Prolog

224 5 1
                                    

"Manda, bangun! Ini sudah jam 6 lewat. Sampai kapan kamu mau tidur terus?"

Seorang wanita paruh baya, namun masih terlihat cantik di usianya yang hampir menginjak angka 40, sedang berusaha membangunkan anak perempuan satu-satunya di keluarganya, Amanda Meilfiana Fani atau biasa dipanggil Manda.

Sedangkan Amanda masih saja nyaman dengan posisi tidurnya itu.

"Manda lagi gak enak badan, Ma.."

"Ck, gak enak badan gimana? Ini pasti gara-gara semalam mama suruh tidur, tapi kamu tetep nonton drama korea, kan?"

"Bukan gara-gara itu, Ma.. Tapi Manda beneran gak enak badan nih," jawabnya sambil memeluk gulingnya.

"Iya, gak enak badan buat pindah dari kasur kan?"

Amanda masih nyaman dengan posisinya, tidak mengindahkan perkataan mamanya itu.

Dela yang merupakan ibu dari Amanda, sudah terlalu paham dengan tingkah anak keduanya ini.

"Cepet bangun sayang. Kamu mau terlambat pelajaran guru matematikamu itu? Siapa namanya? Ah, Bu Leli, kan?"

Mendengar nama itu, Amanda langsung lompat dari kasur menuju kamar mandinya. Dela hanya geleng-geleng melihat tingkah anaknya itu.

Kata anaknya itu, gurunya yang satu itu selalu galak ditambah sewot dengan anak yang terlambat, makanya Amanda ingin menghindari itu.

"MAAA! MANDA BAWA BEKAL AJA YAA?" Teriak Amanda dari dalam kamar mandi.

"Hm," Dela hanya menggumam, lalu keluar dari kamar anaknya itu.

Sekitar 15 menit kemudian, Amanda sudah siap dengan seragam khusus Hari Rabu, atasan putih namun berwarna biru di ujung lengan dengan dasi kotak-kotak birunya, sedangkan rok selututnya berwarna senada dengan dasinya, rambutnya dia biarkan tergerai begitu saja, dia terlalu malas untuk mengikat rambut panjangnya itu.

Sebelumnya, tak lupa dia merapikan tempat tidurnya terlebih dahulu, kemudian menuruni tangga dengan menenteng tas di bahunya menuju dapur.

"Ma, Bang Rafa mana?" Tanya Amanda sambil minum segelas susu di meja.

"Abangmu sudah sejak jam setengah 6 berangkat," jawab Dela sambil memasukkan bekal ke dalam tas Amanda.

"Yaahh! Abang kok gitu sih."

Amanda meletakkan gelas bekas susunya dengan kasar di meja, yang langsung mendapat pukulan ringan di tangannya.

"Sakit, Ma," Amanda hanya mengerucutkan bibirnya.

"Trus aku berangkat sama siapa? Lagian gaya banget Bang Rafa berangkatnya pagi, biasanya juga bareng Manda."

Amanda merasa sangat kesal dengan abangnya itu.

"Katanya sih lagi ada kegiatan di kampus sama temen-temennya," ujar Dela sambil mengecek ponselnya.

"Mama sudah pesenin Gojek buat kamu, tunggu aja."

Tring~

"Nah sudah sampe tuh, sana berangkat." Dela mengantar anaknya keluar setelah mendapat pesan dari supir Gojek-nya.

Sedangkan Amanda masih menggerutu kesal kepada abangnya yang menyebalkan itu sambil memasang sepatunya, lalu menghampiri Gojek itu.

"Bawanya jangan ngebut-ngebut ya, pak?"

Dela selalu mengingatkan setiap supir Gojek yang terkadang dia pesan saat tidak bisa mengantar anaknya itu. Maklum, dia memiliki sebuah toko roti yang cukup terkenal, sehingga jam 7 sudah buka, dan juga, arah toko roti dengan sekolah Amanda berbeda.

"Baik, bu. Hayuk neng, naik."

Amanda memasang helm-nya, lalu naik.

"Bye, Mom," Amanda melambaikan tangannya pada ibunya itu.

"Waalaikumsalam," balas Dela sarkatis.

Amanda langsung nyengir. "Iya-iya, Assalamualaikum mamaku yang paling cantik dan baik, hati-hati ya di rumah, jangan kangen sama aku, muah," setelah memberikan hand kiss, Amanda menepuk bahu supir Gojek itu supaya berangkat menuju sekolahnya yaitu SMA Nusa Bangsa.

Dela hanya tertawa geli melihat tingkah anak perempuannya itu, dia selalu berharap agar semua anak-anaknya selalu bahagia, terutama kebahagiaan anak keduanya, Amanda Meilfiana Fani.

~~

Assalamualaikum guys, selamat datang di lapak baru yang masih hangat ini.

Ini cerita teen fiction pertamaku yang aku publish di wattpad. Grogi banget aku, takut ceritanya gak bisa disukai para penikmat cerita kayak gini.

Tapi aku sudah berusaha semampuku untuk membuat cerita ini terlihat menarik dan baik :) doain aku ya semoga lancar sampe cerita ini tamat. Amin :)

Jangan lupa juga untuk vote dan komen, tanpa komen kalian aku bukanlah apa-apa di dunia per-wattpad-an ini :')

Jadi intinya aku ingin ceritaku ini dinikmati semua orang dan semoga kalian enjoy bacanya ya, mohon maaf apabila banyak tapi.

Salam dari istrinya Jungkook,

amandajeonj

Amanda [The Truth Untold] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang