120

177 9 1
                                    

Pagi ini aku bersyukur untuk sesuatu pada Tuhan. Aku bersyukur untuk hadiahnya yang pernah ia berikan padaku, hadiah yang benar-benar menyenangkan, kamu.

Aku bersyukur ia mempertemukan kita di pagi hari pertama perkenalan sekolah. Tingkahmu yang malu-malu saat itu tak berhenti membuatku tertawa.

Aku bersyukur untuk setiap malam yang kita habiskan bersama. Keliling kota dan makan lumpia ditambah senyum manismu cukup membuatku sangat bahagia. Atau menonton film ditambah makan popcorn, dengan kepalaku yang terjatuh mesra di bahumu. Aku berterimakasih untuk setiap waktu yang kita habiskan bersama.

Aku bersyukur untuk semua pelukan terhangat yang dengan sabar kau berikan saat aku menangis tersedu karena orang tuaku. Bagiku pelukmu adalah rumahku.

Kamu, cinta terhebat yang pernah aku temui. Kamu yang tak pernah kesal pada tingkahku yang menyebalkan, kamu yang tak pernah marah saat aku pergi lupa waktu dan lupa padamu, kamu yang selalu khawatir pada keadaanku, dan kamu yang menangis, kamu yang selalu menangis setiap kali kamu pikir aku akan pergi karena marahku padamu sudah berlebihan.

Namun ternyata, Tuhan punya rencana lebih indah untukmu. Ia lebih menginginkanmu disisinya daripada disisiku. Sayang, kini bagaimana hari-harimu? adakah seseorang yang marah jika kamu lupa makan? adakah kini seseorang yang menarik lintingan tembakau dari bibirmu? adakah seseorang yang terus-menerus mengganggu dan mencari perhatianmu sepanjang hari?

Kamu tetaplah jadi hadiah yang selalu aku syukuri sepanjang hari, sepanjang tahun, hingga nanti. Dihatiku, kamu tetaplah yang terhebat, yang paling aku cintai. Meski kini kamu sudah tak tergapai lagi.

Live in PoemsWhere stories live. Discover now