DDS Sembilan

93 1 0
                                    

"Nis, lo lapar enggak? Kita makan dulu yuk," tanya Nicky.

          Anissa nyengir. "Kok lo tau sih kalau gue laper? Iya Nick gue lapar, tadi sebelum berangkat ke prom gue belum makan. Gara-gara si Angel nih maksa buru-buru datang ke prom jadinya gue belum makan."

          "Ya ampun Anissa lo jangan telat makan gitu dong, nanti lo sakit," kata Nicky.

          "Makasih ya Nick lo udah perhatian sama gue."

          "Iya. Udah nyampe nih, turun yuk", ajak Nicky. Nicky dan Anissa turun dari mobil Nicky.

          "Ya ampun Nick, lo enggak salah ngajak gue kesini? Ini tuh restoran paling mahal di Jakarta,"

          "Ya enggak lah Nis, yuk masuk," kata Nicky sambil menggenggam tangan Anissa hingga membuat Anissa terkejut.

          Ya ampun kok gue deg-degan gini ya pas Nicky genggam tangan gue. Ada perasaan lain yang menggetarkan hati gue, atau gue jatuh cinta ya sama Nicky? batin Anissa.

          "Loh Nis kok malah bengong sih? Ayuk..." kata Nicky. Anissa  tersadar dari lamunannya dan mengangguk. Mereka berdua memasuki restoran itu.

          Restoran itu memang restoran paling mewah di Jakarta, restoran dengan pemandangan yang indah dan cukup romantis karena berada dekat dengan pantai. Restoran itu juga memiliki dua pilihan tempat untuk duduk jika ingin menikmati angin pantai serta mendengar suara deburan ombak silahkan pilih untuk duduk di luar, namun jika ingin tempat yang lebih tenang restoran itu memiliki tempat duduk yang berada di dalam ruangan. Tapi Nicky telah mem-booking tempat di outdoor karena tempat itu dekat dengan pantai. Di sekeliling tempat duduk yang menghadap pantai itu ada banyak sekali lilin-lilin cantik yang melingkarinya.

          Melihat itu Anissa tampak kaget dan takjub. "Ya ampun pantai ini kalau malam cantik banget ya? Gue enggak nyangka kalau restoran ini ada tempat yang menghadap ke laut."

          "Lo suka Nis? Emang lo nggak pernah kesini?" Tanya Nicky.

          "Iya gue suka. Gue pernah kesini tapi gue makannya dibagian indoor dan gue juga enggak tau restoran ini deket sama pantai," jawab Anissa.

          "Gue seneng kalau lo suka. Ya udah duduk yuk," ajak Nicky.

          "Hmm... tapi kok aneh ya tempat duduknya cuma ada satu?" tanya Anissa sambil melihat sekeliling.

          Nicky hanya tersenyum, tak lama kemudian datang seorang pelayan sambil membawa makanan yang sudah dipesan Nicky sebelumya.

          "Silahkan mas, mbak selamat menikmati," kata pelayan itu. Kemudian pelayan itu pergi.

          "Yuk Nis, makan," kata Nicky. Anissa hanya mengangguk dan memakan makanan yang dibawakan  pelayan itu.

          Tak lama kemudian datang seorang pemain biola. Pemain biola itu memainkan biolanya. Terdengar alun suara biola memainkan lagu "Christina Perry - A Thousand Year"

Heartbeast fast

Colors and promises

How to be brave

How Can I love when I'm afraid to fall

But watching you stand alone

All of my doubt suddenly goes away somehow

One step closer

I have died everyday waiting for you

Darling don't be affraid I have loved you

For A thousand year

I love you for a thousand more

          "Ya ampun ini  lagu favorit gue Nick, kok pemain bola itu tau ya kalau gue suka sama lagu itu?"

          "Ya mungkin kebetulan aja kali. Hmm... Nis, aku boleh tanya sesuatu sama kamu?" kata Nicky.

          "Ya bolehlah emang lo mau nanya apa?" tanya Anissa.

          "Sebenarnya dari awal kita ketemu aku udah suka sama kamu. Tapi baru malam ini aku mau jujur sama kamu, aku sayang sama kamu Nis, kamu mau jadi pacar aku?" kata Nicky sambil membuka kotak cincin di depan Anissa. Anissa terkejut mendengar ucapan Nicky.

          "Sory Nick, gue..." kata Anissa terpotong.

          "Kalau kamu belum mau jawab sekarang juga enggak apa-apa kok Nis, tapi kamu harus terima  cincin ini. Kalau kamu terima aku, kamu harus pakai cincin ini tapi kalau nggak kamu boleh kembaliin cincin ini sama aku," kata Nicky sambil memberikan kotak yang berisi cincin itu ke Anissa. Anissa menerima kotak cincin itu.

          "Kamu tau Nick, dari kecil aku selalu berkhayal ada seorang pangeran yang menyatakan cinta di pinggir pantai yang dikelilingi oleh lilin cantik dan aku terima kasih banget sama kamu Nick, karena malam ini kamu telah mewujudkan  mimpi aku itu. Tapi aku minta maaf Nick kalau..." Anissa menghela nafas panjang.

          "Aku tau Nis kamu enggak bisa nerima aku kan?" tanya Nicky sedih.

          Anissa menggeleng. "Maafin aku Nick, aku enggak akan terima kamu kalau kamu enggak memakaikan cincin ini dijari manis aku", lanjut Anissa mengembalikan cincin itu ke Nicky.

          Nicky mengerti dia mengambil cincin itu dan memakainya di jari manis Anissa. "Makasih ya Nis, kamu mau terima aku. Tadi aku pikir kalau kamu nolak aku," kata Nicky sambil mencium tangan Anissa.

          "Aku juga suka sama kamu Nick, mana mungkin aku nolak orang aku suka," kata Anissa.

          "Makasih ya Nis, tuan putri maukah kau berdansa denganku?"

          "Tentu saja pangeran," jawab Anissa sambil tersenyum. Anissa dan Nicky berdansa diiringi alunan merdu sang pemain biola.

***

revisi part 9 done

DIAM-DIAM SUKA (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang