Confused

210 23 0
                                    

Seongwu baru saja selesai dengan prakteknya di sebuah rumah sakit swasta yang bekerja sama dengan tempatnya berkuliah. Seongwu menuju loker hendak menggangi bajunya dan kembali pulang dan beristirahat.

Seongwu melirik waktu di jam tangan kirinya, jam menunjukkan pukul 8 pagi. Ia sudah boleh pulang karena jam bekerjanya memang sudah lewat 30 menit yang lalu.

Seongwu dengan santai menuju lokernya, ia lalu berpapasan dengan Jung Hoseok. Seongwu menilik wajah pucat Hoseok.

"Ada apa denganmu ?"
Tanya wanita itu serius.

Hoseok sendiri hanya menatapnya lalu mengusap bahu Seongwu.

"Kurasa kau perlu kembali ke UGD, Daniel."

Seongwu duduk di samping bangkar Daniel, ia hanya menatap lurus kepada lelaki bermarga Kang itu. Wajahnya yang tampan kini terhias beberapa luka lebam dan luka robek. Seongwu menopang pelipis kananya dengan tangan, matanya tidak teralihkan dari wajah Daniel barang sedikitpun.

Kerjapan dan suara ringisan membuat Seongwu yang melamun tersadar. Daniel membuka matanya sambil meringis.

"Se, seongwu."

Seongwu tidak memberikan reaksi apapun. Ia hanya menatap Daniel. Daniel sendiri pun hanya diam menatap wanita cantik itu.

"Bagaimana bisa kau seceroboh itu ?"

Daniel yang baru saja memutuskan kontak mata dengan Seongwu pun kembali menatapnya.

"Ma-maaf, aku salah."

"Memang kau salah."

Seongwu bersungut, menegapkan tubuhnya sambil bersidekap.

"Dr Yoon bilang kau harus menginap dan dirawat, dua tulang rusukmu retak. Kau harus mendapatkan perawatan intensif."

Daniel hanya diam. Seongwu yang kesal pun mendengus.

"Dimana ponselmu ? Biar kuhubungi pacarmu untuk menemanimu disini."

"Aku sudah berakhir dengannya."

🍂

Seongwu kembali ke apartment setelah dijemput Woojin, mereka sudah makan siang di kafe baru yang dibuka dekat perempatan rumah Kim Jaehwan.

"Nuna."

"Eoh ?"

"Kau sayang padaku kan ?"

Seongwu mengeryit saat meneguk minumannya, "tentu saja, kenapa ?"

"Kalau begitu tolong ikuti kemauanku, jauhi Kang Daniel."

🍂

Kim Jongin dan Jung Hoseok mendentingkan garpu dan pisau makan di piring, seongwu mendecih sebal namun ia tertawa senang berjalan ke araha mereka dengan daging-daging yang sudah dimasak dengan sempurna.

"Aku mau iga !"

"Aku juga !"

"Kalian buta ya ? Ini memang iga, apa yang kalian ributkan ?"

Kai dan Hoseok mengendikkan bahu, kedua mata mereka hanya menatap ke arah daging-daging yang kini sedang disiapkan ke piring masing-masing.

"Ayo Kai, pimpin doa."

Ini yang disukai Kim Jongin, sebelumnya ia tipikal orang yang begitu makanan tiba langsung saja menyantapnya tanpa berdoa, tapi Seongwu selalu mengomel ketika ia melihat itu. Kini Kai terbiasa untuk berdoa, kau menyukainya.

"Amien."

"Selamat menikmati."

"Selamat makan."

Makan malam sabtu malam yang dihiasi dengan gelak tawa, membuat Seongwu melupakan beberapa pekerjaan praktik dan urusan lainnya. Sudah seminggu sejak permintaan Woojin untuk menjauhi Daniel mengusiknya, dan ia kini makin dekat dengan Kim Jongin.

Kemarin ia mendapati Do Kyungsoo menjadi pasiennya karena kecelakaan saat praktik memasak, Kyungsoo bercerita kalau ia mengenalnya, dan mengatakan kalau Kyungsoo tidak bisa menyukai Kai karena ia sudah dijodohkan. Seongwu sempat berpikir Kyungsoo kuno karena mah dijodohkan, tapi saat wanita itu menampilkan foto bersama tunangannya. Seongwu menampik habis omongan itu. Itu Park Chanyeol ! Ayolah siapa yang tidak mengenalnya. Tapi ...

"Apa yang kau pikirkan ?"

Seongwu mengerjap, ia menatap jongin dan lalu menggeleng.

"Woojin, aku lupa menghubunginya."

"Dia tidak membawa mobil ?"

"Eung, mobilnya sedang di bengkel. Aku akan menjemputnya setelah makan nanti."

"Ani, aku yang menjemputnya."

Seongwu mengerucutkan bibirnya kepada Kai, Hoseok menarik napas.

"Kalau begitu aku saja, sudah bertengkarnya ?"

Seongwu dan Kai hanya tertawa, mereka kembali menikmati makan malam. Sedangkan Hoseok memilih menyisakan makannya untuk nanti dan segera menjemput Woojin.

"Aku kembali daging harus bertambah ya ! Bukan berkurang."

"Eoh, sudah sana cepat jemput adikku !"

Hoseok mendengus, ia lalu menuju pintu apartment Seongwu.

Mereka menghabiskan makan, Kai bersikeras mencuci piring sisa makanan mereka, sedangkan Seongwu memotong buah untuk pencuci mulut untuk mereka dan Hoseok beserta Woojin nanti.

"Kita akan nonton apa ?"
Teriak Seongwu dari ruang tengah dengan tangan yang penuh membawa buah.

"Apapun yang kau inginkan sayang !"

Seongwu mengendikkan bahu, membuka siaran tv dan memilih secara acak. Ia lalu menyandar pada sofa dengan potongan buah di mangkuk berada di pangkuannya.

Kai ikut bergabung, ia merangkul Seongwu dan mencium sebah pipi tirus wanita cantik pujaannya. Seongwu menoleh dengan tersenyum kecil, ia lalu menyuapi Kai dengan buah.

Mereka menikmati siaran dalam diam namun mulut yang sibuk. Kai mengusap surai Seongwu beberapa kali dan berakhir mengecup puncak kepala wanita yang bersandar pada lengannya.

"Jadi ... sudah siap ?"

Seongwu terdiam, ia mengerjapkan matanya beberapa kali. Mungkin ia terlihat serius menonton tv, tapi nyatanya ia memikirkan ucapan kai. Seongwu mengubah duduknya, meletakkan mangkuk buah diatas meja dan menatap Kai lekat-lekat.

"Kau sendiri, sudah yakin ?"

Kai mengangguk mantap, ia mengecup kening Seongwu dengan lembut.

"Walaupun kau sudah tau faktanya ?"

Lagi, Kai mengangguk dengan mantap.

"Aku menyangi dan mencintaimu bukan hanya sekedar suka biasa, aku menyayangimu seperti aku ingin selalu bersamamu, melindungimu, membuatmu tersenyum, kau tahu betul perasaanku bukan mainan Seongwu, aku benar-benar jatuh hati padamu. Terlepas dari fakta, aku yakin kau hanya akan mencintaiku setelahnya dan melupakan masa lalumu. Aku yang akan membuatmu jatuh cinta padaku."

Seongwu mengulas senyumnya, ia menarik Kai kedalam pelukannya.

"Maafkan aku membuatmu susah seperti ini Kai, aku akan mencintaimu, aku berjanji."

Kau menarik dirinya, menatap lekat Seongwu dan merengkuh wajah mungil itu.

"Kita resmi ? Malam ini ? Detik ini juga ?"

Seongwu mengangguk.
Kai merengkuhnya, dengan sangat lembut seakan Seongwu akan remuk kalau kalau ia merengkuhnya dengan tidak hati-hati.

"Ong Seongwu, punya Kim Jongin."

Seongwu tertawa mendengar penuturan Kai.

🍂

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

One Last Time || GS || OngnielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang