Terima kasih banyak untuk comment dan votenya :)
Mangga atuh, chapter dua-na hehehehe
Enjoy, and hope you like :)
Serpihan 1
Aku pulang dengan perasaan aneh. Menyadari rumah ini hanya tinggal diriku dan Akhtar. Rumah ini terlalu besar untuk berdua. Rumah hasil gono goni yang diberikan Bian untukku, sementara ia mengambil rumah kami yang di Jakarta.
Semua tidak akan sama lagi. Bian tidak akan menemani kami lagi. Dia tidak akan tinggal bersama kami lagi. Air mataku kembali mengalir. Terlebih dengan foto pernikahan kami yang besar, menempel di dinding 'Galery', bersanding dari puluhan foto-foto kami bertiga, Bian, Akhtar, dan aku. Sebuah gambar keluarga bahagia. ITU DULU. Bian telah menghancurkannya. Tangisku semakin tak tertahankan.
Aku hanya berharap publik tidak mengetahuinya, dan para wartawan infotainment tidak sampai mengejarku. Dan kami sudah cukup pintar menutupinya. Belum ada yang tahu. Bukan aku ge-er, tapi itulah yang kurasakan selama 4 tahun ini menjadi istri dari keyboardis sekaligus motor band ternama Indonesia, 'Soralus'.
Bukan keinginanku untuk menikahi seorang selebritis. Bukan juga impianku untuk memiliki suami anggota band terkenal. Akupun bukan seorang grupis ataupun penggemar Soralus. Tapi Bian memang cinta sejatiku.
Kami bertemu di SMA, hampir 12 tahun yang lalu. Dia kakak kelasku di salah satu di SMA. Aku kelas satu sementara dia kelas dua. Kisah cinta monyet kami berjalan lancar.
Bahkan saat Bian memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliahnya dan lebih memilih untuk konsentrasi dengan bandnya yang memang selalu menang di setiap festival SMA se-Bandung Raya. Bersama Shindu, Raka, dan Rifki mereka sepakat membawa band nya yang bergenre pop untuk Go National bahkan International.
Dengan nama 'Soralus' atau dalam Bahasa Sunda berarti suara bagus, mereka berhasil memikat hati seorang manajer musik untuk memegang mereka. Dan sepertinya dewi fortuna berada di atas mereka. Mereka berhasil menaklukan Indonesia hanya dengan satu lagu di album kompilasi yang langsung menarik perhatian sebuah label musik nasional untuk mengontrak mereka.
Dari sana semua seperti dalam mimpi, mereka dengan cepat merajai tangga lagu nasional dan menjadi salah satu band ternama di Indonesia. Tidak hanya Indonesia, tapi juga telah merambah negeri tetangga hingga ke Australia. Namanya mungkin sudah bisa disandingkan dengan Dewa, Noah, Ungu, D'Massive, Geisha dan yang lainnya. Itulah yang membuat Bian menjadi seorang publik figur yang dikejar-kejar penggemar mereka.
Ketenaran mereka sama sekali tidak menghalangi hubungan kami. Kami tetap saling mencintai dan menjaga kesetiaan untuk tetap bersama. Hingga Bian memberanikan diri melamarku 5 tahun yang lalu, menjelang ujian sidang skripsiku. Meski sempat ditentang ayahku karena profesinya yang sebagai anak band, Bian tidak gentar dan tetap menikahiku.
Kehidupan yang berat dan menguji mental selama aku bersamanya. Bukan karena dirinya yang menjadi anggota band dengan para penggemar yang selalu mengejar dan mengelu-elukannya atau juga para model model cantik ataupun perempuan perempuan yang mencoba memanfaatkannya (mereka tidak pernah menjadi sainganku), tapi karena sifat dan egonya yang cukup aneh. Aku harus super sabar dan lebih banyak mengalah.
Entah sudah berapa banyak air mata yang kukeluarkan karena dia dan untuk dia. Dan aku tetap bertahan, demi cintaku pada Bian, demi kelanggengan perkawinan, demi membuktikan pada keluargaku bahwa Bian tidak seburuk yang mereka kira, dan demi menjaga kesetiaan kami.
Karena itu, aku sangat kecewa, saat akhirnya justru Bian lah yang menyerah dan lebih memilih untuk melepaskanku karena letih telah selalu menyakitiku. Di saat kami telah memiliki Akhtar, buah cinta kami yang sudah berumur 3 tahun. Ia melepaskanku untuk mengembalikan kebahagiaanku, yang sebenarnya adalah siksaan untukku. Aku tidak pernah menginginkan perceraian ini, di usiaku yang masih 26 tahun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Take Me Back ?
ChickLitPerceraian itu menghancurkan keduanya. Tapi Kirey yakin Bian masih mencintainya. Kirey akan menunggu Bian, sampai lelaki yang dicintainya itu memintanya kembali. Sampai kapanpun itu ....