Happy reading :v
.
.
.Gedung berlantai enam itu kini dibatasi oleh garis polisi pada beberapa areanya. Setelah melihat kejadian tadi, Yoongi langsung menghubungi polisi, memintanya untuk segera datang ke gedung tempatnya bekerja itu. Jungkook? Pemuda itu bahkan seakan tak bisa bergerak setelah menyaksikan kejadian yang cukup tragis di depan matanya.
Ya, seseorang melompat dari atap gedung saat Jungkook melihat ke bawah melalui jendela tadi.
"Permisi, bisakah kami bertemu dengan tuan Jeon Jungkook? Kami ingin meminta beberapa keterangan darinya." Tanya seorang polisi muda.
"Jungkook?" Yoongi menegur Jungkook yang seakan masih shock akan apa yang dilihatnya tadi. "Jungkook, polisi ingin memintaimu keterangan." Yoongi menepuk bahu Jungkook pelan.
"A-ah, baiklah." Ucapnya, Jungkook meneguk sedikit air yang disediakan untuknya untuk sekedar menenangkan diri lalu keluar mengikuti polisi yang memanggilnya tadi.
"Jeon Jungkook, benar?" Tanya polisi tersebut.
"Ya," jawabnya.
"Saya Kim Namjoon dari pihak kepolisian akan menanyakan beberapa hal kepada anda. Apakah anda bersedia?"
"Ya, saya bersedia."
***
"Jadi itu tuan Yook?" Tanya Yoongi kepada Jungkook.
Sekarang keadaan sudah lebih tenang, walaupun masih ada beberapa polisi yang berlalu-lalang di sana, Jungkook pun sudah selesai dimintai keterangan kini sedang duduk bersama Yoongi di lorong dekat studio milik Yoongi.
"Ya, dan ini kasus bunuh diri."
"Ah, aku tak menyangka pria tua menyebalkan itu berakhir bunuh diri." Ucap Yoongi datar.
"Kau mengenalnya, hyung?"
"Tidak ada yang tidak mengenalnya, kecuali kau karena kau masih baru disini. Pria tua itu sungguh menyebalkan dan sok berkuasa di agensi ini, untung saja Seokjin hyung berbaik hati masih mau mempekerjakannya, tapi ternyata pria tua itu malah berakhir bunuh diri, dan apa pula penyebabnya?" Omel Yoongi.
"Depresi. Setelah diselidiki, polisi mengetahui latar belakang tuan Yook dan menyimpulkan jika tuan Yook mengalami depresi dan akhirnya memilih untuk bunuh diri."
"Memang, bagaimana latar belakangnya?" Tanya Yoongi penasaran. Tak mungkin bukan jika seorang yang sangat angkuh tiba-tiba memutuskan mengakhiri hidupnya?
"Dari yang aku dengar, anaknya yang masih berusia tujuh tahun ditemukan meninggal karena tenggelam di bathtub rumahnya sendiri, setelah itu istrinya pergi karena kelakuannya yang semakin buruk. Lalu dari sumber lain pun mengatakan jika tua Yook sering mengatakan hal-hal yang tidak masuk akal belakangan ini," Jungkook menjeda ucapannya untuk mengambil nafas.
"Orang-orang terdekat dengan tuan Yook bilang jika tuan Yook sering mengatakan jika ada yang mengikutinya."
"Me-mengikutinya? Ku rasa pria tua itu memang sudah gila." Yoongi menggelengkan kepalanya setelah mendengar cerita Jungkook tadi.
"Hyung, sejujurnya aku takut." Keluh Jungkook.
"Takut? Apa yang kau takutkan?"
"Aku merasa tidak tenang akhir-akhir ini. Aku merasa se-seperti diawasi." Ujar Jungkook ragu. "Aku tak bisa mengatakan ini kepada Taehyung hyung, karena aku tak ingin membuatnya cemas. Dia sudah cukup sibuk dengan pekerjaannya." Lanjutnya.
