Hantu

18 3 0
                                    

Sudah 2 tahun semenjak aku pindah ke kota Firstanlly.

Karena pemindahan lokasi pekerjaan, orang tua ku terpaksa membeli rumah di kota ini dan juga tidak begitu masalah bagi kami.

Terlebih lagi, aku lebih suka sendirian dirumah ketika orang tua ku pergi bekerja dibandingkan mencari teman baru disini karena memang aku tidak begitu pandai berbaur. 

Selain kami bertiga, aku merasa ada orang lain dirumah ini. Seseorang yang terus mengawasiku.

Orang tua ku terlalu sibuk dengan pekerjaan nya sehingga mereka tidak begitu mempercayai ku walau sudah seribu kali aku katakan.

Pagi itu mereka pergi bekerja dan mengatakan bahwa akan pulang sangat malam karena lembur. Aku bakal sendirian dirumah, tapi tidak masalah bagiku karena memang aku sudah terbiasa.

Tapi malam ini berbeda, aku ketakutan. Ketika aku menonton TV, melalui pantulan TV aku melihat bayangan lewat di belakangku. Aku menoleh tapi tidak ada apa-apa.

yang lebih buruk ketika aku membuat roti didapur, aku berhenti mengoleskan selai coklat ke roti ku dengan pisau setelah sebuah tangan menyentuh bahuku dari belakang.

Aku membeku dan tidak bisa menggerakan kakiku, kemudian aku menjerit sekuat-kuatnya setelah menoleh dan yang aku lihat itu seorang wanita yang penuh darah di kepala dan wajahnya, mata nya hanya satu, yang satunya lagi di tusuk pakai pulpen, terlebih lagi kakinya tidak menyentuh lantai.

Aku memotong kepalanya dengan pisau di tanganku, kepala nya jatuh bergelinding dan tiba-tiba terbang kearahku sambil tertawa.

Aku berlari ke kamarku dan mengunci pintu. yang tadi itu apa? Hantu?

Aku terduduk di balik pintu kamarku dan seketika aku membeku lagi setelah melihat lemari baju di depanku. Pintunya terbuka sedikit dan seseorang mengintip dari dalamnya.

Lebih mengerikan dari yang sebelumnya, wajah hancur akibat ribuan pukulan palunya terlihat sangat jelas, dia menumpahkan darah di lantai sekitarnya dari kepala dan matanya serta mulutnya ternganga lebar sekali sampai ia memuntahkan banyak gumpalan daging dan darah kearahku.

Aku buru-buru berdiri dan keluar dari kamar, berlari menuju pintu dan keluar dari rumah.
Sesaat aku terjatuh karena menabrak orang tua ku yang baru saja tiba.

Aku memeluk mereka dengan sangat lega, aku menceritakan semuanya dengan berbelit karena sangat ketakutan. Dengan tenang mereka membawaku kedalam mobil.

Beberapa menit sudah berlalu, kami tiba di kantor dimana tempat orang tuaku bekerja. Mungkin mereka belum menyelesaikan pekerjaannya.

Jadi tadi untuk apa mereka pulang?

Karena masih sangat syok, aku tidak begitu memperdulikannya. Aku duduk di sebuah ruangan dimana tadi Ibu memang menyuruhku menunggu disini.

Beberapa jam kemudian, aku terbangun. Mungkin sebelumnya aku ketiduran.

Seorang wanita yang menakutkan tadi memasuki ruangan dan mendatangi ku, aku ingin menjerit namun kali ini bukan hantu. Wanita itu seperti manusia biasa, memakai seragam dari kepolisian dan sangat cantik.

"Siapa kau? Dimana orang tuaku?" Tanyaku
"Maaf nak, orang tuamu dibunuh dirumahmu. Kami menemukan mayat ibu mu di dapur dan mayat ayahmu di dalam lemari"
"Apa?! Mustahil! Beberapa jam yang lalu orang tuaku yang membawa aku kesini"
"Tidak nak, orang tuamu tidak ada masuk  kantor hari ini. Kami dari kepolisian, kami menangkapmu atas pembunuhan terhadap orang tuamu"

Aku menangis karena aku rasa tidak mungkin. Untuk apa aku membunuh? Aku berusaha tenang tapi tidak bisa.

Aku biarkan beberapa orang memborgol tanganku, sebentar lagi orang tua ku akan tiba dan menceritakan yang sebenarnya.

Firstanlly TownTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang