B. 3

1.8K 139 1
                                    

Hinata menarik tinggi sebelah alisnya manakala mendapati sahabat sejak oroknya ini tetap bertahan di posisi yang menurutnya memalukan.

Kedua tangan besar pria itu menangkup seluruh wajah sasuke dan jelas sekali rona merah menjalar hingga ke telinga pemuda itu yang sedikit tertutupi rambut.

Selama mengenal Uchiha Sasuke, ini pertama kalinya Hinata menilat reaksi menggelikan dari uchiha terbontot itu.

Dan tentu saja hinata harus memberikan standing applause pada putri tunggal haruno karena memberinya hiburan baru.

"Kau menyukai Haruno Sakura?"

BRAK

Hinata menjatuhkan buku novel setebal 6 incinya saat mendengar gebrakan meja luar biasa penuh gelora dari sasuke. Kedua mata sejernih mutiara itu terkatup rapat dengan empat siku-siku yang berkedut di keningnya.

"Ba-bagaimana kau tau?!"

Jika hinata bisa memukul kepala sasuke dengan bangku yang ia pantati, sudah sedetik yang lalu ia lakukan itu.

"Cuman orang idiot yang tidak sadar kau suka dengannya. Bahkan anak sd saja bisa langsung tau begitu melihat reaksimu." tak lupa hinata membetulkan letak kacamatanya dan memungut novelnya yang terkapar di lantai kelas.

Belum sempat hinata membaca kembali sambungan ceritanya yang terputus, ia kembali dikagetkan dengan reaksi sasuke.

"Apa menurutmu sakura juga sadar? Bagaimana jika iya? Aaa!! Bagaimana ini? Bagaimana ini?"

Sasuke kembali menutup wajah dengan kedua tangan besarnya dan tubuh yang berguncang panik.

Sasuke mungkin tak sadar dengan reaksi memalukannya, dan karena itu hinata mencoba menebalkan kesabaran untuk tidak menjitak kepala pantat ayam pemuda itu dengan novel barunya.

Mendesah panjang, hinata mengalihkan pandangan dari apapun selain sasuke.

Sasuke dalam mode panik karena asmara bagaikan ulat bulu yang merangkak mengitari sekujur tubuhnya.

Menggelikan.

"Kenapa panik? Bukannya bagus kalau dia tahu kau ada rasa padanya? Kalau dia juga suka dengan mu bisa saja dia memberimu kode agar kau mempertegas perasaan mu."

Saat melihat senyum merekah dan rona kemerahan tercetak jelas di wajah sasuke, entah kenapa hinata merasa bersalah dengan ucapannya.

Dia memang hanya berniat menenangkan sasuke dari kepanikan dan kegugupan yang melanda pemuda itu. Tapi sasuke mungkin mengartikan ucapan hinata sebagai penyemangat atau pendorong baginya untuk terus maju.

Yang hinata khawatirkan adalah si haruno haruno itu.

Dari sekian banyak curhatan sasuke yang telah ia dengar, jelas sekali sakura tidak punya rasa serupa. Hinata tidak bisa mengatakan pada sasuke untuk berjaga-jaga jika kemungkinan terburuknya sakura hanya menjadikan sasuke mainan.

Mana bisa dia lakukan itu ketika untuk pertama kalinya hinata melihat sasuke jatuh cinta.

TBC

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang