DDS Lima

132 2 0
                                    

Sejak saat itu Alwin dan Ryn makin dekat, sementara Nicky mulai berusaha untuk mendekati Anissa. Walaupun Ryn senang karena akhirnya bisa dekat sama Alwin, tapi ada sisi lain yang bikin Ryn ragu. Ryn ragu karena dia belum mendapatkan jawaban kenapa akhir-akhir ini Alwin mendekatinya padahal sebelumnya Alwin dekat dengan Anissa.

            Sebenarnya gue senang bisa dekat sama lo Win, tapi gue ragu sama lo. Gue takut kalau lo deketin gue itu cuma pelarian karena lo enggak bisa dapetin Anissa, batin Ryn.

            "Lo kenapa Ryn bengong aja?" tanya Angel mengagetkan Ryn.

            "Enggak apa-apa kok, oh iya Anissa mana? Katanya mau ke toko buku?" jawab Ryn.

            "Katanya sih lagi on the way ke sini, paling sebentar lagi dia datang," kata Angel sambil melanjutkan membaca majalah.

Hari ini memang Anissa, Angel dan Ryn janjian pergi ke toko buku tapi mereka kumpul dulu di rumah Angel. Tak lama kemudian Anissa pun sampai di rumah Angel.

"Duh sory Ryn, Angel gue telat. Tadi abis nganter mamah dulu ke supermarket," kata Anissa sambil duduk di samping Ryn.

"Enggak apa-apa kok Nis, lagian gue juga belum siap-siap. Lihat aja baju gue masih pake baju tidur," kata Angel.

"Iya Nis, lo tau enggak si Angel juga kayaknya belum mandi. Masa tadi pas gue datang dia masih tidur. Parah kan?" ceplos Ryn.

"Enak aja lo gue sebelum sholat subuh langsung mandi tau, tapi gue males ganti baju makanya masih pake baju tidur. Ya udah gue mau ganti baju dulu ya. Nis, kalau lo mau minum ambil sendiri ya," kata Angel sambil berjalan menuju kamarnya.

"Iya. Lo mah kayak sama siapa aja," kata Anissa sambil cemberut.

Memang Anissa, Ryn dan Angel bersahabat dari kecil jadi udah kaya saudara sendiri. Lagipula orang tua mereka juga udah sahabatan dari zaman ortu mereka muda, jadi kalau salah satu dari mereka main ke rumah, mereka enggak segan-segan ngambil minum sendiri tapi sepengetahuan orang rumah ya. Tak lama kemudian Angel pun keluar kamar dengan pakaian kasualnya dan mereka pun segera berangkat ke toko buku.

***

            Tak lama kemudian mereka sudah sampai ke toko buku dan mereka pun mencari buku yang mereka ingin beli.

            "Nis, gue boleh tanya sesuatu enggak?" kata Ryn sambil melihat buku yang ada di depannya.

            "Ya boleh lah Ryn. Lo mau tanya apa?"

            "Tentang lo sama Alwin. Lo pacaran ya sama Alwin?"

            Anissa tertawa. "Ryn lo lucu."

            "Ah lo Nis, gue nanya serius malah diketawain," kata Ryn cemberut.

            "Kalau iya kenapa? Kalau enggak kenapa?"

            "Ya enggak apa-apa sih."

            "Lo cemburu ya?"

            "Enggak. Ya kalau lo enggak mau jawab ya enggak apa-apa."

            "Kalau lo cemburu bilang aja, lagian lo enggak usah cemburu sama gue, gue sama Alwin cuma temen."

            "Serius lo? Bukannya lo deket sama dia. Gue kira lo pacaran sama dia?"

            "Ngapain gue bohong sama lo Ryn, lagian coba lo pikir sekarang kan dia lagi deketin lo. Kalau gue sama dia pacaran, harusnya gue cemburu tapi sampai hari ini gue masih santai aja kan?"

            "Iya juga sih, kan kalau lo lagi cemburu sama orang lo suka marah-marah enggak jelas dan suka banting-banting barang."

            "Hah gue suka kayak gitu ya? Kayaknya enggak deh. Lo mah suka ngaco. Kenapa lo tanya gitu?"

            "Hmm... Nis, jujur aja ya, sebenernya kalau liat lo lagi deket sama Alwin perasaan gue beda. Kaya enggak suka gitu, kalau lo deket sama dia..."

            "Oh itu namanya lo cemburu, tapi tenang aja Ryn gue enggak ada apa-apa sama dia," potong Anissa.

            "Ih lo mah gue kan belum selesai ngomongnya. Tapi gue tenang Nis, kalau lo emang enggak pacaran sama dia. Bukannya apa-apa gue takut lo marah sama gue dan lo anggap gue sebagai perebut pacar orang."

            "Enggak lah Ryn," kata Anissa sambil tersenyum. Tiba-tiba Angel datang dari belakang Ryn.

            "Ayo lagi pada ngomongin apa nih? Kok gue enggak diajak sih?" tanya Angel.

            "Ini nih si Ryn katanya suka sama Alwin," jawab Anissa.

            "Apaan sih lo Nis?" kata Ryn malu.

            "Cie... Ryn lagi love-love di udara nih. Duh berarti cinta Alwin terbalas dong."

            "Maksud lo Ngel?" tanya Ryn tak mengerti.

            "Jadi lo belum tau Ryn? Kirain gue dia udah bilang," kata Anissa.

            "Bilang apa?" tanya Ryn masih tidak mengerti.

            "Nanti juga lo tau Ryn, kalian udah nyari bukunya?" jawab Angel.

            "Udah nih," kata Anissa sambil memperlihatkan buku yang ingin dia beli.

            "Ya udah kita bayar yuk. Abis ini kita mau kemana?" tanya Ryn.

            "Shopping," jawab Angel dan Anissa kompak. Mereka bertiga pun pergi ke kasir dan menuju ke tempat pakaian.

***

            Disisi lain saat bidadari-bidadari mereka asyik shopping, sang pangeran malah asyik makan disebuah restoran fast food di mall yang sama saat sang bidadari shopping.

            "Win, kayaknya lo makin deket sama Ryn. Jangan-jangan cewek yang lo maksud itu si Ryn ya?" tanya Kiki.

            Alwin hanya tersenyum. "Kalau iya kenapa? Lo cemburu? Kan lo udah punya Angel?"

            "Iya enggak kenapa-kenapa sih Win, gue cuma penasaran aja sama cewek yang lo suka. Berarti bener dong sama tebakan Nicky."

            "Nick, lo nebak kaya gitu kenapa?"

            "Iya gue cuma asal tebak aja Win. Ternyata tebakan gue bener ya?" Alwin hanya mengangguk.

            "Oh iya guys, kalian mau nembak cewek idaman kalian kapan?"

            "Belum tau nih, lagian kan gue baru deket banget sama Anissa belum lama," jawab Nicky.

            "Gue punya ide, kan 4 bulan lagi mau ngadain prom night gimana kalau kita nembak mereka pas acara itu," kata Alwin.

            "Boleh juga ide lo Win," kata Kiki.

***

revisi part 5 done

            

DIAM-DIAM SUKA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang