"Kalian udah saling kenal? Karel ini anak tante Kayla." ucap Laras menjelaskan kepada Kayla. Kayla sangat kaget mengetahui hal ini.
"Bunda inget ngak sama cewek yang waktu itu aku bawa ke rumah kita yang lama dalam keadaan pingsan?" tanya Karel kepada Laras.
"Iya bunda ingat, tapi bunda lupa orangnya."
"Dia adalah kayla bun. Dia yang waktu itu Karel bawa ke rumah kita dulu." jelas Karel.
"Oh jadi yang waktu itu Kayla. Pastesan wajah Kayla udah ngak asing bagi bunda ketika dia datang tadi." ucap Laras.
"Kayla pernah pingsan?" tanya oma Ratna kaget.
"Iya oma. Dan Karel yang nolongin waktu itu. Karna Karel ngak tahu rumah Kayla jadi Kayla Karel bawa ke rumah." jelas Karel
"Kapan Kayla? Kenapa kamu ngak pernah cerita sama oma?" tanya oma khawatir.
"Waktu itu kalo ngak salah tanggal tiga belas januari deh oma." jelas Karel.
Itu kan hari waktu Kayla pergi dari rumah setelah kedatangan Fatimah, batin oma.
"Itu juga udah berlalu oma. Ngak usah dipikirin. Aku ngak papa kok." ucap Kayla meyakinkan oma.
Kamu ngak bisa bohongin oma kayla. Oma tau kamu masih dendam sama orang itu. Dan bayangan masa lalu itu masih terekam jelas. Tapi oma janji akan membahagiakan kamu. Batin oma.
****
Sekarang Kayla berada di kamar barunya. Kamar yang akan jadi tempat istirahatnya selama satu bulan kedepan.
Oma Ratna sudah pulang ke rumah untuk siap-siap dan berpamitan kepada larasLaras dan karel. Oma menitipkan Kayla kepada Laras dan menganggap Kayla seperti anaknya sendiri.
Dan Laras juga menerimanya dengan baik di rumah ini. Nela, adik Karel juga menyambut hangat kedatangan Kayla. Mereka menganggap kalau Kayla sudah menjadi bagian dari keluarga mereka.
Kayla duduk di balkon kamar sendirian melihat bulan yang ada di langit. Sayangnya yang Kayla cari tidak ia temukan malam ini. Bintang yang ia harapkan akan menemani malamnya hari ini tidak muncul.
Bagi Kayla bintang memiliki defenisi lain. Walaupun bintang kecil dan jarang sekali terlihat. Tetapi buntang selalu melengkapi langit malam.
Angin berembus menerbangkan heleian rambut Kayla. Dalam hati ia bertanya kenapa hidupnya harus semenyedihkan ini? Kenapa ia harus hidup dalam belenggu kisah masa lalu? Kapan ia bisa memiliki keluarga harmonis?.
Ia berpikir bahwa takdir tidak adil kepadanya. Kenapa harus ia yang harus merasakan semua ini sendiri? Kemana mereka yang dulu selalu menemani dan mewarnai hari-hari Kayla?
Kayla sangat iri melihat kehangatan dan keharmonisan keluarga Karel. Dulu dia juga memiliki keluarga seperti itu. Tapi semua sirna waktu itu.
Tampaknya cuaca sangat mendukung keadaan hati Kayla saat ini. Bulir demi bulir air hujan turun membasahi bumi. Menciptakan aroma yang Kayla sukai.
Jika wanita lain berada di posisi Kayla saat ini. Pasti mereka sangat sangat berharap hujan turun dengan sangat derasnya, dan petir ikut datang di saat hujan itu. Tapi tidak bagi Kayla.
Kayla takut petir. Dan cuaca saat ini sangat menakutkan bagi Kayla. Melihat cahaya putih menghiasi langit. Kilat. Biasanya dia tidak datang sendiri. Biasanya kilat selalu sepaket dengan petir.
DDUUUUAAARRRR
"Mama..... Kayla takut." lirih hadis itu sambil meringkuk di sudut kamar. Memeluk lututnya dan menangis sesegukan.
Ia ingin sekali di peluk ketika petir menggelegar seperti ini. Tapi sekarang. Siapa yang peduli padanya?
***
"Kayla cantik ya kak, anaknya sopan lagi." ucap Laras.
"Iya sih bun cantik. Tapi kalo di sekolah Kayla itu dijuluki ratu Es bun."
"Loh kenapa?" tanya Laras penasaran.
"Karel juga ngak tau bun. Kayla itu aneh. Waktu awal Karel kenal dia, Karel pikir dia orangnya sama seperti gadis lain tapi ternyata Karel salah." jelas Karel.
"Maksud kamu?."
"Kayla itu kalo di sekolah itu wajahnya gak pernah pakai ekspresi bun kayak flat gitu. Dan dia juga ngak pernah senyum sama orang." ucap Karel.
"Loh kok gitu sih? Setahu bunda dia itu anak yang pintar, ramah, periang dan baik hati." Ucap Laras
"Bunda tau dari mana?"
"Bunda kan udah lama sahabatan sama mama Kayla. Jadi bunda tau tentang Kayla. Dan dulu mamanya sering cerita kalau Kayla itu pernah juara lomba piano dan lomba nyanyi tingkat provinsi." ucap Laras mengingat Kayla kecil dulu.
"Beneran bun? Tapi kok sekarang beda?" tanya Karel penasaran.
"Bunda juga ngak tau." jawab Laras mengangkat kedua bahunya.
"Tapi kenapa Kayla tinggal disini bareng kita bun? Kan yang pergi cuma omanya. Mama sama papa Kayla kemana bun?" tanya Karel penasaran.
"Mamanya Kayla udah meninggal empat tahun yang lalu. Kalo ayahnya bunda ngak tau."
Karel yang mendengar bahwa Kayla tak lagi memiliki ibu kaget. Ia kasihan kepada Kayla, ia tak dapat membayangkan bagaimana jika dia yabg berada di posisi Kayla.
"Kayla ngak punya kakak atau adik gitu bun?"
"Kalo ngak salah sih Kayla punya kakak cowok. Tapi bunda ngak tau dia sekarang dimana. Karna udah lama ngak ketemu." Laras sangat kasihan kepada Kayla. Pasti kayla sangat merasa kesepian karna tidak ada keluarganya satupun yang akan mendukung kalau dia sedang berada di posisi sulit.
Begitu lah hidup. Kadang kita berada di atas, hidup dalam keadaan segala kecukupan dan kebahagiaan. Tapi, dengan tiba-tiba kita bisa saja bertukar posisi dengan mereka yang berada di bawah. Hidup susah dan kesengsaraan.
Tapi, jika kita mampu menghadapi cobaan Allah dengan sabar dan ikhlas, maka Allah akan mengangkat derajat kita.
"Lebih baik sekarang kamu buatin coklat panas untuk Kayla dan anterin ke kamarnya. Kan dingin-dingin gini enaknya minum yang panas." usul Laras yang disetujui Karel.
"Benar juga tuh bun"
Setelah selesai membuat coklat panas, Karel langsung naik ke lantai atas menuju kamar Kayla. Baru saja ia menginjak tangga pertama, petir menggelegar dengan keras. Tentu saja itu membuat Karel kaget. Untung saja ia bisa menjaga keseimbangan tubuhnya, kalau tidak mungkin saja pantatnya sudah mencium lantai barusan.
Ketika berada di depan kamar Kayla, Karel mengetuk pintu terlebih dahulu. Namun tidak ada sahutan dari dalam. Karel mencoba membukanya dan ternyata pintunya tidak di kunci.
Alangkah terkejutnya Karel ketika mendapati Kayla sedang berjongkok dengan memeluk lututnya. Karel juga mendengar isakan Kayla.
"Kayla lo kenapa?" tanya Karel cemas. Ia menghampiri Kayla dan menarik Kayla mendekat ke arahnya. Entah dorongan darimana, Karel memeluk Kayla. Dan diluar dugaan Kayla juga memeluk Karel erat.
Karel masih bisa mendengar isakan Kayla. Hatinya juga ikut teriris karna mendengar tangisan Kayla. Lebih tepatnya tangis pilu.
"Lo bisa berbagi beban yang lo miliki sama gue kay. Lo boleh cerita apapun jika itu bisa meringankan beban lo. Gue akan selalu ada untuk lo dan gue selalu siap mendengar keluh kesah lo." ucap Karel sambil mengelus punggung Kayla.
Batusangkar, 4 maret 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
KAYLA
Teen FictionKayla Areta. Gadis cantik yang bertahan dengan kemunafikannya nyatanya jauh dari kata kuat. Wajah datar yang selalu gadis itu pasang tidak lebih dari sebuah kamuflase. Percayalah, gadis itu bahkan sedang bersembunyi dari kebenaran tentang dirinya se...