Sesampainya di kamar, adeeva langsung beranjak ke kasurnya, dia menangis sejadi-jadinya dan menutup wajahnya dengan bantal supaya isakannya tidak terdengar oleh orang tuanya. Dia tidak ingin membuat kedua orangtuanya sedih dan khawatir lagi terhadapnya.
"Ini semua salahmu. Kenapa kau datang dalam hidupku kalau hanya untuk menghancurkanku. Apa kau puas sekarang telah membuat aku seperti ini? Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku? Kenapa setelah kau melakukan hal yang begitu jahat kepadaku, aku tidak bisa membencimu? Kenapa aku malah semakin mencintai dan merindukanmu? Kenapa aku terlalu bodoh seperti ini? Apa kau merasakan apa yang aku rasakan saat ini? Tidak!. Itu hal yang mustahil. Bahkan kau sendiri yang meninggalkanku. Kumohon jangan siksa aku dengan rasa sakit ini. Bahkan sudah satu tahun tapi aku juga tidak bisa melupakanmu". Tangis adeeva kembali pecah hingga pada akhirnya dia tertidur karena kelelahan sehabis menangis.
****
Mata adeeva mengerjap akibat sinar matahari yang masuk lewat celah-celah jendela kamarnya. Dia melihat jam yang ada di atas nakas, ternyata sudah jam 07:15 WIB. dia berdiri dan beranjak menuju kamar mandi.
Selesai mandi, adeeva turun ke lantai bawah menuju meja makan untuk sarapan. Dia melihat tak ada seorang pun di meja makan karena pasti kedua orangtua nya sudah pergi ke kantor.
"Non mau sarapan apa, non?" tanya bi susi-pelayan rumah yang sudah dia anggap seperti orangtuanya sendiri.
"Adeeva mau nasi goreng sama susu coklat" jawab adeeva
"Yaudah bibi masakin dulu yah, non. Non adeeva tunggu sebentar"
"Iya bi" ucap adeeva sembari menundukkan wajahnya dia atas meja.
Setelah selesai sarapan, adeeva berjalan menuju ke belakang rumahnya untuk memikirkan masalah nya itu. Adeeva fikir dia butuh sesikit refreshing agar bisa melupakan sejenak masalah yang tengah ia hadapi. Dia berniat untuk pergi ke puncak. Karena kebetulan ada villa kedua orangtua nya disana.
Adeeva beranjak ke kamar untuk mengambil ponsel dan meminta izin kepada sang ayah bahwa ia akan pergi ke puncak untuk beberapa hari. Karena hari ini masih libur sekolah. Masih ada waktu satu minggu lagi untuknya jalan-jalan.
"Halo pah" sapa adeeva
"Ya, ada apa sayang?" sahut ayahnya dari seberang sana
"Ini pah, adeeva minta izin. Adeeva ingin pergi ke puncak mau jalan-jalan kan satu minggu lagi adeeva bakal masuk sekolah lagi. Sekalian bilang ke mama yah, pah".
"Yaudah sayang, papa izinkan. Tapi cuma empat hari yah. Iya nanti papa bilangin"
"Makasih pah. Bye pah"
"Kamu hati-hati yah disana. Bye sayang" sambungan telepon terputus.
Adeeva turun ke bawah untuk mencari pak bambang-supir pribadi keluarga adeeva yang akan mengantarkan dia ke puncak. Setelah menemukan pak bambang yang lagi minum kopi di teras depan, adeeva langsung menghampirinya.
"Pak, nanti setelah minum kopi, siapkan mobil yah. Adeeva mau ke puncak"
"Baik, non" jawab pak bambang
Setelah itu, dia kembali lagi ke kamar untuk menyiapkan keperluan selama di puncak untuk beberapa hari ke depan. Dia tidak terlalu membawa banyak barang, hanya beberapa potong pakaian saja karena disana sudah terdapat keperluan lainnya, seperti alat-alat mandi dan sebagainya.
Dengan membawa sebuah koper kecil, adeeva menuruni tangga dan ingin segera pergi. Tetapi sebelum itu dia menemui bi susi terlebih dahulu untuk sekedar berpamitan.
"Bi, adeeva berangkat yah"
"Iya non. Non hati-hati yah disana"
"Iya bi. Bibi tenang aja. Adeeva bisa jaga diri kok"
"Bye bi" sambung adeeva dan segera keluar rumah
"Pak apa sudah siap?" tanya adeeva ketika sudah berada di depan pak bambang
"Iya, non. Semuanya sudah siap" jawab pak bambang
"Oh, yaudah. Berangkat sekarang aja, pak" ucap adeeva dan masuk ke dalam mobil. Sedangkan pak bambang tengah memasukkan koper milik adeeva.
****
Tbc...
Hai aku update lagi nih...
Aku harap kalian suka sama cerita aku yang aneh ini, hehe
Like and comment, please
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEVA
Teen FictionAdeeva Afsheen Myesha Gadis cantik yang ceria dan juga bawel. Banyak yang menyukainya karena kecantikan dan kepolosannya. Namun dia berubah menjadi gadis pemurung dan suka melamun karena orang yang sangat dicintainya meninggalkan dia bersama rasa s...