Bab 2

1.2K 137 38
                                    

Halo, update lagi nih.

Yuk mari diramein ya hehe ♥

---

Mare turun dari bus yang mengantarnya pada tempat ini. Dia sengaja datang lebih awal untuk memastikan acara nanti memang sudah terencana dengan baik. Dia harap tak ada celah yang bisa merusaknya. Semoga saja.

“Mare!”

Seruan itu membuat langkah Mare berhenti, lantas berbalik tanpa pikir panjang. Seorang gadis dengan tampilan berbeda berlari kecil menghampiri dirinya. Rambutnya yang terikat di belakang terayun anggun. Harusnya Mare juga sedikit merubah caranya berdandan.

Tapi... sudahlah.

“Untung saja kau datang lebih awal, Mare. Aku tidak bisa menelponmu tadi, baterai ponselku habis.”

Kalimat panik yang tiba-tiba ditangkap telinganya membuat keningnya seketika mengerut. “Kenapa?”

Bilah bibir yang hanya terpoles liptint pink itu tampak menunjukkan keadaannya. “Kenapa?” ulang Mare sekali lagi, ikut tertular kekhawatiran. Mendadak, harapannya yang sedari tadi ia pikirkan menghilang perlahan.

“Ikut aku sekarang. Aku akan menjelaskannya di sana. Kita sudah tidak punya waktu lagi.”

Dan tanpa sempat membalas, temannya itu sudah menarik tangannya tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.

*

“Aku sudah memperingatimu, Tae. Kau harus menjaga jarak dari lukisanku. Aku tidak mau kau mengulangi kebiasaan burukmu.”

Taehyung agaknya kurang setuju dengan ucapan sahabatnya tersebut, alisnya bertaut dan bibirnya mulai mencibir. Namun mau seberapa seringnya dia mencoba mencibir, Taehyung tahu pikiran Jungkook tidak akan berubah.

“Pokoknya, cari lukisan lain. Jangan buat koleksimu berisi lukisanku semua,” ancam Jungkook sekali lagi. Mau tidak mau Taehyung mengangguk, tangan melipat di depan dada.

“Ya, ya. Aku akan menjaga jarak, bahkan denganmu.”

“Bagus kalau begitu.”

“Kau ini, padahal aku kan menambah omsetmu, bodoh.”

“Tidak butuh. Aku sudah kaya.”

“Persetan denganmu.”

Respon Taehyung yang sebenarnya berlebihan itu membuat Jungkook tertawa. Seraya tangan bergerak menyetir, Jungkook tesenyum, berharap Taehyung kali ini mampu menepati ucapannya.

Lagi pula dia yakin Taehyung akan menemukan banyak lukisan bagus selain miliknya. Karena untuk saat ini, Jungkook rasa Taehyung sudah cukup untuk membantunya. Terlalu banyak bantuan yang Taehyung lakukan, dan Jungkook sadar itu, sekalipun Taehyung beralasan dia membeli lukisan-lukisan Jungkook karena lukisan itu layak dibeli.

Namun kali ini, dia ingin Taehyung berhenti. Dia ingin melihat sejauh mana lukisannya bisa mencapai perhatian orang lain.

Dan untuk lukisan yang dia pamerkan hari ini, dia berharap lukisan itu bisa membawanya pada orang yang selama ini dia cari.

Semoga begitu.

*

“Kau sudah gila?”

“Ya, sejak Hanseul tidak bisa mengirim lukisannya.” Tangan Jian mencoba membertahu keadaan lukisan yang dimaksudnya. Memperlihatkan layar ponselnya tepat di hadapan Mare. Itu sebuah foto yang sepuluh menit lalu dikirim Hanseul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 06, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Night & DayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang