#5 Minggu Yang Mencekam

4 0 0
                                    



"Kamu yang bener ada latihan jam segini? Udah sore gini? Kok aku ga pernah dikasih tau tentang kapan aja jadwal kamu sih?" Andreea mendesak Jordi

"Yakan kamu udah tau Neng, aku jugakan kalo latihan bilang." Jawab Jordi santai

"Ya tapi akukan ga tau kamu bener atau ngga latihannya. Kamu ga bohongin akukan?" Andreea masih mengorek

"Ngapain aku bohong." Ucap Jordi singkat

Semenjak itu, rasa curiga Andreea semakin besar. Ia tidak bisa berpikir objektif seperti diawal hubungannya dengan Jordi. Andreea terpengaruh? Atau terlalu banyak menuntut? 

Tapi dipikiran itu wajar. Sebagai pacarnya gue juga berhak dapat apa yang udah seharusnya. Gue berhak tau kapan aja jadwal latihannya dia. Ucap Andreea dalam hati.

Andreea konflik batin. Ia bingung, siapa yang harus dia percaya. Sahabatnyakah? Atau pacarnyakah? Dua-duanya ada plus minus.

Ia berpikir sahabatnya pasti tidak akan pernah membohongi dirinya, jadi tidak mungkin dia berbohong. Lagu pula akses satu-satunya yang bisa ia tanya tentang dunia Rangga dan Jordi ya hanya Icha, tidak ada yang lain.


Andreea tidak punya teman di dalam circle-nya Jordi atau Rangga. Sedangkan Jordi, Andreea berpikir, mungkin saja dia masih bisa bohong sama Andreea. Toh Andreea juga tidak tau apa yang sedang dilakukan Jordi.

Andreea mengambil nafas, dan memutuskan untuk mempercayai sahabatnya lagi untuk kedua kalinya.

"Aku tuh bingung, aku tuh harus percaya siapa sebenernya. Aku tuh sayang sama kamu tapi kamu pernah bohongin aku juga. Aku ga tau harus gimana lagi. Aku ga suka dibohongin gitu" Ucap Andreea ke Jordi.

"Kamu lebih percaya omongan sahabat kamu kan? Terusin aja." Ucap Jordi.

Keadaan memanas. Hubungan mereka diujung tanduk. Mungkin terselamatkan mungkin juga tidak.

Andreea gelisah, galau. Ia masih bingung harus bagaimana. Disatu sisi ia percaya sekali dengan sahabatnya, disatu sisi ia mempunyai rasa kepada Jordi. Ia tidak mengikuti kata hatinya.

Andreea berpikir, apa yang harus ia lakukan. Dalam minggu itu komunikasi mereka tidak terlalu baik. Karena selisih paham itu.

Andreea menenangkan dirinya. Mencoba melawan segala gengsi dan kerasnya. Itu hal yang sangat mustahil dilakukan Andreea sebenarnya.


Tapi, melihat ia mau memperbaiki hubungannya dengan Jordi Andreea-pun abaikan itu jauh-jauh. Bahkan ketika Icha cerita tentang bagaimana image Jordi di Asrama, yang ia dibilang playboy, rebel, dan suka pembangkang. Andreea sudah berusaha untuk mengabaikan. Tidak peduli lagi.

Tapi, ternyata niat itu semuanya luntur ketika Hari Minggu pada pekan itu, ada sebuah pesan BBM masuk kedalam handphone-nya.

"Neng, kayanya hubungan kita harus selesai."

Andreea terkejut. Hatinya bergetar. Matanya membasah.

Jordi putusin gue? Ucap Andreea dalam hati sambil menatap layar handphone-nya lamat-lamat.

Andreea menangis. Bukan karena dia cengeng. Atau karena ia sedih dia diputusin. Tapi, yang buat dia sedih adalah, disaat Andreea memutuskan untuk mempercayai Jordi dan berniat memperbaiki hubungannya dengan Jordi, ini yang terjadi.

Membuang gengsi dan ego, bukan perkara mudah buat Andreea. Itu adalah hal tersulit kedua untuk Andreea didunia ini setelah matematika.

Ya sudah, nasi sudah menjadi bubur.

Tanpa memberi penjelasan apapun Andreea mengiyakan permintaan Jordi tersebut.

Hari Minggu ini, minggu kedua hatinya sedih, setelah kejadian di Bandung waktu itu.

Hari Minggu yang mencekam.

Jordi Jahat. Pikir Andreea waktu itu.

MILLION DIFFERENT WORLDSWhere stories live. Discover now