Chapter 2 - Apakah ini takdir?

15 1 0
                                    


Now playing : See you again – Wiz khalifa ft Charlie puth


"Orang bilang, pertemuan pertama selalu kebetulan. Tapi, bagaimana caramu menjelaskan pertemuan-pertemuan kita selanjutnya? Apakah Tuhan campur tangan di dalamnya?"


Happy reading....

Menahan rasa lapar yang tak tertahan mengingat tadi pagi dia tidak sarapan dan sialnya saat-saat seperti ini waktu seperti berhenti begitu saja saat jam pelajaran sejarah.

"Sial." Umpatnya

"Kenapa si lo dari tadi sial-sial mulu, berisik tau gak!." Kata alvaro

"Cacing-cacing diperut curi semua nutrisi." Bisik alastan sambil terkekeh

Mendengar jawaban alastan, alvaro sontak tertawa terbahak-bahak sambil memukul-mukul meja dan mengabaikan guru di depan yang sedang menjelaskan. Guru sejarah yang tidak terima langsung melemparkan penghapus ke arah alvaro, tindakan itu langsung menjadi perhatian seisi kelas, dan semua kompak menggeleng-gelengkan kepala mereka ke arah alvaro dengan tatapan kasihan.

"Alvaro, alastan, keluar!!!." Bentak guru tersebut

Alastan langsung berdiri dan diikuti alvaro dibelakangnya, karena tidak ada ruginya melewati pelajaran berkali-kali bagi seorang alastan, karena alastan adalah murid yang genius dan begitu dibangga-banggakan di sekolah karena prestasinya. Namun berbeda untuk alvaro, dia adalah manusia yang terlahir tampan tapi otak pas-pasan tapi dia berasal dari keluarga kaya raya, karena itu tidak jauh berbeda dengan alastan, alvaro juga banyak disegani cewek-cewek di sekolahnya.

Alastan dan alvaro menuju ke kantin, untuk memberi cacing-cacing diperut makanan. Mereka sampai di kantin yang masih lumayan sepi karena bel istirahat belum berkumandang, alastan menuju kursi paling ujung yang khusus untuknya dan tidak ada yang berani menduduki kursi alastan karena mereka tau seperti apa alastan. Sedangkan alvaro melangkah ke warung mbak teti untuk memesan makanan mereka berdua.

"Nih nyet, makan yang banyak biar cacing lo berubah menjadi naga swara." Kekeh alvaro sambil memberikan semangkuk bakso dan es teh.

"Thank you sayangggg." Goda alastan sambil terkekeh geli

Alvaro yang mendengar apa yang dikatakan sahabatnya itu langsung merinding ngeri, dan berpikir bahwa alastan benar-benar suka kepadanya. Karena setahu alvaro semenjak masuk SMA alastan tidak pernah berpacaran dengan siapapun. Bel pun berkumandang, dengan hitungan detik saja kantin sudah dipenuhi dengan sekumpulan manusia yang didemo cacing-cacing dalam perut mereka.

"Na ke kantin yuk." Ajak cella

"Ayok." Balas Alana

Dalam perjalanan ke kantin semua mata menatap Alana dengan rasa kagum dan banyak juga memasang wajah-wajah tidak suka terhadap dia. Terutama anak cewek, ya mungkin mereka iri terhadap kecantikan Alana yang alami dan wajah Alana yang terlihat polos dan imut.

Sesampainya di kantin Alana dan cella langsung mencari tempat yang masih kosong, karena pada jam istirahat sudah pasti kantin akan ramai seperti pasar. Setelah menemukan tempat cella segera memesan makanan yang mereka inginkan.

"Na, lo mau makan apa?" Tanya cella

"Sama kaya lo aja deh cell." Jawab Alana karena dia adalah pemakan segala, apapun makanannya pasti dia makan

"Oke, gue mau pesen siomay sama jus jeruk, mau?" Tanya cella lagi

"Mau apa aja deh yang penting couplean sama lo." Kekeh Alana

Dear AlastanWhere stories live. Discover now