Now playing : Ed Sheeran - Thinking out Loud
"Persahabatan bukanlah sebuah kesempatan, tapi merupakan tanggung jawab yang manis" -Khalil Gibran-
Happy reading...
Kean berjalan ke arah mobil yang berada di halaman depan rumahnya yang luas dengan Alana yang mengekorinya di belakang.
"Silahkan masuk tuan puteri". Kekeh kean sambil membuka pintu mobil
"Apaan si alay." Sengit Alana
Selama di perjalanan keduanya tidak saling bicara. Kean yang sibuk menyetir dan Alana yang sibuk melihat lalu lalang kendaraan di kota Bandung yang indah dan tidak hentinya Alana tersenyum memandangi pemandangan alam yang masih asri. Tanpa Alana sadari mereka sudah sampai di halaman sekolah mereka yang baru yaitu SMA Trisakti. Yang konon katanya Sekolah ini dipenuhi dengan cowok-cowok ganteng dan cewek-cewek cantik.
"Dek, lo duluan aja gue ada urusan bentar". Ucap kean.
"OK." Ucap Alana sambil berlalu meniggalkan kean yang masih di dalam mobil.
Alana berjalan menuju ke TU untuk mengurus berkas-berkas dan administrasi, dalam perjalanan banyak mata yang memperhatikan Alana dengan tatapan heran, kagum dan ada juga tatapan iri. "Apa ada yang salah sama gue?." Gumam Alana sambil memperhatikan setiap penampilannya. Alana mengambil kaca dalam tasnya lalu dia arahkan ke wajahnya barangkali ada sesuatu yang salah di sana. "Gak ada apa-apa." Kata Alana dalam hati sambil merapikan poni dan rambut sebahunya yang dia gerai. Alana melanjutkan perjalanannya dengan tersenyum kepada orang-orang yang menatapnya hingga membuat mereka salah tingkah khususnya cowok.
Dalam perjalanan alana mendengar keributan di area parkir, dengan langkah cepat alana menerobos kerumunan siswa yang sudah ramai berkumpul. Mata Alana melotot melihat pemandangan adu jotos di sekolah barunya, tanpa pikir panjang Alana maju untuk melerai keduanya. Karena Alana adalah gadis yang cukup berani dan tidak takut akan resiko yang akan dia dapat.
"Kalian kenapa sih, pagi-pagi udah jotos-jotosan." Kata Alana "Berhenti!!!" Teriak Alana sambil menarik-narik lengan salah satu cowok itu.
"Gausah ikut campur deh lo!!." Teriak salah satunya sambil menghempaskan tangan Alana dengan tatapan sinisnya.
Sontak Alana yang mendapatkan tatapan sinis itu nyalinya langsung menciut seperti kerupuk yang terkena angin. Tanpa pikir panjang Alana berlari menuju tempat satpam yang tidak jauh dari tempat kejadian untuk meminta bantuan melerai perkelahian mereka.
"Kalian sedang apa ribut-ribut di situ? Bubar-bubar!!." Teriak satpam itu sambil berlari
"Sial." umpat salah satu siswa itu dan langsung menghentikan adu jotosnya kemudian berlalu begitu saja meninggalkan area parkir.
Kerumunan siswa itu langsung bubar meninggalkan area parkir karena tontonan gratis dari seorang alastan sudah berakhir. Dan tidak banyak pula yang menatap Alana dengan berbisik-bisik, tapi Alana masih bisa mendengar ucapan mereka.
"Sok berani banget dia."
"Anak baru kayaknya."
"Dia belum tau siapa alastan, kalo dia tau mana berani dia merintah alastan." Ucap salah satu dari siswa itu.
"Alastan? Gue gak akan takut sama dia, mau dia anak kepala sekolah, anak pemilik sekolah, atau apapun itu gue gak takut." Kata Alana dalam hati untuk menenangkan dirinya yang ketakutan karena dari ucapan siswa tadi, sepertinya alastan adalah orang yang berbahaya di sekolah ini. Alana tidak ingin terlalu pusing memikirkan siapa alastan, dia hanya ingin tenang di sekolah barunya.
YOU ARE READING
Dear Alastan
RandomSemesta punya caranya tersendiri untuk mempertemukan kita dan semesta juga memiliki beribu cara untuk memisahkan kita yang tidak ditakdirkan bersama. Biarlah semua berjalan dengan semestinya dan berakhir seperti seharusnya.