when the pɑrty's over

36.3K 5.2K 2.1K
                                    

you are you

I am me

we lived without knowing each other

but with a hello

you and I became a we.

day 6

Tepat seperti apa yang Zoya pikirkan semalam bahwa kepindahan mereka ke rumah baru bukan sebuah pilihan yang bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat seperti apa yang Zoya pikirkan semalam bahwa kepindahan mereka ke rumah baru bukan sebuah pilihan yang bagus. Doyoung yang dingin semakin dingin hari ini, tadinya langkah mereka beriringan memasuki rumah dengan menggeret koper masing-masing-namun tidak Zoya sangka karena Doyoung yang sedari tadi berjalan di belakangnya memutar arah kakinya menuju kamar yang berada di sudut dalam rumah, berbeda dengan langkah kaki Zoya yang mengarah pada kamar yang berada di sisi ruang tengah.

"Oh, kamarnya di sana?" tegur Zoya, sudah biasa tidak menerima sahutan ia langsung berjalan menuju ke arah Doyoung. Doyoung yang tengah membuka kunci kamarnya menoleh risih ke arah Zoya.

"Ngapain? Ini kamar gue."

"Bukannya kamar kamu juga kamar aku juga? Kita kan sudah-"

"Gue nggak bisa tidur sama orang asing, apalagi lo. Lo tidur di kamar depan dan jangan pernah masuk ke kamar gue, sekali pun."

Zoya termangu di depan pintu kamar Doyoung saat Doyoung membanting pintunya keras tepat di hadapannya, tidak mau mendengar hal apapun yang akan dikatakan oleh gadis itu. Zoya yang sudah tidak ada pilihan lain pun segera menuju kamarnya sendiri, mulai membereskan baju-bajunya dan meletakkan setumpuk buku beratus-ratus halaman di meja riasnya.

Sesuai perkataan dengan Dahlia tadi sebelum ia berangkat ke sini, Ibu Mertuanya tersebut mengatakan bahwa Doyoung tidak suka sesuatu yang berantakan oleh sebab itu setelah ia membereskan tumpukan bajunya ia segera melesat keluar kamarnya untuk membersihkan beberapa sudut rumahnya yang sudah berdebu menanti untuk mereka tinggali. Keluarga kecil Zoya tidak memiliki pembantu, dengan alasan Zoya yang masih muda masih sanggup untuk mengurus urusan rumahnya. Doyoung pun setuju dengan gadis itu, ia bilang ia akan membantu Zoya sepenuh hati, namun nyatanya sudah seberisik apapun Zoya di luar Doyoung tidak kunjung keluar dari kamarnya.

"Mati apa pingsan, sih?" gerutu Zoya saat jam menunjukkan pukul tujuh malam dan Doyoung masih saja mendekam di kamarnya. Keduanya belum makan lagi sejak sarapan di rumah orangtua Doyoung, gadis itu berjalan menuju pintu kamar suaminya lalu mengetuknya keras. "Bangun! Kamu belum makan!"

Tidak ada sahutan, Zoya kembali mengetuk-ngetuk pintunya dengan sesekali melihat suasana di dalam dari lubang kunci di pintu tersebut. Nihil, hanya sebuah cahaya kecil yang bisa ia lihat dari sana. Merasa putus asa, Zoya pun segera melesat ke dapur memilih memulai memasak. Hanya masakan sederhana karena Zoya belum terlalu handal dalam urusan itu.

[ ✓ ] ઽᴇʀᴇɴᴅɪᴘɪᴛʏ ㅡ 도영Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang