Happy reading....
Sudah satu minggu alana harus bangun lebih pagi agar tidak terlambat ke sekolah karena mengingat jarak antara rumah ke sekolah tidak terlalu dekat.
"Ma, Pa, Alana berangkat dulu ya." Sambil mencium tangan keduanya
"Hati-hati bawa sepedanya ya na." balas mama nya "Kalo ada apa-apa jangan lupa telfon papa ya sayang." Timpal papanya
"Siyaaaap kapten." Seru Alana sambil hormat ala-ala tentara
Selama perjalanan Alana tidak hentinya bersenandung ria, tapi tiba-tiba ada seseorang yang menghalangi jalannya. Dari pakaian dan wajahnya yang sangar alana yakin kalau pria itu salah satu preman yang ada dijalan kosong dekat kompleknya.
"Hai cantik mau sekolah ya. Mendingan ikut abang aja deh naik mobil daripada pake sepeda nanti cape loh" Ujar preman itu mendekat ke arahnya
"Apaan si lo kenal aja kagak! Sana gausah deket-deket" Emosi Alana
"Ayolah cantik." Kata orang itu sambil menarik-narik sepeda Alana dan mencoba menyentuhnya
"Tolongggg!!."
"Plis siapapun tolong gue." Teriak Alana mencari bantuan dengan tangisannya
Sepertinya tidak akan ada yang menolong Alana karena mengingat disini adalah jalan sepi yang jauh dari pemukiman penduduk. Dia hanya bisa menangis karena takut terjadi sesuatu padanya.
Bugggggh.....
"Brengsek lo!!." Teriak seorang cowok sambil memukuli preman itu "Kalo lo berani lawan gue banci!! Beraninya lo sama cewek!!" Bugggggh....
Alana yang melihat pemandangan itu langsung menyembunyikan wajahnya dan memeluk lututnya erat karena terlalu takut melihat adegan adu jotos itu.
Dengan beberapa kali pukulan saja preman itu langsung kabur meninggalkan keduanya. "Lo gapapa?." Tanya cowok itu sambil meraih pipi Alana
"Ga-gapapa, makasih ya al." Jawabnya dengan tersenyum yang sangat dipaksakan dan menjauhkan tangan alastan dari wajahnya
"Mending lo ke sekolah bareng gue aja, takut kenapa-napa soalnya liat keadaan lo yang kaya gini ga ngejamin lo sampe sekolah dengan selamat."
"Tapi sepeda gue gimana?." Tanya Alana sambil menangis lagi
"Udah biar temen gue yang bawa ke sekolah, sekarang lo gausah nangis lagi bisa-bisa gue dikira hamilin lo kalo ada orang lewat." Kata alastan sambil mengusap air mata yang ada dipipi Alana
"Ayo masuk." Kata alastan yang sudah membuka pintu mobilnya
"Makasih ya al, kalo gak ada lo gatau deh nasib gue gimana."
"Tapi gue nolongin lo ga gratis ya." "Gue minta 3 permintaan dari lo." Kata alastan
"Pe-permintaan? Apa itu?."
"Nanti. Gue bakal minta permintaan itu. Tapi lo harus janji apapun permintaan gue lo bakal kabulin." "Janji?." Tanya alastan sambil mengangkat jari kelingkingnya
"Janji." Balas Alana sambil menyatukan kelingkingnya "Karena lo udah nolongin gue, gue bakal kabulin permintaan lo selama itu gak macem-macem."
"Deal."
Begitu sampai di lingkungan sekolah Alana langsung pergi meninggalkan alastan
*****
"Cel gue boleh nebeng gak? Soalnya tadi pagi gue berangkat naik sepeda dan sepeda gue bocor." Bohongnya
"Lah gimana ya na, hari ini gue mau pulang bareng raka."
"Yah mau ngedate dulu dong."
"Gapapa kalo lo mau bareng, biar kita anterin lo pulang dulu."
"Ah gue gamau ngerusak acara ngedate lo kali cel, gue naik gojek aja deh."
"Gapapa nih na? sorry banget yaa." Rengek cella sambil menggoyang-goyangkan tangan Alana
"Selow ae. Sana gih raka udah nungguin lo." Kata Alana sambil mendorong cella ke arah raka.
