Untuk hati yang kusematkan kata bodoh sebagai panggilan, bisakah kau berhenti memasukkan namanya dalam ruangmu? Jujur, kini aku mulai lelah. (Jennie Kim)
.
.Author POV
Kini dua anak Adam tengah duduk berhadapan di sofa ruang tamu kediaman keluarga Kim. Suara ringisan memenuhi penjuru rumah yang tergolong sepi itu. Bukan, mereka bukan melakukan hal tidak senonoh jika itu yang kalian pikirkan. Hanya saja terlihat seorang gadis yang tengah mengobati luka pemuda dihadapannya dengan setengah hati. Opsss jangan lupa gerutuan panjangnya yang membuat sang pemuda tambah tersiksa.
"Aww... Awww... Kau itu gadis kenapa kasar sekali sih?"
"Kau juga laki-laki kenapa cerewet sekali hm?"
"Bagus ya kau sudah berani mengatai seniormu... AWWW. Jennie Kim apa masalahmu sih?" Dengan amat tidak berperasaan gadis yang disebut Jennie tadi menekan luka yang baru ia dapat.
"Iya aku punya masalah denganmu kenapa?"
"Jangan salahkan aku dong, salahkan saja pacarmu itu. Enak saja mengataiku manusia setengah tato dan berandal."
"Pada kenyataannya kau memang terlihat seperti itu. Aku juga bingung kenapa Hayi Eonni mau menjadikanmu pacarnya. Dan dia bukan pacarku Sunbae."
"Tentu saja karena aku tampan, kau buta? Dan kenapa masih memanggilku Sunbae sih, panggil aku oppa. Bagaimanapun aku kan calon iparmu."
"Hayi eonni yang buta. Aku lebih suka memanggilmu Sunbae agar kau selalu ingat kalau kau sudah tua, dan masih saja mengulang mata kuliah."
"Definisi junior kurang ajar itu kau, Jennie Kim."
Mau tidak mau Jennie tertawa mendengar penuturan dari seniornya itu. Ia sedikit terhibur dengan ekspresi menyedihkan dari Sunbaenya. Setelah mengobati luka kecil itu, Jennie membereskan kotak P3k dan melangkah untuk menyimpannya lagi.
"Sunbae?"
"Hm?" Jennie yang telah selesai menyimpan kotak P3k kembali mendekati Jaewon, bedanya kini ia mendaratkan badannya ke single sofa yang tak jauh dari Jaewon.
"Maafkan Taeyong ya, dia sungguh kekanakan."
"Tak masalah, bukan kau yang seharusnya meminta maaf."
Flashback
"Kau yakin Hayi akan suka liontin ini Jen?"
"Seratus persen yakin Sunbae, Hayi eonni suka desain yang sederhana tapi mewah. Dan lagi, anggap saja itu hadiah anniversary kalian.. bukankan tanggalnya sama?"
"Yup, benar sekali. Terimakasih Jennie gembul."
" Enak saja gembul, aku itu berisi tau!!"
"Ya ya terserah kau, kau jadi membeli buku tadi?"
" Belum Sunbae, buku dari pengarang yang aku cari habis. Nanti tolong antarkan aku ke toko buku dekat pertigaan jalan ya?"
"Baiklah, tapi kita makan dulu perutku sud-"
Belum sempat Jaewon menyelesaikan ucapannya namun sudah diinterupsi oleh suara lain yang sontak mengalihkan atensi dari Jennie dan Jaewon untuk melihat siapa pemilik suara itu.
"JENNIE"
"Oh kau Tae?"
"Kenapa kau bisa bersamanya?"
"Santai bro, aku memintanya untuk mengantarkanku memil-"
"Aku tidak bertanya pada berandal sepertimu."
"Jaga ucapanmu Tae, dia seniormu!" Ucap Jennie dengan setengah marah dan tidak enak hati kepada Jaewon atas ucapan sahabatnya.
"Aku tidak peduli, kau pulang denganku sekarang. Aku tidak rela kau bersama manusia tato sepertinya."
Tanpa tunggu lama Taeyong menarik tangan Jennie dengan gerakan yang sedikit kasar.
"Jangan kasar pada perempuan, bung. Dia berangkat bersamaku pulang bersamaku juga."
Tanpa disangka-sangka Taeyong melayangkan bogem mentahnya tepat ke wajah Jaewon. Membuat Jaewon yang tak siap sedikit terpukul mundur. Karena tersulut emosi Jaewonpun membalas pukulan yang dilayangkan oleh Taeyong lagi.
Jennie dan seorang perempuan yang datang bersama Taeyong sudah histeris melihat baku hantam antara pemuda dihadapannya. Tak ingin keduanya terluka semakin parah, Jennie meminta bantuan kepada pengunjung laki-laki yang lewat untuk memisahkan perkelahian itu, karena tidak mungkin menunggu security datang yang pasti akan sangat lama.
Setelah mereka bisa dipisahkan dari perkelahian tanpa menunggu lama Jennie langsung menyeret Jaewon menjauh. Ia sudah tidak memperhatikan Taeyeong lagi, rasa kesalnya pada pemuda itu sungguh sudah memuncak.
Flashback End
"Kau tak perlu memikirkannya, aku pulang dulu ya? Jangan lupa datang ke pesta Hayi."
"Siap Sunbae. Hati-hati dijalan."
Jennie hanya menatap kepergian Jaewon yang melaju dengan mobilnya. Kemudian ia masuk kembali ke dalam rumah setelah mobil tersebut benar-benar hilang.Jennie benar-benar pusing harus bagaimana, Taeyong terlalu keras kepala untuk sekedar mendengar penjelasannya. Ia juga sadar kalau harga dirinya terlampau tinggi, mungkin untuk saat ini mengindari Taeyong adalah cara yang paling ampuh menghilangkan rasa kesalnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
More Than Your Friend (Jennie Kim x Taeyong Lee) •REPUBLISH•
Fanfiction⚠️ Republish [Short Story] Sekeras apapun aku mencoba untuk menoleh ke sisi yang lain, nyatanya aku kembali lagi menoleh ke sisimu - Jennie Kau tak pernah jadi beban untukku, tapi tolong jangan tuntut aku memberikanmu lebih dari ini - Taeyong ©Jenc...