Pagi ini. Aku berada disuatu perkemahan yang diadakan oleh salah satu kegiatan yang aku ikuti.
Aku berjalan melihat - lihat kondisi tempat yang akan menemani 3 hari 2 malam ku disini. Dikawasan hutan pinus Bumi Perkemahan yang berada di dekat kaki gunung.
'Cuaca yang sangat dingin walau di siang hari.'
Saat melintas beberapa pohon besar untuk menuju ke beberapa toilet umum melihat kondisi kamar mandi.
Ada bayangan hitam sekilas terbang kearah pohon besar. Entah itu pohon apa. Saat ingin melihat keatas. Ada yang menepuk bahu ku pelan.
"Mil. Lo bantu dong, jangan jalan - jalan mulu. Disini kita berkegiatan. Sebentar lagi peserta akan sampai tau!" ya. Disini aku salah satu panitia juga dan yang ngomong barusan adalah temanku, Lunata caralos.
"Iya iya bawel. Kan emang tugas gue buat ngecek in semua yang ada disini."
"Ih... Tapi lo enak tau ngecek in sedangkan gue? Bikin tenda dan segala macam!" Luna emang terkenal cerewet. Tapi dia temen dari awal masuk SMA dan teman satu kegiatan.
"Tukeran mau ga? Gue ga enak juga ngecek in hawanya nakutin. Tukeran yuk!" sambil menggenggam tangannya. Emang dari awal nginjakin kaki disini itu hawanya terkesan merinding.
"Ga mau ah. Gue mau balik. Habis ini lo PJ buat ngatur barisan peserta lo jangan lupa!"
"Siap bu bawel" sambil hormat kearah Luna, yang hanya dibalas pelototan mata. 'Dasar mata gede:v'
Setelah luna pergi aku bergegas menyelesaikan tugas awal ku. Dan berakhir tepat setelah Luna menyuruh ku untuk membariskan peserta.
•••
Sore harinya aku bersama Luna dan yang lainnya. Menurunkan barang - barang untuk dimasak, seperti sayur - sayuran, ikan, beras,dsb.
Saat akan memasuki tenda barak untuk memasukan barang sembako. Aku sempat melihat bayangan hitam itu lagi, melintas cepat kearah belakangku tepat.
Dan disaat itu aku merasa ada yang berdiri dibelakangku. Saat kulihat lewat ekor mata sekilas, dia begitu tinggi dan...
"Aaaa... Sumpah gue kaget!"betapa terkejut nya aku saat melihat seorang cowok dibelakangku memakai kaos hitam. "Sumpah lo ngagetin pas gue lagi tegang tegangnya!"
"Siapa suruh lo lama. Kan gue capek bawa barang nunggu lo diem mulu" eh.. Tumben banget dia ngomong panjang lebar. Biasanya jarang banget ngeluarin kata - kata. "Udah minggir lo. Berat nih, masih ada satu barang disana. Lo ambil bareng gue. Gede barang nya, ga kuat gue."
"Iya iya" aku langsung pergi lagi kearah mobil pengangkut barang, tanpa menunggu dia.
Saat sampai disana tiba - tiba badan ku terasa lemas. Rasa mual menyerga perut ku juga. Saat ingin berbalik ada satu sosok yang baru pertama kali aku lihat.
Dia hitam, besar, memiliki taring panjang, wajah hitam, tinggi. Dan disaat itu dia mendakat kearah ku, saat akan memundurkan langkah ku rasanya kaki ku tak bisa digerakkan.
Dan disaat itu juga dia semakin mendekat, lama lama dekat. Berada tepat di depan ku. Bau nya bikin perut ku mual.
Saat akan memuntahkan isi perutku. Seorang cowok berada dibelakangku memegang pundakku.
"Lo kenapa?" ya dia cowok tadi. Namanya Daniel Winaka.
Badan ku ga bisa berbalik karna sosok hitam itu masih didepan gue tepat. Saat itu juga kakiku terasa lemas sekali. Dan terjatuh. Tapi masih dengan kesadaran full.
"Heh. Lo kenapa Milka?"ucap daniel terkejut.
Aku terus memandangi yang ada didepanku. Dia nampak mendekatkan taringnya di depanku.
"MILKA... LO JANGAN BERCANDA!" Daniel menggoyang goyangkan tubuh ku. Tetapi diriku tetap menatap yang ada di depan ku.
Teriakan Daniel nampaknya mengundang banyak orang untuk menonton.
"Daniel. Milka kenapa dan?"yang ku dengar itu suara Luna yang nampak kebingungan dan jalan mendekat.
Tapi diriku tetap tak bisa menoleh kemana pun.
"Panggil kakak pembina. CEPETAN!"ucap Daniel yang dibalas entahlah oleh Luna tapi kudengar suara kaki berlari.
Mulut ku terasa terkunci. Mata ku menatap taring panjang. Badanku sudah berkeringat dan tangan ku terasa dingin.
Saat dia mendekatkan wajah nya tepat di depan ku Daniel berucap. Entah ditujukan kepada siapa.
"Lo pergi dari hadapan dia. Atau lo bakalan mati di tangan pembina gue."
Aku melihat reaksi dari sosok hitam tersebut yang hanya berdiam.
Nampak tangan besar melingkar di pinggangku sambil menarik ku kebelakang tapi kesusahan. Itu tangan Daniel.
"Lo harus lawan Milka. Lo ga boleh diem aja. Ucap doa dalam hati lo, pikiran lo jangan kosong!"
Tak lama aku mendengar suara langkah kaki mendekat. Di saat itu juga tangan hitam memegang wajahku.
"Lepaskan dia! Atau kamu mati ditangan saya!" ucap pembina ku yang baru saja datang.
Entahlah aku sangat takut sekarang. Karna tangan itu mulai mengerat di wajahku. Dan ku rasakan perih. Dan darah keluar dari pelipis karna kuku tajam sosok hitam.
"Jangan luka i dia. Apa yang kau minta dari dia?"
Aku ingin teriak tetapi tak bisa. Tangannya sangat bau. Dan saat bahu ku di pegang erat oleh pembina. Aku dapat merasakan air mata ku keluar. Dan disaat itu juga sosok hitam itu tertawa.
"AAaaaaa....Hikss" aku berteriak kencang dan warna gelap yang ada.
•••
Saat bangun aku merasakan kegelapan. Aku bingung harus bagaimana...
'Aku takut. Ini gelap.'
"Kamu ga perlu takut. Ikuti suaraku Milka. Ikuti suaraku." itu suara pembina ku.
Aku berlari mengikuti suaranya. Tapi aku melihat satu titik cahaya terang.
"Ya.. Kamu pergilah kecahaya itu. Kejar terus cahaya itu."
Aku berlari kencang. Hingga rasanya diriku tidak kuat. Tetapi cahaya itu sangat jauh sekali.
'Aku sudah tak kuat kak..'
"Kamu kuat Milka. Ayo lawan malas nya."
Aku berusaha lari terus sampai rasanya cahaya itu semakin besar.
"Semakin dekat Milka"
"Semakin dekat..."
"Ayo semangat..."
Aku berlari hingga hanya cahaya putih yang kulihat dan...
•••
Dan... Berakhir:v ga ga ga
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Secret
Mystery / Thrillerdengan menghabiskan waktu di sekolah, diriku bisa merasa lebih akrab dengan segalanya... tau arti segalanya? coba artikan sendiri. -Yumilka Pitaloka