Suara riuh tepuk tangan terdengar begitu meriah di sebuah ballroom gedung serbaguna di kawasan elit Jakarta. Dekorasi pesta di sana tampak begitu mewah dan elegan di dominasi warna merah maroon dan silver. Setidaknya ada lebih dari seratus tamu undangan yang hadir di sana menengok ruangan besar itu cukup penuh dipadati tamu dengan drescode biru safir. Hari ini adalah hari yang membahagiakan ketika :CELINE JOVANCA SADIE
DAN
NICHOLAS ARKA BAGASKARAMelakukan pertukaran cincin. Ya, hari ini mereka telah resmi bertunangan. Aura kebahagiaan terpancar lewat senyuman di bibir keduanya. Bahkan tanpa malu-malu Nicholas mengecup kening Celine setelah wanita itu menyematkan cincin di jari manisnya
Setelah ritual tukar cincin mereka pun seolah tak terpisahkan, bahkan Nicholas tampak tidak melepas tangan Celine barang sedetik pun. Tangan keduanya terus saling menggenggam, menyapa semua tamu yang hadir dengan gurat senyum bahagia.
"Jadi kapan hari pernikahannya Nyonya Jane?" tanya salah satu tamu dengan kipas batik di tangannya.
"Rencananya seminggu setelah Celine wisuda," jawab Jane dengan bangga.
"Wah, Nicholas pandai memilih calon istri, ya," puji tamu lainnya.
"Kau pasti sangat bahagia dan antusias menyiapkan pesta putramu."
"Mami." Nicholas menghampiri ibunya, tentu saja bersama dengan Celine yang melingkarkan tangannya di lengan kekar lelaki itu. Kumpulan para ibu-ibu sosialita itu pun langsung menatap antusia keduanya, bahkan ada yang dengan semangat meminta foto bersama untuk dijadikan snapgram.
"Sepertinya kami harus pulang lebih awal, Celine sudah tidak nyaman dengan high heelnya. Lagipula besok dia ada kuliah pagi. Aku takut dia kelelahan." Terang Nicholas penuh perhatian membuat ibu-ibu rumpi di sana tak tahan untuk tidak menggoda mereka.
"Duh, calon penganten kayaknya kebelet pengen pacaran berdua, nih."
"Oh, ya ampun ... mereka benar-benar terlihat sangat serasi."
"Mereka membuatku teringat masa muda dulu."
Ledekan itu membuat para ibu lain tergelak tawa. Jane memeluk Celine dan berpesan untuk berhati-hati di jalan.
"Jika sampai anak ini bermain-main dengan kecepatan kendaraannya jangan ragu untuk memelintir kupingnya seperti ini ya!" Pesan Jane sekaligus memperagakan cara menjewer kuping anaknya.
Nicholas yang meringis memegangi kupingnya sambil mengeluh.
"Auw, mamiiiii ... aku ini bukan anak kecil, tentu saja aku juga akan menjaga dia dengan baik. Dia kan separuh hatiku." Tatapan penuh kelembutan Nicholas disusul elusan di pipi Celine kontan membuat ibu-ibu di sana kompak menjerit ria.
"Oouuwwhh...." Menyoraki betapa manisnya mereka berdua. Celine yang tersenyum malu pun menyembunyikan kepalanya di balik bahu lebar Nicholas. Membuat ibu-ibu yang lain tak kalah gencar meledek mereka. Hingga akhirnya Jane pun meminta teman-temannya itu untuk berhenti. "Kasian calon menantuku, tidak lihat wajahnya sudah memerah? Sudah jalan sana!"
"Oia, apa kalian sudah pamit pada Papi?"
Langkah kaki Nicholas terhenti. Sepertinya ada yang salah dengan pertanyaan itu karena baik Jane mau pun Nicholas mendadak terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trigger [Repost]✔️
Romance18+ di privat acak, please follow me before ^^ Sekeras apapun menahan yang pergi, pada akhirnya akan tetap pergi... Sekuat apapun menolak yang datang pasti akan tetap datang... Takdir kadang suka bercanda Siapa yang pergi? Apa yang pergi? Siapa yan...