5. safe and sound

883 129 15
                                    

she's got him feeling like coming back to hell.


•••


"You alright?" Suga memfokuskan pandangan pada gadis di sampingnya ini, memandang penuh minat.

Wendy terus terdiam, tidak ada sepatah kata pun yang ia keluarkan sejak insiden bertemu si brengsek tadi.

"I'll bring you to my place." ujar Suga pada akhirnya.

Yang Wendy tidak tau, Suga juga tidak jauh beda dari Chanyeol, sedari tadi ia juga mengikuti Wendy masuk ke dalam Resto, sedikit menguntit gadisnya dengan maksud dan tujuan untuk melindungi Wendy.

Sudah, hanya itu saja. Memangnya apa lagi yang pantas menjadi alasan untuk pria ini menguntit Wendy? Jangan berfikir terlalu tinggi.

Mulai dari sekarang Suga harus berada di sekitar Wendy lebih sering, ia harus extra-protektif seperti seorang pria kepada kekasihnya, terkecuali, mereka berdua bukanlah sepasang kekasih.

selamat tinggal pekerjaan yang menumpuk, sekarang ada hal yang lebih penting dibandingkan denganmu.



•••



Gadis bersurai blonde ini menempati salah satu ruangan yang ada di dalam apartement milik Suga, kamar yang sekarang mengeluarkan gemericik suara air mengalir dari kran. Wendy berada di dalam kamar mandi, terduduk manis di atas kloset.

Tenang saja, dia tidak sedang mengeluarkan hajatnya 'kok.

Tatapannya terfokus pada satu titik dengan pikiran yang entah kemana, melamun selama kurang lebih setengah jam tidak membuatnya jenuh ataupun lelah.

Sedangkan Suga, pria berkulit pucat itu sedang pergi keluar, membeli sedikit keperluan untuk gadis yang sekarang sedang menempati ruang privat-nya.

Pakaian Wendy sudah berganti menjadi piyama lengan panjang kebesaran milik Suga. Aroma maskulin menyeruak meminta masuk kedalam indra penciuman gadis berambut blonde ini, bahkan mungkin sudah menyerap ke dalam tubuhnya.

"I like it." Gumam Wendy pelan.

wangi musk ini menusuk hidungnya hingga ia mulai berangan-angan, bagaimana jika kekasih atau suaminya kelak memiliki wangi seperti milik Suga? Sepertinya akan sangat nyaman.

Knock knock

Wendy terburu-buru membuka pintu kamar mandi. Sepertinya barang yang dipesan sudah datang.

"Maaf lama, gue gak tau harus beli yang mana."

Suga menggaruk belakang telinganya, canggung dirasa pria ini, membelikan barang yang tidak familiar baginya.

"Lauriel 'kan Ga?" ucap Wendy pelan.

Pria itu membalas Wendy dengan anggukan kaku, lalu menyerahkan satu kemasan pembalut berisi 10 buah dengan ukuran yang dipilih secara random oleh Suga.

Gadis ini bergegas menutup pintu lalu menyelesaikan urusannya di dalam sementara Suga berlalu ke dapur, ia membutuhkan asupan mineral untuk tenggorokan tersayangnya. Menahan malu selama kurang lebih tiga puluh menit di dalam minimarket itu sangat sulit.

Beberapa orang bertanya kepadanya,

'pacarnya datang bulan mas?' atau bahkan,

'buat istri ya Pak?'

Wendy bukan pacarnya, apalagi istri. Jika ditanya apa ia memiliki perasaan pada Wendy, jawabannya tentu tidak.

Umur Suga memang sudah sangat tua, tapi ia belum menikah atau apalah itu namanya. Jadi kata 'bapak' itu sedikit tidak pantas dijadikan panggilan untuk Suga. Mungkin jika di kantor, Suga sudah terbiasa dengan paggilan itu, formalitas. Tapi jika diluar kantor, aneh rasanya.

you, DEVIL? (Suga & Wendy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang