O.2

5.8K 824 114
                                    

Ada alasan kenapa aku tidak suka makan dikantin. Yang pertama, Park Jisung. Yang kedua Park Jisung akan menggangguku. Yang ketiga Park Jisung akan mengacau disana.

Ya. Alasan itu menjadi konkrit jelas mengapa aku benci ke kantin dan sialnya, Renjun menarikku kesana untuk makan di kantin sekolah yang laknat.

Didepan sana, Jisung menyunggingkan senyum miringnya ketika melihatku dikantin seperti orang bodoh-berdiam diri, duduk tegang dimeja- dan Renjun meninggalkanku untuk mengambil dua piring nasi kari untuk kita berdua.

"Heh Cingcong, masa temenan sama Cingcong lagi? Ga bosen?" Ujar Jisung remeh dengan sok asik merangkul bahuku. Segera aku tepis lengannya.

"Jangan menyentuhku dengan tubuh kotormu, keparat!" Bisikku dengan tajam.

Dia terkekeh ketika melihat Renjun membawa satu nampan dan dua piring diatasnya, kemudian memberikannya kepadaku.

"Eh, Jisung disini?" Tanya Renjun dengan ramah, aku sangat ingin memukul kepala kecilnya itu untuk tidak usah bersikap baik dengan iblis jahanam macam Jisung.

"Iya, mau nemenin dia makan, katanya biar nafsu makannya bertambah" Jawab Jisung sok manis, kemudian mengusap-usap rambut belakangku.

"Eh, ini berikan kepadaku, kalian beli lagi gih" Jisung mengambil satu gelas lemon tea milik siswi disampingnya kemudian memberikan uang lima puluh ribu ke siswi tersebut.

Senyumannya penuh dengan kelicikan didalamnya, Renjun pun menotis diriku yang tidak memakan satu suapanpun kedalam mulutku.

"Kenapa tidak dimakan?" Tanya Renjun, dia terlihat khawatir.

"Khawatir tidak punya minum? Nih aku kasih" Jisung menempatkan satu gelas lemon tea disamping piringku.

Ini benar-benar sangat canggung, dengan pelan aku mengambil satu suapan, kemudian melanjutkannya dengan suapan kedua.

Jisung masih mempertahankan senyuman konyolnya. Yang sangat aku benci darinya, dan yang pasti, sangat ku benci senyuman licik tersebut.

"Nih minum, aku tau tenggorokanmu terasa serak" Jisung menumpahkan isi lemon tea tersebut kedalam piringku, membuat nasi kari milikku penuh dengan lemon tea, dan banyak bertumpahan mengotori meja. Dan dia tertawa keras kemudian meninggalkan aku dengan Renjun berdua.

"Chenle, maafkan saya" Ujar Renjun menyesal. Aku hanya menghela nafas dengan berat.

"Tidak seharusnya saya memaksamu untuk makan dikantin" Aku menyunggingkan senyum tipis, sebelum pria itu makin menyalahkan dirinya.

"Tak apa Renjun, aku bisa membeli roti tuna dan susu lalu memakannya dikelas" Aku mengangguk mengerti, aku juga enggan membahasnya.

Aku mengepalkan ke dua tanganku dan membeli sekotak susu dan membukanya, kemudian menghampiri Jisung.

"Jisung" Panggilku dengan tenang, tanpa ada kemarahan didalamnya. Jisung pun tidak menghiraukan aku yang memanggil namanya.

"JISUNG!" Teriakku dan hampir saja menjambak rambut coklatnya.

"Pacarmu mengamuk seperti singa betina nah!" Ejek Jeno. Aku menatap pria sipit itu dengan garang. Namun pria itu tidak peduli.

"Wah masih minum susu, benar-benar anak kecil, pasti dirumah sering minum susu Bundanya" Ejek Mark sembari menyebat sebatang rokoknya.

Tolong ingatkan aku untuk memasukkan kepala bule Kanada itu kelubang pantat sapi!

"Kenapa?"

"Ada barang yang tertinggal di tempatku tadi, aku berniat mengembalikannya kepadamu" Jawabku masih tenang. Pria dihadapanku menaikkan alisnya bingung. Aku tertawa setan didalam hati. Menahan sudut bibirku untuk menyunggingkan senyum jahat kepadanya.

"Ap- YA!!!" Teriaknya murka ketika aku menyiram kepalanya dengan sekotak susu yang aku beli.

"Kau mau mati hah?!!!!" Amuknya langsung berdiri dari tempat duduknya, ia mencengkram leherku begitu kuat. Membuatku kesulitan untuk mengambil nafas.

"Ji-jisung...." Tersampir nada bergetar dalam bicaraku.

"Jisung! Dia bisa mati bodoh!" Teriak Jeno membantuku dengan berusaha melepaskan cengkraman Jisung dileherku.

"Agh!" Teriaknya ketika aku menusuk matanya dengan kedua jariku. Lalu ku susul dengan satu tendangan di 'permata'nya kemudian pergi dari sana dengan senyuman lebar diwajahku.

Rasanya senang. Kau harus berani melawan jika di tindas.

Tolong bantu aku buat betah di dunia oren ini gaes;(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tolong bantu aku buat betah di dunia oren ini gaes;(

[√] Unpredictable Love // SungLeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang