Part 5

1.6K 189 21
                                    

"Pete, kau pucat" Ucap Wayo panik ketika melihat Pete yang baru datang sambil sesekali mengernyit seperti menahan sakit dikepalanya.

Pria imut itu segera menggandeng Pete untuk duduk di kursinya, kubikel Pete yang dipenuhi kertas-kertas berserakan, langsung ia singkirkan semuanya, "Ini, minum tehmu" Ucapnya yang langsung dituruti oleh Pete, Pria manis itu menyesap teh hangat yang diseduhkan oleh Wayo perlahan.

Tar yang baru datang, langsung berlari panik kearah Pete, "Ada apa!" Tanyanya heboh seperti biasa jika menyangkut sahabatnya.

Pete dan Wayo menoleh bersama kearah Tar, "Aku baik-baik saja, Tar. Tenanglah!"

Namun Tar tidak percaya begitu saja, tangannya langsung terangkat untuk mengecek suhu tubuh Pete, "Demi tuhan! Kau demam, Pete!"

Pete hanya tersenyum tipis, "Sudah kubilang aku baik-baik saja"

"Kemarin P'Ae menjemputmu jam berapa?" Bisik Tar, Wayo sudah kembali dengan kesibukannya di kubikelnya yang berhadapan langsung dengan milik Pete.

Pete menggeleng pelan, "P'Ae lupa menjemputku semalam" Jawabnya pelan, ia tetap tersenyum seakan meyakinkan bahwa ia baik-baik saja.

"APA!" Pekik Tar marah, bisa-bisanya Kekasih sahabatnya itu lupa untuk menjemput Pete. Setahunya, P'Ae tidak seperti itu, Pria kekar itu selalu mengutamakan sahabatnya ini lebih dari apapun.

Suara pekikan Tar mengundang perhatian beberapa pria disana, terlebih ini menyangkut Pete, Uke idaman para Seme kelaparan disana.

"Ada apa ini? Pete? Kamu baik-baik saja?" Tanya Tonnam yang sedari tadi mengamati Wajah pucat Pete.

"Aku baik-baik saja, Phi" Jawabnya sesantai mungkin, "Tar saja yang terlalu berlebihan" Lanjutnya, Tar langsung melotot tak terima.

Seakan belum puas, Tonnam menangkupkan kedua tangannya ke pipi bulat Pete, "Kau terlihat pucat sekali, mau kuantar pulang?"

"Pete"

Pete, Tar, Tonnam, dan beberapa pegawai disana menoleh bersama kearah pintu masuk divisi mereka, disana, seorang Ae Intouch, yang bahkan tidak pernah menginjakkan kakinya di ruangan ini, berdiri menjulang dengan tatapan marah.

Pete langsung melepaskan tangan Tonnam yang masih menangkup pipinya, dan segera bediri, "Krab?" Jawabnya takut.

Pasalnya Ae adalah seorang yang sangat Possesive, yang tak segan memukul pria lain yang dengan sengaja menyentuhnya.

"Ke ruanganku, cepat!" Perintahnya.

Pete langsung berlari terhuyung-huyung mengikuti langkah Ae menuju ruangannya.

"Kemarin Tin, sekarang Tonnam, besok siapa lagi?" Seloroh Ae begitu mereka sampai di ruangan kerjanya.

Pete yang baru saja menutup pintu mengernyit bingung, "Apa maksudmu?" Tanyanya tak mengerti.

"Kau tahu maksudku, Pete" Ucap Ae dingin, Pete menghela napas berat, "Boleh aku duduk?" Tanyanya.

Ae tidak menjawab, Pria itu masih menatap Pete tajam, Ayolah Pete!, dia cemburu!

"Kemarin Tin hanya mengantarku pulang, dan Tonnam hanya mengecek suhu tubuhku" Jelasnya setelah duduk di sofa yang tersedia disana.

"Dan kau membiarkan mereka melakukannya?" Tuntut Ae tak terima.

"Lalu aku bisa apa? Ae yang seharusnya melakukan itu malah sibuk dengan seseorang bernama Chompoo!"

Ae tertegun, selama ini Pete tak pernah menuntut dan mengeluh, tapi kini, melihat Pria manis itu mengatakan keluhannya untuk pertama kali, membuatnya seketika menyesal.

Maintain [ E N D - SUDAH TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang