiasan nafas jika pria yang terus saja menariknya tak segera berhenti berlari dan mengamankan diri disebuah gang lain saat sudah lumayan jauh dari kejaran polisi.

Ada apa dengan hidupnya hari ini, apa Tuhan salah menuliskan ceritanya sampai membuatnya harus seperti ini, percayalah ini seperti adegan action, sangat melelahkan.

Nafas keduanya terengah. Aiyu kembali menangis saat mendapati dirinya seperti ini.

Pria disebelahnya masih mengatur nafasnya saat mendapati gadis disebelahnya menangis, wajahnya tidak terlalu jelas dibawah remang lampu gang apalagi rambutnya yang terurai berantakan menutupi wajahnya.

Drrt drtt..

Suara ponsel pria sampingnya bergetar dengan nafas yang masih tersengal dia mulai mengangkatnya, mengabaikan Aiyu yang masih menangis sesenggukan disampingnya.

"Huh!"

"..."

"iya-"

"..."

"Eoh!"

"..."

"Pulang saja, lanjutkan besok!"

"..."

"Tidak, cari tempat lain."

"..."

"Eoh!"

Percakapannya dengan orang diseberang sana berakhir tangannya menyangga tubuhnya dilututnya melirik gadis disebelahnya yang masih menangis tersedu.

Wajahnya nampak kesal dan matanya menatap tajam pada gadis yang sibuk menyeka air matanya memeluk erat tas ranselnya dipelukannya.

Hingga seorang terdengar berhenti berlari didekat mereka.

Pria tersebut reflek membungkam mulut Aiyu yang masih menangis dengan tangannya dan merapatkan diri lagi mengindari pancaran senter polisi yang masih mencarinya, membuat Aiyu tersentak kaget.

"Shtt!" Abanya menenangkan Aiyu membawa tubuhnya semakin erat kepelukannya.

Doh Aiyu yang kini tau apa yang membuat pria disebelahnya bersikap seperti itu saat mendengar obrolan diluar, mengangguk pelan disana.

"Kita kehilangan jejak! Cari ditempat lain!" Seseorang disana memerintah lalu terdengar langkah semakin jauh meninggalkan mereka, tak lama setelahnya tangan pria itu melapaskan bekapannya di mulut Aiyu.

Metanoia [On Going] [pending] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang