5-Be My Girlfriend?

83 5 0
                                    

Revisi again😂

I hope you enjoy this chapter

Vote before read and coment after read❤️

Happy reading!

🐧

Sepertinya da seseorang yang berdiri di belakangku. Mataku melirik kekanan dan kekiri. Tanganku bergerak meremas rokku. Perasan takut pun sudah menjalar disekujur tubuh.

Nafas pelannya yang hangat membuat tubuhku merinding seketika. Aku bisa merasakannya dengan jelas. Kenapa dari tadi aku tidak mendengar suara langkah kaki? Apa ini hanya halusinasiku saja. Atau dia memang ingin menculikku?

'Apa ajalku sudah dekat? Oh Tuhan ampuni dosa-dosaku'

Mami, Papi! Sampai jumpa! Keisha mau diculik hari ini juga! Maaf belum bisa membahagiakan mami papi. Keisha mencintai kalian! , pikirku sambil pelan-pelan berbalik ke belakang dengan tubuh bergetar. Dengan siap siaga aku berpikir mulutku akan dibungkam atau mungkin aku akan digendong kaya karung. Saat badanku sudah menghadap belakang dengan sempurna

Dan..

"Aaaaaaaaa!!!!" aku menutup mataku dan aku menjerit begitu kerasnya dan seketika mulutku terbungkam oleh tangan kekar entah milik siapa itu.

"Sshht! Jangan berisik bego! Nanti kalo ada orang yang dengar bagaimana?" suara bariton itu terdengar jelas ditelingaku. Sepertinya aku tau siapa pemilik suara ini.

Aku membuka mataku dan melihat orang yang membekap mulutku itu, dan dia sudah berada didepanku dan dia adalah

Arvin?!

Aku sangat berharap takkan bertemu lagi dengannya. Tapi Dewi Fortuna tidak memihakku.

Aku melepaskan tangannya yang membungkam mulutku dengan kasar dan menatapnya dengan tidak percaya. Keringat dingin mengalir di sekujur tubuhku.

'This is so unbelievable!!'

Dia benar-benar udah gila. Idiot. Ga punya otak. Rese. Psikopat!

"You're scaring the hell out of me!" bentakku sambil memukul dadanya. Tapi dia tetap tidak bergeming, mungkin kekuatanku tidak seberapa, dia tak bergerak barang se-inchi pun.

Arvin hanya menyeringai dan menempatkan kedua tangannya di dalam saku celananya.

Well, dia tetap saja bisa bersikap arogan.

Ku kira sekolah ini luas tapi mengapa aku terus bertemu orang yang kelewat idiot ini. Dulu hidupku baik-baik saja tanpa gangguan dari orang idiot ini. Tapi sekarang?

Gara-gara dia waktuku bersama Kenneth jadi hilang.

Oh shit! Hidupku sudah tidak tenang lagi sekarang.

'Tuhan aku mohon jauhkan aku dari cowo kelewat tampan- eh brengsek di depanku ini.' doaku dalam hati.

Dia malah tertawa keras sambil mengacak-ngacakkan rambutku.

'Dasar idiot! Seharusnya aku mendengarkan ucapan Kenneth tadi untuk tidak usah datang ke lab fisika.' makiku dalam hati

Aku mendengus kesal sambil menyilangkan tanganku di depan dada.

"Jadi lo baca pesan gue?" tanya Arvin, kali ini dengan intonasi lebih tenang. Aku hanya mengangguk dan tidak mau tahu siapa yang telah memberikan nomerku padanya atau aku akan membunuh orang itu nanti. Nanti ya, nanti. Tunggu saja. Arvin tersenyum bodoh sambil menatap ke samping.

"Apa keadaan daruratnya?!" tanyaku tanpa ekspresi. Tapi pertanyanku tidak dijawab olehnya.

"Heh, lo tuli ya?" teriakku

Arvin malah semakin menatapku dalam-dalam sambil tersenyum bodoh.

Jangan-jangan dia itu psikopat dan dia memang berniat menculikku dan membawaku pergi lalu aku dibunuh dan dimutilasi lalu jasadku dibuang di laut.

'Oh my god! Aku belum mau mati sekarang, aku ingin membahagiakan mami papi dulu.' ucapku membatin

Bukannya menjawab dia malah berjalan ke arahku lebih dekat dan aku pun harus mundur dan terus mundur dan ia terus mengikutiku sampai akhirnya punggungku tertahan oleh meja untuk praktik di dalam ruangan ini.

Double shit!

'For God sake, aku harus gimana? Mami papi tolongin keisha. Keisha akan dibunuh oleh psikopat tampan ini.'

'Eh? Tampan? Kok gue bilang psikopat ini tampan si? Ngga sudi gue, amit-amit deh. Najis.'

Arvin berjalan semakin dekat dan terus lebih dekat sampai wajah kami hanya seberapa inchi saja sampai aku bisa merasakan hangat nafasnya yang pelan yang lagi-lagi membuat bulu kudukku merinding. Aroma tubuhnya benar-benar bisa membuat para wanita mati dalam sekejap.

Sekarang aku terperangkap di kedua tangannya berada di samping kanan dan kiri tubuhku. Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Arvin padaku? Apa jangan-jangan dia.... Oh please! Jangan cium aku!

"Keisha..." Arvin menyebut namaku dengan lembut. Aku bisa mencium napasnya yang berbau mint. Jantungku berdegup cepat dan nafasku pun semakin memburu. Tanpa kusadari aku malah menutup mataku, menunggu bibirnya menyentuh bibirku. Tapi itu tidak pernah terjadi. Dia menyeringai sambil melanjutkan kata-katanya.

"Be my girlfriend?" Suara bariton Arvin bergema di ruangan yang sunyi ini. Dia menjauhkan dirinya dari tubuhku dan menatapku untuk menunggu jawaban. Rasanya aku mau pingsan mendengar permintaannya.

Arvin Yuan Arentino just asked me to be his girlfriend?

Triple shit!

Author pov

"Lo gila ya?" hanya pertanyaan itu yang keluar dari mulut seksi seorang Keisha

"I'm crazy cause you." ucap Arvin sambil memegang kedua tangan Keisha namun segera ditepis oleh Keisha.

Keisha befdecih, "Gue gak mau jadi pacar lo!" ucapnya penuh penekanan.

"Gue gak suka penolakan!" balas Arvin

"Dan gue juga gak suka pemaksaan, jadi jangan paksa gue!" balas Keisha

"Tapi gue maksa lo jadi pacar gue, gue gak mau tau pokoknya lo sekarang jadi pacar gue!" tegas Arvin.

"Tapi gue gak mau" tolak Keisha lagi

"Lo harus mau! Dan sekarang ayo pulang bareng gue!" Arvin menarik paksa tangan Keisha dan berjalan keluar ruangan.

"Tangan gue sakit Arvin." mendengar rintihan Keisha akhirnya Arvin melepas cekalannya dan kemudian berganti menggandeng tangan Keisha.

Keisha hanya diam mengikuti kemana arah Arvin berjalan dengan tangan yang masih bergandengan.

'Pria kelewat gila ini harus segera dimusnahkan' batin Keisha

To be continued

🐧

Hai aku update lagi nih, kira-kira masih ada yang nungguin gak ya😂

Gimana sama part ini? Silahkan tinggalkan jejak

Love you all

Salam dimaro❤️

The Most PopularTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang