5. ACCIDENT

3.5K 241 25
                                    

5. ACCIDENT

Diam-diam Siska memperhatikan Anisa dan Echa dari belakang, dia menatap intens pada gadis yang sedang berdiri diujung Roof itu. Anis sudah tau jika Siska memperhatikannya, namun dia hanya diam karena Ia pikir Siska hanya ingin memata-matai dirinya.

Echa mulai mengurai pelukannya dan berdiri disamping Anisa. Siska berjalan perlahan agar langkahnya tidak di ketahui oleh Anis dan Echa. Saat Echa baru menutup matanya, Siska mendorongnya ke depan dan hampir membuat nya jatuh ke bawah. Tangan Anis dengan cekatan memegang dan menggenggam erat tangan Echa, Siska yang hendak pergi dari tempat itu dapat dicegah oleh kaki Anis yang menjegal agar dia terjatuh.

Suara riuh dari siswa siswi yang ada di bawah tidak dapat dielakkan lagi. Begitu juga siswa yang ada di kantin, mereka segera berlarian keluar gedung sekolah untuk melihat Echa yang hampir jatuh dari Roof itu.

"Ada apaan?" tanya Shandy dingin.

"Itu bang, Echa hampir jatuh dari Roof,"

"Axel sama Dion ikut gue ke Roof, yang lain tunggu dibawah sambil amanin anak-anak, usahain jangan sampe ada yang berani videoin kejadian ini, ngerti kan?" ujar Shandy pada gerombolan laki-laki dihadapannya.

Anisa berhasil menarik tangan Echa hingga posisinya aman. Siska bangkit dan langsung mendorong nya hingga terjatuh.

"Anisa!" Echa berteriak sekencang mungkin.

Anisa mencoba untuk berpegangan pada pembatas yang ada, kedua tangannya mencengkeram kuat pembatasan tersebut.

Shandy berlari sekuat tenaga untuk sampai di Roof secepat mungkin, namun Anis tidak kuat lagi menahan tumpuan yang terletak pada kedua tangannya, pegangannya perlahan mulai terlepas. Anis tersenyum tipis dan membiarkan tubuhnya jatuh ke bawah.

BRUKKK...

Anis terjatuh dan berlumuran darah, Axel langsung menelpon ambulance dan Nathan memberi tahu kepala sekolah. Shandy sangat marah, tangannya mengepal dengan kuat saat melihat Siska yang hendak pergi dari Roof. Ntah apa yang ada diotak perempuan itu hingga berbuat senekat ini, yang jelas Ia sudah membuat kesalahan yang sangat fatal.

"LO MAU KABUR KEMANA, BANGSAT?!"

Kini, Siska hanya bisa diam dan menunduk dengan rasa takut. Jari-jemari lentiknya meremas uhung roknya karena merasa gemetar dan sangat takut. Ia sadar, betapa berbahayanya Shandy ketika Ia sedang marah, apalagi selama ini seantero sekolah tau, Shandy sangat dekat dan selalu menjaga Anisa. Sebuah tangan mencengkeram erat pergelangannya membuat Siska semakin tak tenang. Shandy menyeretnya hingga ke tengah-tengah lautan manusia yang tadinya mengamati Echa yang hampir jatuh dari Roof.

"Puas lo?" tanya Shandy dingin.

Siska tidak berani menjawab dan suara isakan tangisnya semakin jelas.

"Ini yang lo mau?" tanya Shandy lagi dengan sorot mata elang yang seolah-olah siap menerkam mangsa dan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Maaf kak," jawabnya terbata-bata.

"Dengan kata maaf bisa balikin semuanya?"

"Ta-tapi gue gak sengaja, kak," Ia mencoba memberanikan diri untuk menjawab meskipun suaranya terdengar bergetar, Ia sangat amat tau bahwa perbuatannya kali ini melebihi kata 'keterlaluan'.

"LO BILANG GAK SENGAJA? LO DORONG ANIS SAMPE DIA JATUH KE BAWAH LO BILANG GAK SENGAJA?!" ucap Echa dengan penuh emosi.

"Udah Cha udah," Nathan mencoba menenangkan.

"Tenang? Sahabat gue masuk Rumah sakit gara-gara cewe sinting kaya dia, gue harus tenang? Mikir!"

Shandy mendekat dan mengangkat dagu Siska agar menghadap padanya.

Problem [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang