03. Bad Day

2.7K 347 15
                                    

Sebelumnya maaf banget karena aku jarang update, soalnya lagi buat laporan PKL ditambah tugas yang numpuk setinggi gunung uhud T___T

Yaudah itu aja, mohon dimaafkan...

Happy reading~
Don't forget to vote and comment :)

©soobincredible


"Atas nama Nara ya, pak?" Tanyaku pada driver ojek online untuk memastikan kalau ini benar orderanku atau bukan.

Driver yang sedang sibuk dengan ponselnya itu menoleh, "oh iya, Nara kan, mbak?" Jawabnya kembali bertanya, aku mengangguk, lalu ia memberiku helm.

Tanpa banyak omong aku naik ke motornya, aku ingin segera sampai rumah dan istirahat secepatnya. Kepalaku pening, tubuhku lelah, badanku lengket, tulang keringku linu dan setelah aku lihat, bekasnya jadi membiru karena cecenguk sialan!

Tadi sehabis Soobin mengejekku, ia berlalu meninggalkanku begitu saja. Rasanya aku ingin menangis saat itu juga. Sudah aku yang lelah sendirian, tulang keringku dipukul dengan kekuatan dalamnya dan mengataiku lebay seenak jidatnya.

Memang dia itu kejam seperti iblis, sungguh!

Tin Tin

Aku mengedarkan pandangan dan mengeluh seketika melihat ibu kota yang selalu macet seperti ini.

Tapi tunggu, ini... di mana? Kok jalannya terlihat asing? Atau drivernya mau ambil jalur yang lain? Yang tidak aku ketahui misalnya.

"Pak, ini benar atas nama Nara, kan?" Tanyaku sekali lagi, kali ini sedikit berteriak. Driver itu memiringkan tubuhnya dikala laju kendaraan ditahan karena adanya lampu merah.

"Lho Nara? Bukan Ara?"

"Eh, nggak bercanda kan, pak?" Keningku berkerut, degup jantungku bertambah cepat.

Aku... aku takut.

"Destinasinya Komplek Latulip Blok E, kan?"

"Bu-kan..." tubuhku lemas, rasanya seperti tak memiliki tulang sebagai penyangga tubuh lagi.

"Terus gimana? Kalau saya turunin mbak di sini gak apa-apa, kan?"

"Tapi saya–"

"Saya harus jemput si mbak Ara ini, takutnya saya di laporkan yang macam-macam, nanti saya kena poin dari kantor, mbak." Hatiku mencelos, cukup tertegun.

Tidak tega juga dengan bapak driver ini, tapi bagaimana nasibku nantinya?

"O-oh iya deh pak, turun di sini aja." Baiklah aku turun dari motor di pinggir trotoar dengan pasrah.

Tanganku menyodorkan selembar uang yang aku miliki satu-satunya saat ini, dengan nominal yang kecil pada sang driver.

"Makasih ya dek." Magic!

Kini hilanglah motor matic itu dari hadapanku.

Ini adalah hari tersial pertamaku di bulan ini! Dan sekarang aku harus berpikir, bagaimana caranya aku pulang?

Sial! Sial! Sial! Choi Soobin benar-benar pembawa sial! Dasar trenggiling!

Drrrt Drrrt

Kak Tae🐯💔 is calling
Answer | Decline

-Decline-

Ah, tentunya aku tidak boleh angkat telepon dari kak Taeyong jika situasinya sedang rumit seperti ini! Aku akan kena semprot yang ada! Bukannya mencari jalan keluar, malah aku yang sukar dan berujung tangis di tengah jalan, aku tidak mau!

The Truth; Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang