#4 Curiga

5 0 0
                                    

          
Malam hari. Setelah selesai Shalat Isya Andree mengerjakan tugas kampusnya di rumah. Tiba-tiba handphone Andree berbunti chat masuk.

'Bip'

"Lagi ngapain nyu?" Chat Icha ke BBM Andreea

"Ngerjain tugas, Nyu." balas Andreea

"Kirain lagi teleponan sama Ucok." balas Icha

"Teleponan apaan, dia aja jam 8 udah tidur, gimana teleponan." balas Andreea

"Ihhh kasian banget, gue dong lagi didepan tivi, nonton tv cable, sambil bbm-an sama pacar gue." Icha membalas

Andreea menahan nafas. Prihatin dengan dirinya.

"Ucok cape katanya, latihannya gila." balas Andreea

"Ahh yang bener, di cek Ucok-nya, kali aja lagi jalan sama cewek" Ledek Icha

R (Re : Read) terlihat di chat room Icha.

Andreea tidak membalas. Jengkel. Ada sedikit iri dalam dirinya, dan sedikit rasa curiga.

Ya, omongan Icha ada benarnya, ga salah. Tapi lebih salah kalo Andreea nyalahin Jordi karena tidur cepat. Positif Thinking, Andreea.

Andreea harus sugesti dirinya kalau Jordi tidak seperti itu. Jordi itu anak baik kok, dia pasti ngerti apa yang harus dia lakukan.

Memang dia bebas, dan tidak mau diatur-atur, tapikan gue ga pernah ngatur dia juga. Terus apa yang harus gue takutin? Ucap Andreea dalama hati.

Memang, Andreea baru belajar sedikit demi sedikit memahami seorang Jordi, dan jangan lupakan tentang pergaulan serta lingkungan yang sangat berengaruh dalam kehidupan Jordi.

Lingkungan yang bebas, tidak terkontrol sangat memudahkan pelakunya mempunyai kesempatan melakukan apapun. Baik positif atau negatif. Tidak ada yang bisa mencegah, yang mereka tahu mungkin hanya kesenangan. Bahkan keluarga-pun terkadang tidak bisa mengendalikan. Apalagi hanya komitment dengan lisan, seperti pacaran misalnya. Bisa apa sang pacar melihat kelakuan pacarnya di asrama yang tidak terlihat? Mau pasang cctv? Tidak mungkin! Mau bertanya dengan temannya? Bisa saja bohong dan kong-kali-kong. Mau samperin tiap hari? Sangat-tidak-mungkin. Lalu apa solusinya? Andreea berpikir, kalau iya Jordi nakal, Ia serahkan semuanya dengan CCTV yang Maha Tahu Segalanya, Tuhan Yang Maha Esa. Tuhan pasti akan memberi tahu kalau Jordi itu baik, atau sebaliknya. Ini persoalan komitmen dengan diri sendiri, bukan orang lain. Kalau dia sudah bisa komit dengan dirinya, pasti dia sudah bisa komit dengan lingkungan, pergaulan, dan keadaan.

Sayangnya, Andreea hanya melihat yang 'tersedia'. Melihat Icha dan Rangga yang romantis sekarang, tidak melihat prosesnya dulu. Tahap belajar Andreea memahami Jordi tidak sematang pemahaman Icha ke Rangga yang sudah melangkah jauh kedepan. Ibarat permainan sepeda, Icha dan Rangga sudah bisa ikut kompetisi sepeda, sedangkan Andreea baru belajar mengayuh sepeda. Masih Basic. Jauh sekali perbedaannya.

Sehingga, Andreea berkiblat dengan Icha dan Rangga, plek-plekan.

Itulah yang keliru.

Andreea meniru 'gaya' Rangga dan Icha. Rangga dan Icha sangat romantis, Andreea juga ingin Jordi begitu. Rangga sangat takut kehilangan Icha, Andreea juga ingin Jordi seperti itu. Rangga masih bisa telepon Icha sampai tengah malam, Andreea juga ingin Jordi begitu terhadap dirinya. Padahal orang memiliki treatment yang berbeda-beda.

Iri?  Iya!

Ia berpikir, perempuan mana yang hatinya tidak sedih mendengar semua cerita dari hubungan indah sahabatnya dan kekasih sahabatnya.

Prihatin. Andreea merasa Jordi mengada-ada.

Andreea mulai Curiga.

Curiga kalau Jordi ternyata benar bohong seperti apa yang dibilang sahabatnya. Curiga kalau Jordi bohong dia ingin serius. Bahkan Andreea Curiga kalau ia tidak tidur jam 8 malam.

Andreea kehilangan ke-postif-an-thinking-nya.

Sudah berani complain ke Jordi tentang waktu yang diberikan, tentang perhatian yang tidak sebanyak Icha dan Rangga, tentang jam tidur, tentang pergaulan. Andreea melampaui batas. Curiga tingkat tinggi.

Sampai akhirnya mereka berselisih paham.

MILLION DIFFERENT WORLDSWhere stories live. Discover now