"Sorry naaa."
"Santai dihhh."
"Dadah. Hati-hati ya na, kalo ada apa-apa kabarin gue."
"Siyaap bosque. Daaah."
Saat alana sedang mengemasi barang-barangnya, tiba-tiba ponsel alana bergetar menandakan ada panggilan masuk. Walaupun nomer baru alana tidak ragu menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu, siapa tau itu telfon penting dari keluarganya.
"Hallo."
"Gue tunggu di parkiran."
"Alastan?."
"Lo dapet nomer gue dari siapa?"
"Gausah ngebacot deh lo, gue itung sampe 100 ga muncul juga lo gue tinggal. Satu, ..." Tut..tut..tut..
Alana segera mengakhiri panggilannya dan berlari menuju ke parkiran untuk menemui alastan. Jika membuang-buang waktu alana bisa saja ditinggalkan oleh alastan. Setibanya di parkiran alana baru tersadar kalo mobil milik alastan mirip dengan mobil yang mengikutinya beberapa hari ini.
"Masuk, ngapain bengong di situ."
Alana segera masuk ke dalam mobil alastan takut alastan akan marah padanya, ntah kenapa setiap perintah dari alastan pasti alana tidak bisa menolak. Selama perjalanan keduanya diam, saat alana ingin membuka suara untuk menunjukan arah rumahnya, namun dia segera mengurungkan niatnya karena sepertinya alastan sudah tau dimana rumahnya. Karena jalannya benar-benar menuju ke arah komplek alana tinggal.
"Lah nih bocah tau rumah gue dari mana." Pikir alana "Jangan-jangan nih bocah goblin kali ya, kayanya dia selalu tau tentang gue dan selalu ada disaat gue kesusahan." Ngawur alana kebanyakan nonton drakor
"Woi udah sampe kali malah bengong aja."
"E-eh," sadar alana "Mau mampir dulu gak?"
"Boleh." "Tapi gue gak bisa lama-lama."
"Yaudah ayok." Dan dibalas anggukan oleh alastan
Mereka berdua keluar dari mobil bersama namun ada yang aneh saat alana melihat mobil alastan kembali, "Kaya gak asing" batinnya.
"Al, perasaan gue apa gimana ya tapi kayaknya gue gak asing sama mobil lo deh."
"Kan banyak di pasaran juga."
"Tapi liat ini deh, mana ada setiap mobil punya stiker yang sama." Tanya alana sambil menunjukan stiker kucing tidur dengan tanda N di atas kepalanya
"Mmm, gue pernah liat dimana sih ya. Pikun dah."
"Oh iya, akhir-akhir ini setiap pulang sekolah gue diikutin sama orang aneh yang pake mobil ini."
"Gue gak aneh kali." Sinis alastan sambil melipat kedua tangannya di depan dada
"Jadi lo yang ngikutin gue selama kurang lebih dua minggu ini?" Tanya alana dengan muka yang sudah memerah menahan emosi
"Eh? hehe" alastan mengangguk mengiyakan pertanyaa alana
"Kurang kerjaan banget tau gak!!." Alastan hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal
"Yaudah sebagai tanda permintaan maaf karena gue udah buat lo takut setiap pulang sekolah, mulai besok ke sekolah lo bareng sama gue." Kata alasatan sambil menaik-turunkan alisnya yang tebal
"Ogah banget barengan sama lo mah. Gue takut kali sama fans lo yang rata-rata cabe-cabean itu"
"Ini salah satu permintaan gue ya, kemarin lo bilang ga bakal nolak apapun permintaan gue kan" sinis alastan
"Yaudah terserah lo dah." Akhirnya alana pasrah karena mengingat alastan telah menyelamatkan dirinya, anggap saja ini balas budi. TIDAK LEBIH.
******
Komen dan vote yup!
OK!
YOU ARE READING
Dear Alastan
RandomSemesta punya caranya tersendiri untuk mempertemukan kita dan semesta juga memiliki beribu cara untuk memisahkan kita yang tidak ditakdirkan bersama. Biarlah semua berjalan dengan semestinya dan berakhir seperti seharusnya.