2. Melvin

73 4 0
                                    

Akhirnya mereka sepakat pergi ke rumah Bela, tepat setelah bel pulang sekolah berbunyi. Lavi dan Dina akan pergi terlebih dahulu, dan mereka juga yang membeli buah untuk Bela, karena Amanda dan Dirgam ingin menemui teman Dirgam terlebih dahulu seperti yang tadi dia bilang.

"Gue duluan, ya?"

Dina melambaikan tangannya kepada 2 orang sahabatnya itu, yang langsung dibalas Amanda, sedangkan Dirgam masih sibuk mengeluarkan motor sport-nya dari parkiran.

"Duh!" Amanda menatap Dirgam tajam.

"Lo tuh emang gak bisa lembut ya sama gue!" Lanjutnya, sambil membenarkan letak helm yang dipasangkan Dirgam tadi.

Dirgam memang selalu membawa 2 helm di motornya, karena terkadang Amanda ikut dengannya.

"Naik."

Dengan perasaan sedikit kesal, Amanda memegang bahu Dirgam lalu naik ke motor besarnya itu. Barulah Dirgam menarik pedal gasnya meninggalkan sekolahnya.

**

Dirgam memarkirkan motornya di depan sebuah cafe lebih tepatnya seperti warung kopi elit, yang Amanda lihat semua anak laki-laki yang menempatinya. Sepertinya memang tempat tongkrongan bagi anak muda.

"Gue tunggu disini aja."

"Kalo lo diem disini sendiri, yang ada lo digodain mereka."

Dirgam menunjuk beberapa siswa yang duduk tak jauh dari mereka.

"Kalo gue masuk, entar tambah digodain," balasnya, sambil menatap Dirgam kesal.

"Lo kan sama gue, tenang aja. Yang ada gue gak tenang ninggalin lo disini sendiri."

Dirgam menggandeng tangan Amanda lalu berjalan ke dalam cafe itu. Bukan tanpa alasan dia berkata demikian. Amanda itu memiliki paras cantik, sangat cantik malah. Badannya yang ramping, dengan kulit putih susunya tentu sangat menarik perhatian, sampai membuat semua orang disana menatap ke arahnya, bahkan ada yang bersiul tidak sopan.

Namun Amanda memang perempuan paling tidak peka sedunia. Jadi, dia cuek saja, berbeda halnya dengan Dirgam yang sadar situasi, dia langsung menarik Amanda supaya lebih dekat dengannya. Dirgam sadar, membawa perempuan kemari bukanlah hal yang tepat.

Dirgam naik ke lantai 2 cafe ini yang merupakan kawasan bebas merokok, dia menghampiri segerombolan anak muda yang sedang bercanda, dan ada juga yang merokok sambil bermain game online di hape mereka sendiri, sehingga disini sangat ramai.

"Woy, Vin."

Dirgam menepuk bahu seorang laki-laki yang duduk memunggunginya.

"Eh, lo, Gam. Ada apaan?" Jawab Melvin--cowok yang disapa Dirgam tadi-- sambil berdiri lalu bertos sebagaimana mestinya cowok ketika bertemu.

"Temennya Dirgam bule? Anak SMA Angkasa lagi."

Amanda menatap Melvin dari balik punggung Dirgam.

Iya, Melvin Walter adalah siswa dari SMA Angkasa, yang merupakan salah satu sekolah terbaik di Jakarta, sama halnya dengan SMA Nusa Bangsa, bahkan sekolah mereka selalu bersaing ketika ada sebuah kompetisi.

Melvin memiliki paras seperti bule, karena dia memiliki darah campuran Indo-Inggris. Dia adalah teman dekat Dirgam, namun baru kali ini Amanda bertemu teman Dirgam yang berbeda sekolah.

"Gimana sama barang yang gue pesen?" Tanya Dirgam.

"Jadi lo kesini cuma mau nanya itu? Kan gue bisa nganterin ke rumah lo, bro," balas Melvin sambil terkekeh.

Amanda [The Truth Untold] [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang