Seminggu sebelum tiba di pelabuhan, Aku dan teman kerjaku di kapal beserta kapten melakukan aktivitas seperti biasanya di kapal semenjak berbulan bulan berlayar.
Kami juga menghubungi keluarga akan kepulangan kami minggu depan.
"Aku tak sabar bertemu dengan Marry, dia hamil besar, kuharap aku bisa melihatnya melahirkan nanti" Kata Josh tersenyum kecil sambil menatap pemandangan laut
"Wah selamat ya! Aku juga tak sabar melihat bayimu" Sambung ku sambil menepuk punggungnya
---
Malam itu kapal berlayar dengan tenang seperti biasanya.
Karena tidak bisa tidur, aku memutuskan untuk keluar dan melihat pemandangan laut dari luar
"Kau juga tak bisa tidur?" Kata Dean yang tiba-tiba muncul disampingku membawa dua minuman kopi dalam kaleng ditangannya
"Kau juga? Bukannya besok ialah jadwal mu yang memasak? Seharusnya kau tidur lebih dulu agar tidak kesiangan"
"Aku barusan melihat bahan makanannya, hanya ada beberapa butiran telur dan tomat, sepertinya aku akan mengecewakan sarapan kalian" Kata Dean hanya tertawa kecil sambil memberi minuman itu padaku
"ya apa boleh buat, persediaan lebih cepat habis dari yang kita kira. Setidaknya kita masih punya banyak snacks dan mie dalam saset untuk satu minggu kedepan" Kataku mengambil kopi itu
Tidak lama setelah itu, kami tertolak akibat kapal itu seolah olah telah menabrak sesuatu
Karena tak bisa melihatnya dari atas, kami memutuskan kebawah dan pergi ke bagian depan kapal untuk melihatnya, dan tiba-tiba kami tertolak lagi, bahkan berkali-kali
Tiba berada di bawah, kami sangat terkejut dengan apa yang kami lihat
Kumpulan mayat yang mengapung berserakan, mayat-mayat yang belum membusuk.
"Astaga! Apa barusan ada kecelakaan disini?" tanya Dean terkejut
Tapi kami tak melihat apapun di lautan kecuali air dan mayat-mayat itu
Aku berniat agar kami mengambil semua mayat yang terapung itu dan di tenggelamkan dengan pemberat sebagai penghormatan terakhir.
Dean melapor pada kapten serta teman kerja kami yang lain, dan mereka menyetujui saranku itu, karena mayat itu akan membusuk apabila menunggu sampai tiba di pelabuhan.
Kapal berlayar sedikit lebih lambat, mungkin karena menanggung beratnya setelah kami berhasil mengangkat semua mayat-mayat itu.
---
Keesokan harinya, aku terbangun seperti biasa, begitu juga Josh yang kamarnya ditempatkan di sebelah kamarku. Kami bersama-sama pergi ke dapur.
Kapal sudah berlayar seperti biasanya, mungkin malam itu kapten dan Dean telah menenggelamkan mayat-mayat itu.
"Wah! Aromanya enak sekali!" Seru Josh sambil berlari menuju dapur dan meninggalkan ku
Aku mengikuti nya berlari setelah mencium aroma sedap ini
"Wah Dean! Tak biasanya kau masak sebanyak ini! Dan aroma nya sangat enak!" Kata ku yang sambil melihat hidangan yang begitu penuh di atas meja.
Tidak hanya aromanya, namun dagingnya terasa sangat lezat! Kami semua menikmatinya! Tak kusangka Dean benar-benar koki yang hebat!