Really?

76 16 5
                                    

"Perlahan-lahan kau hadir membawa perasaan bahagia. semoga seterusnya akan begitu"

Setelah dari kamar mandi aku pun berpisah dengan sahabat sahabatku. Kita masuk ke kelas kita masing-masing. Ana dan dea masuk ke kelas 10 MIA 2. Indi masuk ke kelas 10 MIA 3. Dan aku masuk ke kelas 10 MIA 4 kelasku.

Ku buka pintu kelas dan langsung ku duduki kursiku.
Ku lihat ely sedang kebingungan.
"Ngapain sih lo?"Tanyaku."Haduh Ra.. Bolpen kesayanganku gaada Ra tadi kan sebelum ke aula bolpennya itu ada, gue taruh tuh diatas meja, terus sekarang gaada" jawabnya sambil mencari bolpennya yang hilang."Serius lo cari bolpen sampe segitunya?" tanyaku. "Berisik lo Ra, gaada niatan buat bantuin gue gitu? " balasnya. " Dih ngapain gue bantuin lo nyari bolpen, kalo nyari cowok gue bantuin dah, pantes lo sampe sekarang jomblo, yang lo cari bolpen mulu"Jawabku sangat puaaanjang kayak kereta. "Lo kan juga jomblo Ra, Jomblo teriak jomblo" ujarnya."Iya dah serah, Eh nih gue kasi lo bolpen, bolpen bagus nih kayaknya" ucapku sambil menyodorkn bolpen yang tadi pagi aku temuin di meja Ely. Wkwk. Mungkin saja itu bolpen Ely. Ely mengambil nya dan dia melongo. "Gilaaa Raa..inikan bolpen gue, main ambil aja" kesalnya. "Lo yang gila, orang gue tadi nemu di meja lo" balasku. "Meja siapa ra? " Tanyanya lagi. "Meja nya pemerintah" jawabku dengan santai "Iya deh, yang waras ngalah, pantes ya lo jomblo, lo gak waras si" ledeknya. "Yee.. Jomblo teriak jomblo hukumnya haram" balasku. Kemudian aku memainkan ponselku.

Krik.. Krikk...
Satu menit kemudian...

"BU IRAA SUDAH DATANG IN THE CLASS GESSS YUHUUU.. " Teriak Galih (wakilketua dikelas ku) yang melebihi suara toak di masjid.
"Mulut lo minta di sumpel tai ya, kenceng banget teriaknya" Kesal Linda
" Gila lo ya, gendang telinga gue hampir rusak nih dengerin suara lo yang volumnya melebihi kapasitas" Kesal shita. "Tau tuh suara nya kayak geledek aja" Ucap Dian. Sedangkan yang memiliki suara hanya tersenyum kikuk dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dan ia juga meminta maaf kepada teman-teman.

Bu Ira pun masuk ke dalam kelas. Bu Ira adalah guru baru mapel mat wajib. Ia sangat asik dalam mengajar matematika yang terkenal sangat membosankan dan memusingkan kepala. Jadi kelas kami sangat bersemangat dalam belajar mat wajib jika yang mengajar Bu Ira.

Bu Ira masuk ke kelas kami dan memberikan materi. Cukup lama kami semua mendengarkan materi yang disampaikan oleh Bu Ira hari ini.Dan akhirnya yang ditunggu-tunggu datang.

Kring.. Kring.. Kring..
Bel tanda pulang berbunyi.

Dengan cepat aku merapikan buku-buku ku ke dalam tas.Berdoa bersama. Kemudian aku berjalan keluar kelas untuk menuju ke parkiran sekolah. Pastinya di sana sudah ada Laskar yang menungguku.

Laskar Kavino Rizaldi adalah teman kecilku, dia sudah ku anggap seperti kakakku sendiri, sejak kecil aku ingin memiliki kakak, karena rumah kami berdektan, setiap berangkat ddan pulang sekolah kita pun barengan. Lumayan lah tebengan gratis. Meskipun usianya diatasku tapi aku tidak pernah memanggilnya dengan sebutan kakak/mas/abang dan sejenisnya. Karna suda terbiasa dengan panggilan nama. Membuat kita terkesan lebih akrab. Laskar pun tak mempermasalahkan hal itu.

Saat ini aku berjalan di depan kelas 10 MIA 1, aku berpapasan dengan dia. Dia menatapku dan mendekat ke arahku, entah rasanya aku saat ini bagai melayang di udara. "Hei" sapanya. Aku menoleh ke kanan ke kiri ke depan dan ke belakang. Tidak ada siapa-siapa disini selain aku. Berarti apakah dia sedang menyapaku? Oh tidak jika ini mimpi siapapun itu jangan pernah bangunkan aku, tapi gimana kalo ini bukan mimpi? Ah setidaknya jangan buat aku mati konyol di depannya karna kebaperanku sudah mencapai Puncak. Tapi kenapa dia tidak seperti yang diucapkan temanku? Dia bukanlah manusia Es. "Hei lo kenapa? " Tanyanya sambil menepuk pundakku. Ternyata ini bukan mimpi. Really?. "Gu...gue? " tanyaku. "Iya lo lah siapa lagi, berdiri tegap kayak patung gitu" jawabnya. "Oh ya? " tanyaku. Dia tersenyum sekilas. "Kenalin gue Richiko Shukma Narendra, bisa lo panggil Richi" ucapnya sambil menjulurkan tangan. Ya. Dia adalah Richi guys, cowok yang aku suka selama ini. Bayangkan, rasakan manusia mana yang ga bahagia kalo lo diajak kenalan sama gebetan."Gue Rachel Claudy Nisya, panggil Rara aja,princess juga boleh hehe.. " Jawabku menerima uluran tangannya.Deg Deg Deg. Jantungku rasanya mau copot nih. Segera ku lepas taangaanku. " Eh gue nitip buku Galih ya, besok lo kasihin ke dia, tadi gue mau ngasih ke dia tapi lupa, pasti sekarang dia uda balik" Ujarnya. Aku hanya menaik turunkan kepala. "Oke makasi princess" Katanya dengan lembut, lalu pergi meninggalkanku dengan perasaan berbunga-bunga. Sumpil demi upil nih orang buat gue baper hari ini.

Kemudian aku melihat jam. Astaga laskar pasti sudah lama menungguku. segera aku melangkahkan kakiku dengan sangat cepat ke arah parkiran. Aku mendekatinya "Maaf ya telat" ujarku. "Tidak apa princess kecilku" jawabnya dengan lembut sekali sambil mengacak-acak rambutku.sungguh menyebalkan. Tapi untung saja laskar tidak pernah marah kepadaku. Aku pun segera memakai helm yang diberikan laskar lalu naik ke motor maticnya dan kita pulangg.... Yeeee..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung...
Silahkan dibaca dan dinikmati
Jika kalian suka pada ceritanya silahkan vote, makasi:)

05 Februari 2019

Dilema CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang