Chapter 5

78 11 1
                                    

mulmed: diazz💞☺

###

Hari ini, Dyction sedang magang di rooftop. Tapi ada yang beda kali ini, Irham ikut magang. Sampah makanan, minuman kaleng sudah bercecer dimana-mana. Rooftop sekolah sudah mirip kapal pecah saja.

"Woy, lo pada tau kaga?" Tanya Billy.

"Kaga lah. Orang elo belom ngasi tau!" Ujar Jane sambil menoyor kepala Billy

"To the point aja, cepet apaan." Tutur Diaz yang masih terfokus pada gamenya.

Billy memasang wajah berbinarnya, "Jadi, besok kan gue ulang tahun. Gue mau ngadain party. Besok lo pada harus dateng."

"Udah? Gitu doang?" Cuek Irham.

Billy menyeringai, "Enggak dong. Gue udah susun rencana nih bray."

"Rencana apaan dah? To the point Bil."

"Jadi, Diaz lo harus bawa si cupu waktu dateng nanti." Tutur Billy enteng.

Diaz yang sedang main game langsung menoleh ketika mendengar namanya disebut,"Lah anjir, napa jadi gue?" Protes Diaz. Billy malah menyeringai.

Billy mendekatkan bibirnya pada telinga ketiga temannya, "Jadi gini,-------"

"ASHIAPPP!" Teriak Jane tiba-tiba, membuat ketiga temannya menyumpal telinga. Toa emang.

"Jane tolol. Ngomongnya nyelo oon. Kuping gue kaga budeg kali. Anjer lo emang." Umpat Billy. Jane malah nyengir sambil memasang watadosnya.

"Kalian yakin? Apa nggak keterlaluan?" Tanya Irham ragu. Dia tidak tega. Bagaimana pun Kinan juga punya perasaan.

"Pertanyaan lo nggak berbobot sumpah Ham. Ya jelas yakin lah." Tutur Jane yakin.

"Gimana Az?" Tanya Billy sambil menaik turunkan alisnya.

Diaz nampak menimbang-nimbang. "Okelah, demi kelancaran bersama."

"Eh Bil, btw gue kagum. Lo ternyata bisa ulang tahun juga ya?" Ujar Jane dengan dramatis yang langsung dapat jitakan kasar gratis dijidat mulusnya.

###

[Keesokan harinya disekolah]

Diaz melemparkan sebuah kotak berwarna hitam ke meja Kinan. Kinan yang tadinya membaca buku jadi menoleh kearah Diaz.

"Eh, Di - diaz ini apa?" Tanya Kinan bingung.

"Besok, lo harus ikut gue pake itu. Jam 7 malem gue tunggu di Cafe RA. Gue nggak menerima penolakan." Setelah mengucapkannya, Diaz langsung pergi begitu saja. Kinan mengrenyit memandang kotak yang dilempar Diaz tadi. Kenapa tiba-tiba Diaz mengajaknya pergi? Apa Diaz sudah berubah?

###

"Shei, tiba-tiba tadi Diaz ngasih aku dress terus dia ngajak aku pergi besok. Kenapa ya?" Kinan sedang bercengkrama dengan Sheila via telpon.

"Beneran Nan? Duh kok perasaan gue jadi nggak enak gini ya. Kayaknya Diaz udah ngrencanain sesuatu deh." Ujar Sheila dari sebrang sana. Senyum Kinan luntur. Padahal, dia berharap kalau Diaz sudah berubah.

"Kita nggak boleh suudzon dulu Shei. Bisa aja kan dia mau berubah?" Tutur Kinan setengah tak yakin.

"Okelah, tapi lo harus hati-hati. Jangan ceroboh."

Kinan menghela napas, lalu tersenyum "Iya Shei." Telpon diputuskan sepihak dari sebrang sana.
____________________________________

TBC

Maapin yak lama hehe.

Maapin yak pendek hehe.

Nb: Bakalan update kalo viewnya udah banyakan.

Salam,
-Authoryangsusahdapetilham-

My Nerd Girlfriend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang