"Kayla?" tanya seorang cowok yang baru turun dari mobil. "Lo kenapa?" cowok itu khawatir melihat Kayla yang menangis. Ia langsing menarik Kayla salam pelukannya dan mengelus kepala Kayla lembut.
"Gue antetin pulang ya?" tanya cowok yang masih memeluk Kayla itu.
Kayla merasakan kehangatan ketika memeluk Karel. Yap, cowok itu adalah Karel. Tadi Karel hendak pergi ke rumah Rafi. Tapi karna melihat seorang cewek duduk di halte depan sekolahnya sendirian, akhirnya ia menghampiri cewek tersebut.
Kayla hanya diam dan terus menangis dalam pelukan Karel. Ia sangat nyaman berada di pelukan Karel. Pelukan Karel sama hangatnya dengan pelukan laki-laki yang sangat Kayla sayang dan cinta. Ia tidak tau dimana laki-laki itu berada sekarang. Sudah tiga tahun ia tak bertemu laki-laki itu.
Melihat Kayla yang diam tak menjawab ucapan Karel, akhirnya Karel membimbing Kayla ke mobilnya. Selama di perjalanan keduanya bungkam. Kayla masih memikirkan laki-laki yang ia cari itu. Kayla sangat sayang kepada laki-laki itu. Hingga akhirnya suara Karel membuyarkan lamunan Kayla.
"Lo mau langsung pulang atau mau mampir makan dulu?" tanya Karel.
"Pulang aja." balas Kayla tanpa melihat ke arah Karel.
Setelah sampai di rumah Kayla. Ia turun tanpa mengucapkan sepatah katapun kepada Karel. Karel yang sudah terbiasa dengan sikap Kayla pun memaklumi.
Kayla masuk ke rumah setelah mengucapkan salam. Biasanya hanya suara asisten rumah tangga yang menjawab salam Kayla. Tapi sepertinya oma Kayla sudah pulang dari kantor, karna Kayla mendengar omanya menjawab salamnya.
Kayla menghampiri oma yang sedang duduk di ruang keluarga. Ia menyalami tangan omanya."Kayla langsung ke kamar ya oma. Kayla capek." pamit Kayla.
"Sebentar sayang. Oma mau bicara sama kamu." ucap oma menahan Kayla.
Kayla yang mendengar itupun mengurungkan niatnya untuk ke kamar. Ia duduk berhadapan dengan sang oma.
"Besok oma mau pergi Paris selama satu bulan untuk mengurus kantor oma yabg disana. Oma ngak mungkin bisa ninggalin kamu sendirian disini. Karna itu, oma mau menitipkan kamu kepada sahabat almarhumah mama kamu."
Kayla yang mendengar ucapan sang oma sangat kaget. Karna biasanya oma akan menyuruh sekretarisnya untuk mengurus urusan kantor di Paris.
"Kenapa oma ngak nyuruh sekretaris oma aja." ucap Kayla.
"Ngak bisa sayang. Ini harus oma langsung yang turun tangan." jelas sang oma.
"Tapi kan aku ngak kenal sama sahabatnya mama itu."
"Kamu ngak usah khawatir. Orangnya baik kok, dia juga punya anak seumuran sama kamu." ucap oma meyakinkan Kayla.
"Tapi oma harus janji langsung pulang kalau urusan oma udah selesai. Oma juga harus selalu kabarin Kayla." ucap kayla. Oma dapat menangkap rasa takut pada mata Kayla. Ia memaklumi hal itu.
"Oma jangan ninggalin Kayla kayak yang lain. Kayla cuma punya oma sekarang." ucap kayla sendu. Ia paling lemah kalau membahas masalah keluarga. Jika diberikan pilihan, Kayla akan memilih bertarung dengan sepuluh orang berbadan kekar daripada membahas keluarganya.
"Kamu ngak perlu khawatir sayang. Oma ngak mungkin ninggalin kamu." ucap oma Kayla menghampiri Kayla dan memeluknya."Yaudah kamu ke atas sekarang, mandi ganti baju setelah itu kita makan malam. Nanti oma anterin kamu ke rumah sahabat mama kamu."
"Ya oma."*****
Sekarang Kayla sedang menyiapkan barang-barang yang akan ia bawa ke rumah sahabat mamanya. Ia akan menginap selama satu bulan disana. Dalam hati kayla bertanya-tanya, apakah sahabat mamanya itu baik atau justru killer. Tapi ia yakin, mamanya tidak mungkin salah dalam memilih sahabat.
Setelah selesai berkemas, Kayla bersama omanya pergi ke rumah sahabat mamanya. Ketika sampai di tempat tujuan, mata Kayla terasa segar melihat rumah mehah dengan halaman yang luas dan berbagai macam tanaman maupun bunga di sekelilingnya. Disana juga terdapat mawar putih yang menambah kelas elegan.
Kayla takjub dengan halamannya. Ia sangat suka mawar putih. Tapi ia benci mawar merah.
Ada alasan kenapa Kayla membenci mawar merah.
Setelah terdiam cukup lama. Suara omanya mengagetkan Kayla. Lalu mereka masuk ke dalam rumah tersebut. Seorang wanita seumuran mamanya membukakan pintu untuk mereka. Wanita itu cantik menurut Kayla.
"Bunda Ratna apa kabar?" tanya wanita itu kepada oma.
"Baik Laras. Kamu sama keluarga gimana?" tanya oma balik.
"Alhamdulillah baik bunda. Ini anaknya Fera? Kamu Kayla ya?" tanya wanita yang bernama Laras itu kepada Kayla.
"Iya tante. Saya kayla." jawab kayla.
"Tapi kok wajahnya ngak asing ya? Kita pernah ketemu sebelumnya?" tanya tante Laras.
Kayla juga merasa pernah ketemu tante Laras. Tapi ia lupa dimana.
"Kamu sekolah dimana sayang?" tanya Laras kepada Kayla.
"Di SMA BHAYANGKARI tante." jawab Kayla sopan.
"Anak tante juga sekolah di SMA BHAYANGKARI." ucap Laras antusias yang hanya dibalas dengan senyuman oleh Kayla.
"Kamu baru pindah kesini ya Laras? Emang rumah yang lama gimana?" tanya oma Ratna kepada Laras
"Iya bunda. Baru pindah tiga hari yang lalu. Aku kurang nyaman di rumah lama. Jadi rumah itu di jual. Lagi dari awal aku juga udah tertarik pas liat rumah ini. Apalagi liat halamannya, aku paling suka bunga mawar putih." ucap Laras
"Kamu memiliki kesamaan dengan Kayla. Kayla juga suka bunga apalagi mawar putih." ucap oma ratna.
"Beneran kay? Gimana kalo kapan-kapan kita nanam bunga berdua?" ucap Laras antusias.
"Boleh banget tante. Dulu kan aku sering nanam bunga juga sama mama." ucap Kayla dengan sendu.
"Udah kamu ngak usah sedih lagi sayang. Kamu boleh anggap tante mama kok. Mulai sekarang kamu panggil tante bunda aja ya."
"Iya bunda." ucap Kayla ragu.
"Nah gitu kan enak dengernya."
Mereka bertiga larut dalam obrolan hingga tak menyadari jika ada orang masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum bunda. Anakmu yang ganteng plus rajin ini udah pulang." ucap seorang cowok yang masuk ke rumah dengan gaya cool nya.
"Waalaikumsalam." jawab mereka bersamaan.
"Elo?" ucap Kayla dan cowok itu barengan.
"Ngapain lo kesini?" tanya Kayla kepada orang itu.
"Harusnya gue yang nanya lo ngapain kesini. Kan ini rumah gue." ucap cowok itu santai.
"Kalian udah saling kenal? Karel ini anak tante Kayla." ucap Laras menjelaskan kepada Kayla. Kayla sangat kaget mengetahui hal ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYLA
Teen FictionKayla Areta. Gadis cantik yang bertahan dengan kemunafikannya nyatanya jauh dari kata kuat. Wajah datar yang selalu gadis itu pasang tidak lebih dari sebuah kamuflase. Percayalah, gadis itu bahkan sedang bersembunyi dari kebenaran tentang dirinya se...