Yoongi mengelus lembut pundak Jungkook, dia mengerti rekan kerjanya yang masih sangat muda itu pasti sedikit trauma dan menjadi paranoid setelah melihat kejadian tadi dengan mata kepalanya sendiri.
"Percayalah, jika kau yakin kau akan baik-baik saja, maka semuanya akan baik-baik saja. Lagipula kasus bunuh diri seseorang tidak ada sangkut pautnya denganmu bukan?"
"Ne, hyung. Terima kasih."
"Ekhem! Jungkook-ssi,"
Jungkook mendongak untuk melihat siapa yang memanggilnya.
"Apa ada yang bisa saya bantu lagi, Namjoon-ssi?" Tanya Jungkook sopan.
"Ah, tidak, kami hanya ingin mengucapkan terima kasih untuk keterangan yang telah anda berikan, selamat sore." Ucap polisi itu sebelum dia dan polisi lainnya meninggalkan gedung tersebut.
***
"Hari yang melelahkan..." Jungkook membanting tubuhnya pada kasur empuk rumahnya. Dalam benaknya terus berputar bagaimana dirinya menyaksikan langsung seseorang jatuh dari ketinggian hingga menghantam semen keras dibawahnya. Bahkan genangan darah yang dilihatnya masih terbayang dengan sangat jelas di matanya.
"Ah, aku bisa gila jika seperti ini terus, sial!" Umpatnya.
Jungkook keluar dari kamarnya, kini duduk di kursi ruang keluarga, berhadapan dengan televisi di depannya. Jungkook mengambil remote control, menyalakan televisi tersebut, menggonta-ganti channel hingga berhenti pada channel yang menayangkan talk show dengan hyungnya sebagai bintang tamu.
"Taehyung hyung sungguh beruntung dikenal banyak orang." Gumamnya.
"Andai aku bisa menjadi bintang sepertinya, apakah aku tidak akan kesepian dirumah seperti ini?"
Dulu Jungkook memang bercita-cita menjadi seorang idol, namun dia sadar jika dirinya terlalu pemalu untuk menjadi seorang idol yang harus berhadapan dengan publik, akhirnya Jungkook memutuskan untuk menjadi produser musik. Dan Taehyung lah yang memasukkannya ke agensi milik Seokjin.
"Ah, aku sungguh merindukan eomma dan appa, merindukan kakek juga, kenapa disaat sepi seperti ini aku selalu mengingat mereka?"
Jungkook memantapkan niatnya, bulan depan dirinya harus mengunjungi eomma dan appanya bersama Taehyung.
"Ah ini sungguh membosankan, tidak adakah yang bisa kulakukan selain menganggur seperti ini?"
Jungkook mengusak rambut dan wajahnya, mematikan televisi kemudian berjalan menuju dapur untuk mengambil minuman.
"Lebih baik aku menyelesaikan pekerjaan saja."
Jungkook menuangkan air putih kedalam gelasnya lalu membawanya masuk kedalam kamarnya. Mengambil laptopnya yang tersimpan di laci meja belajar dalam kamarnya, namun saat hendak membawanya keatas kasurnya, Jungkook melihat secarik kertas yang berada di bawah laptopnya tadi.
Jungkook mengambil kertas tersebut kemudian membaliknya dan membaca tulisan yang tertera disana.
'Aku ada di sekitarmu'
Begitulah tulisan yang tertulis disana.
"Apa maksudnya ini? Iseng sekali menaruh kertas ini di kamarku. Tapi, tunggu— bukankah ini tulisan tangan Tae-hyung?"
.
.
.TBC...
Sorry pendek ya, see you next chapter :) jangan capek nunggu walaupun ff ini jarang update :') luv you all ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
SAVE ME [Jeon Jungkook]
FanfictionKetika sang iblis kembali, adakah yang akan menolongku? Start: 03/02/2019 ⚠️⚠️⚠️ Mengandung konten yang menggambarkan kekerasan dan adegan berdarah-darah. Jadilah pembaca yang bijak dalam memilih bacaan, tinggalkan cerita ini jika membuat Anda tida...