#3 Kambuh

6 0 0
                                    


"Aku tuh bukannya marah kamu begitu, kenapa kamu ga jujur aja sih? Lagi pula, kamu ngapain di luaran sana akupun ga bakal tau. Kamu mau bohong, mau main, mau selingkuh sekalipun aku ga bakalan tau kan? Aku berharap kejadian itu semua penjelasan kamu ke aku itu jujur." ucap Andreea

"Iya Neng. Aku tuh cuma sama temen-temenku aja." balas Jordi

Okay. Kasus itu selesai. Andreea memilih mempercayai keduanya. Mempercayai Icha dan Jordi. Adilkan?

Sejak saat itu, Jordi jadi lebih manis.

Tapi terkadang juga menyebalkan.

Kadang dia bilang kalo 'kayanya kita emang beda ya?' Beda? Apa yang beda ? Usia? Agama ? Itu mah jelas. Tapi saat itu kita sama sekali ga membahas hal itu. Mungkin karena terlalu dini. Atau rasa suka diantara kita mengalahkan logika yang seharusnya.

Hari sabtu pekan depan, Jordi telepon disela-sela hari istirahatnya. Ia bilang kalo dia lagi pusing lagi banyak masalah ini dan itu. Dan ia bilang hubungan ini bisa terancam. What?! Apa hubungannya?

Dia mau kita putus gitu? Andreea bertanya dalam hatinya. Jordi terdiam. Hati Andreea bergetar.

"Aku sayang sama kamu loh, Neng." Ucap Jordi

"Terus kamu pikir aku ngga?" balas Andreea

"Tapi aku ga tau ini mau dibawa kemana, kamu perempuan baik-baik." ucap Jordi tenang

"Maksudnya apa sih nih?" Andreea bertanya heran

"Ngga udah lupain aja. Yaudah aku tidur dulu nanti kalo udah bangun aku telepon lagi." Ucap Jordi

"Okey." Ucap Andreea membalas

Heran, Jordi itu kenapa? Aneh banget sikapnya, ga jelas, labil. Dia itu mau putus sama gue apa gimana? Semua pertanyaan memenuhi kepalanya.

Dalam seminggu, mereka bertemu hanya beberapa kali. Tidak sering. Karena jadwalnya latihan Jordi yang full, dan 'kegiatan-kegiatan' lainnya.

You Know, Jordi itu tipekal orang yang unik. Dia keras kepala. Jelas! karena dia lahir dibulan April. Tapi hatinya lembut, ini juga jelas, itu karakter 'April banget'. Ia terlihat cuek padahal ia peduli. Gengsi, galak, ngeselin, tapi sebenernya penyayang. Andreea itu melihat Jordi seperti lagi ngaca. Dia cerminan banget! Andreea Versi cowok mungkin. Mungkin juga karena mereka sama-sama lahir dibulan April. Biasanya orang April itu jatuh cinta kepada orang yang tak acuh, tapi sebenernya dia peduli. Persis Jordi. Ditambah Jordi bisa menjadi dirinya sendiri, apa adanya, dan tidak membosankan.

Tapi Andreea sadar, statement Jordi yang bilang 'Kita itu emang beda' ada benarnya. Bukan hanya beda Agama, namun beda sudut pandang, beda pergaulan, dan yang paling penting beda pemahaman tentang hubungan ini.

Penyataan Jordi yang bilang 'Mau dibawa kemana hubungan ini?' juga benar. Andreea melihat hubungannya dengan Jordi seharusnya seperti anak kelinci yang baru lahir dan harus dirawat sampai dia besar dengan kasih sayang. Sedangkan Jordi? Entahlah. Mungkin hubungan ini perkara mudah untuknya. Kalau ia suka lanjut, kalau ga suka tinggal putus? Gitu bukan simple-nya? Andreea berpikir liar.

Hari Minggu pekan itu mereka bertemu, hanya sebentar disela-sela hari libur Jordi, disalah satu Mall dekat asrama mereka, Slipi, Jakarta Barat.

"Jaim. Kalian itu pasangan Jaim kalo ketemu." Ucap Rangga.

Andreea dan Jordi terdiam. Malu. 

Tapi walau sebentar, Andreea sangat senang bertemu pacarnya hari itu. Karena ia tahu, ketika hari senin datang, keadaan sudah kembali normal lagi. Pagi BBM sebelum Jordi latihan. Siang BBM selagi istirahat, malam BBM sebelum Jordi tidur jam 8 malam. Common Situation. Nothing Change.

Namun, dihari sabtu pada pekan itu, Jordi kembali menelepon Andreea.

Andreea tentu senang ditelepon Jordi. Nada suara yang tidak biasa, terdengar.

"Neng, kamu dimana?" Ucap Jordi

"Dirumah temen kenapa?" Ucap Andreea

"Dengerin aku baik-baik ya, aku ga bercanda!" Jordi berkata tegas

Andreea terdiam. Ada apa lagi ini? Jantungnya berdegub kencang.

"Iya aku dengerin." Jawab Andreea terkendali. Bertolak belakang dengan jantungnya yang tidak terkendali.

Andreea menarik nafas. Mengendalikan diri. Dia mencoba bersiap dengan semua perkataan yang akan keluar dari mulut Jordi. Bahkan kalau hal yang terburuk harus terjadi.

"Aku udah ga mau main-main, aku mau serius." Ucap Jordi terkendali.

Whatttttt? Gue ga salah denger? Andreea berseru dalam hatinya. 

Dia tidak akan berpikir bahwa penyataan Jordi seperti itu.

"Maksudnya ga main-main? Itu apa?" Tanya Andreea polos

"Ya, aku udah ga mau main-main sama kamu, sama hubungan ini, aku mau serius, aku mau berubah buat kamu." Ucap Jordi

UH! Thanks God. It really beyond the expectations. Ucap Andreea dalam hatinya yang cukup senang.

"Yang mau main-main itu siapa? Aku juga ga main-main. Kamu nih ya bikin aku deg-degan." Ucap Andreea jengkel dengan perasaan lega.

"Maaf ya Neng, emang kamu deg-degan ya?" Tanya Jordi meledek

"Yailahlah deg-degan, kirain aku kamu kambuh lagi. Ga jelas, aneh, labil, kaya biasanya. Abisnya tiap sabtu kalo aku perhatiin ada aja kelakukan kamu yang bikin aku deg-degan. Seneng banget kamu kayanya ngeledek ya. Kan ga lucu, aku lagi ketemu temen-temen aku terus kamu kambuh, aku nangis depan mereka." Ucap Andreea lepas

Jordi tertawa mendengar itu.

MILLION DIFFERENT WORLDSWhere stories live. Discover now