B. 2

2.6K 175 0
                                    

Pasca pertemuannya dengan Sakura, Sasuke lebih banyak menciptakan moment yang tepat agar bisa lebih dekat dengan gadis itu.

Tak banyak yang bisa sasuke dapat meski kedekatan mereka sudah memasuki hari ke 17. Sikap hangat yang sakura berikan entah kenapa terkesan sekedar formalitas belaka.

Sasuke sadar ada jarak yang selalu Sakura ciptakan tiap Sasuke mencoba melangkah lebih dekat.

Yang sasuke tidak mengerti, kenapa sakura tetap membiarkan sasuke dengan usaha pendekatannya jika sakura sendiri tak mau didekati?

Sakura bisa saja memberikan kode pada sasuke agar sasuke tak lagi berusaha melewati friend zone mereka. Atau terang-terangan memukul mundur sasuke jika memang gadis itu tidak suka dengannya.

Tapi sikap sakura yang memberi celah kemudian membatasi dengan dinding baru seakan mempermainkan sasuke.

Tapi sasuke mencoba untuk mengesampingkan pemikiran itu. Setidaknya usahanya berhasil ketika sakura menerima ajakan kencan terselubungnya dan berakhir di wahana rumah hantu dengan sakura yang mengapit erat lengan sasuke.

Sejatinya, sasuke hanyalah pria biasa yang akan tergoda di situasi-situasi tak terduga. Dibandingkan memanjakan mata dengan memandangi berparas-paras wajah hancur di wahana itu, sasuke memilih melegakan dahaganya dengan menangkap tiap moment kedekatan dirinya dengan sakura.

Dia yang benci tempat menyebalkan seperti wahana rumah hantu, mendadak memanjatkan doa agar wahana itu menjadi ruang tak terbatas. Tapi semua kesenangan yang sasuke rasanya sekejap mata sirna saat sakura melepaskan tangannya ketika tiba di luar wahana.

Berdiri jenaka menatap sosok sasuke yang sekepala lebih tinggi, sakura tersenyum manis tanpa dosa setelah sebelumnya menenggelamkan sasuke dalam samudra kebahagiaan tanpa dasar, dan kini si gadis musim semi mencoba mempermainkan kesabaran sasuke.

"Kau menikmati wahananya?" suara jernih bagai lonceng gereja itu menggetarkan bibir kissable sasuke dan jika sasuke tidak memiliki kontrol diri yang bagus, ia bisa saja melepaskan senyuman lebar seperti orang idiot.

"Tentu saja." jawab sasuke mantap.

Namun kemantapan sasuke dipatahkan dengan mudah lewat kerlingan mata nakal dan senyum jahil sakura.

Sang gadis memangkas sedikit jarak di antara mereka. Merangkul pundak lebar nan kokohnya hasil latihan fisik selama bertahun-tahun, secara insting sasuke menundukkan tubuhnya agar bisa lebih intens dengan lawan jenisnya.

Ketika jantung sasuke berpacu semakin menggila, ia pun lupa bagaimana mengontrol emosinya.

Serabut kemerahan yang tersorot cahaya matahari justru memperjelas rona di wajahnya.

Meski dipuja banyak wanita, ini pertama kalinya ia diperlakukan begitu intim oleh salah satu dari mereka. Terlepas dari wajah tampan dan nama Uchiha, Sasuke masihlah remaja muda tanpa pengalaman cinta.

Sadar lawannya hampir mencapat titik kekalahan, Sakura mendekatkan wajahnya hingga pucuk hidung kecilnya nyaris bergesekan halus dengan hidung mancung sasuke.

Dengan memiringkan sedikit kepalanya, sakura menatap lekat obsidian sasuke yang tampak gugup tak terkendali. Sampai bibir berpoles lip tint peachnya semakin melengkung tinggi dan pertanyaan singkat dari sakura melesat begitu cepat bersama hembusan angin musim panas, melewati sasuke dengan iris membulat tak percaya.

Sakura berbalik tanpa beban dan tanpa dosa melenggang ringan meninggalkan sasuke yang masih membungkuk dengan wajah tertekuk bingung serta rona merah yang semakin menggelap.

"Tapi sepertinya kau lebih menikmatiku. Bukan begitu, sasuke-kun?"

Jika wajahnya bisa memproduksi asap, mungkin saat ini sekelebat asap tebal sudah menutupi seluruh wajahnya dari rasa malu.

TBC

About YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang