Jadwal kelas XI IPA 2 hari ini adalah penjaskes. Bersamaan dengan kelas XI IPA 4 yang juga ada jadwal penjas. --disekolah ini jadwal penjasnya 2 kelas sekaligus--. Hampir seluruh siswa telah berhambur ke lapangan. Sheila yang notabane kelas XI IPA 4, memilih memanggil Kinan terlebih dahulu.
"Kinan, cepetan. Pak Lucky udah di lapangan." Ajak Sheila.
"Sabar, aku masih pakai sepatu. Kamu duluan aja." Balas Kinan sambil membenarkan tali sepatunya.
"Yaudah gue tungguin." Ujar Sheila.
Tak lama kemudian, mereka sudah bergabung dengan siswa-siswa lainnya. Karena Kinan dan Sheila agak terlambat, mereka berbaris dibagian belakang. Tak disangka, Dyction berbaris tepat disamping Kinan. Ada Irham, Billy, dan Jane. Entah dimana si Diaz berada. Sheila yang menyadari hal itu langsung mengajak bertukar posisi dengan Kinan untuk berjaga-jaga.
"Kenapa tiba-tiba ngajak tukeran?" Tanya Kinan.
"Disamping lo ada 3 harimau. Gue ga pengen lo kenapa-kenapa. Untung singanya ga ada." Jawab Sheila lirih. Kinan hanya mengangguk.
Mereka tengah melakukan pemanasan dengan dipandu Pak Lucky, si guru olahraga.
Tiba-tiba, dengan santainya dari belakang Diaz mengangkat tong sampah lalu menumpahkannya seluruh isinya ke tubuh Kinan tanpa tersisa. Setelahnya, Diaz mendorong tubuh Kinan hingga tersungkur. Gelak tawa mulai bermunculan membuat Kinan ingin menangis sekarang juga. Kaki kanannya mungkin sudah tergores karena dorongan Diaz.
Sheila menghampirinya lalu mengulurkan tangannya. "Kinan, lo ga papa kan? Ayo gue anter ke kelas. Jangan nangis."
"Lo ga usah bantuin dia kalo lo ga mau bernasib kaya dia." Sinis Diaz langsung mendorong Sheila agar menjauh. Sheila tak bisa berkutik ia hanya menunggu keajaiban datang sedangkan Kinan mulai menitikkan air mata.
"ANDIAZ! KE RUANG BK SEKARANG JUGA!" Teriak Pak Lucky dengan lantangnya.
"Wadohh, Pak Luki kiki du yu lop mi marah noh bos." Ujar Jane.
"Cih." Diaz malah pergi.
##
"Temen lo kenapa noh?" Ujar Billy sambil menunjuk Irham yang sedang mengaduk-aduk minumannya menggunakan sedotan. Irham melamun.
"Jiahahaha. Cengo banget wajahnya. Pengen gue poto terus gue aplot di ig. Lumayankan buat nambah followers." Si Jane malah pansos.
"Ham, lo ngapain oy? Diem-diem bae." Ucap Billy dengan suara toanya membuat Irham terlonjak.
"Hmm." Irham cuma membalasnya dengan deheman.
"Pusing ye lo?"
"Hmm."
"Laper?"
"Hmm."
"Mikirin gue?"
"Najis."
Jane geregetan karena disetiap pertanyaan yang dia lontarkan hanya dibalas deheman oleh Irham. Apalagi yang terakhir. Si Irham gelo malah menyebutnya 'najis'. Dipikir dia babi apa.
"Anjas emang lo Ham. Ganteng gini lo bilang najis. Lo kira gue babi apa?" Jane mengomel, Billy terkekeh, si Irham masih pada posisinya.
"Iya lo babi." Ucap Irham santai dengan nada datarnya membuat Jane tambah emosi.
"IRHAM TAI. TAIII BANGET KAYAK TAI BABI SUMPAH DEH KAGA BOONG. IRHAM KAYAK TAI BABI, TAI ONTA JUGA BOLEH." Kata Jane penuh penekanan. Kedua temannya hanya menutup telinga karena suara Jane yang nglebih-lebihin toa masjid.
"Diem bego! Lo pikir ini lapangan apa? Sumpah deh, kuping gue nging nging denger suara toa lo Jane tai." Omel Billy sambil berkali-kali menoyor kepala Jane. Jane malah menyengir.
"Btw, dari abis olahraga napa si Diaz ilang ye? Kemana coba tu bocah satu?" Tanya Billy.
"Leh, palingan juga pulang. Udah ketebak." Ucap Jane.
Dan benar, yang digosipin sekarang sedang tiduran dikasur empuk kamarnya sambil main game online. Ortunya nggak marah? Enggak lah, ortunya masih kerja dan pulang malam. Mana tau sikap anaknya yang bikin tabok jidat. Tepuk jidat udah mainstream, jadi diganti tabok aja hehe.
____________________________________Tbc
Tau kok pendek, maapin yak. Nih dikasih bonus
👆Jane toa👆
Salam manis,
althz_rin dan gue hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
My Nerd Girlfriend
Teen Fiction[DISCONTINUED] Semula hidupku biasa biasa saja. Semua kujalani dengan normal. Namun, semua itu seakan sirna. Kehidupanku mulai terbalik dan banyak kekacauan setelah aku pindah ke kota. -Kinanti Rizkiana- A Teen Fiction by: Salwa Iza X Arin Luthfi