88

267 12 0
                                    

Tolong jangan cemas. Aku sudah sangat terbiasa bersandiwara. Menampilkan lengkungan bibir diwaktu hati tercabik tanpa pikir adalah keahlianku.

Jangan remehkan kemampuan memanipulasiku. Memamerkan tawa renyah disaat mata perih menahan airmata adalah kemahiran yang aku banggakan.

Tak perlu khawatirkan aku. Aku fasih dalam mengatakan kata baik-baik saja ketika dengan kurang ajarnya lagi-lagi seluruh badanku kaku bagai dipaku, melihatmu dengan tanpa sadar kembali menohok jantungku tanpa ampun.

Tak perlu merasa tak enak, aku sudah terbiasa dengan sakit darimu. Mungkin saja perih sudah menanggapku sebagai temannya. Perih ada untuk dirasakan, bukan? Jadi tak perlu merasa bersalah.

Karena sepertinya, sebentar lagi aku akan mati rasa, walau hanya untuk sekedar menikmati luka.

Live in PoemsWhere stories live. Discover now