Continue ! :)
Enjoy and hope you like it
Serpihan 4
Bian menghabiskan waktu bersama Akhtar selama dua hari setelah itu ia harus kembali ke Jakarta. Dia benar-benar tidak bisa meninggalkan pekerjaannya, karena ben-nya sedang menyelesaikan album mereka. Tapi dia berjanji pada Akhtar akan sering menemuinya dan meneleponnya. Aku harap dia bisa memegangnya. Terima kasih, Bee, itu sangat berarti buatku.
Bian menepati janjinya. Dia menelepon Akhtar. Akhtar senangnya bukan main mendengar suara ayahnya (aku juga). Gita sudah diperbolehkan pulang dan membutuhkan beberapa hari untuk beristirahat, karena bulan depan, Shindu meminta Gita juga Fathir dan Feeya menemaninya peluncuran album terbaru
Aku harus berterima kasih pada Feeya, karena kelahirannya membuatku kembali bertemu Bian dan memperbaiki hubungan kami yang hampir terputus.
"Kamu membuatku melahirkan Feeya lebih awal. Dia kan, harusnya lahir minggu ini," Gita tidak dapat menahan tawa gelinya.
Aku pun tertawa geli, mengingat bagaimana aku ambruk menangis di pundak Gita yang mungkin memancing kontraksinya karena memikirkanku. "Maaf, Git."
Gita masih tertawa geli, "Nggak pa-pa. Itu juga membuatmu lebih awal berbaikan dengan Bian, kan?"
Kali ini aku tersipu. "Yeah."
"Masya Allah, kamu kuat sekali. Aku nggak akan sekuat kamu Rey, kalau aku jadi kamu."
"Jangan. Ini terlalu berat, dan aku yakin Shindu tidak akan berbuat apa yang dilakukan Bian. Aku nggak tahu apa yang membuatku kuat. Keajaiban mungkin. Ya, mungkin untuk cinta kami."
Gita tersenyum mendengarnya.
"Terima kasih, Git, karena selalu mendukungku."
"Yah, aku lebih baik mendukungmu, daripada mendukung anak jelek itu."
Aku tersenyum geli mendengar sebutannya untuk Bian. Aku terus bersyukur kami masih berhubungan baik, paling tidak hingga hari ini. Dan besok adalah hari ulang tahun penembakannya yang ketujuh.
*
Hari ini setahun kemarin, kami sedang berada di Bali menikmati bulan madu kedua kami. Aku tersenyum bahagia mengingatnya, tapi membuatku tersadar dengan hubungan kami sekarang ini. Jelas tidak akan ada lagi bulan madu bagi kami berdua, tapi paling tidak mungkin kami masih bisa menikmatinya dalam hati kami masing-masing, kalau rasa cinta itu masih ada. Aku tahu dia masih memilikinya.
Tanggal 16, 'Asking Day'- ku. Aku belum mendapat telepon apa-apa dari Bian sebagai ucapan selamat. Yeah, aku memang tidak boleh berharap, daripada akan menyakitkanku bila memang dia tidak melakukannya. Aku harus kuat.
Tanpa kusadari aku mengajak Akhtar ke tebing keramat kami di daerah Dago Atas. Aku tidak tahu apakah Bian akan kemari. Aku tahu untuk jangan terlalu berharap, akan mendapat kejutan apapun darinya dan aku pun tidak berani membuat kejutan untuknya seperti tahun lalu. Semua telah berubah.
Masih teringat jelas bagaimana indahnya kami merayakan ulang tahun ini, sekaligus semua ulang tahun kami berdua yang terlewatnya. Perih aku mengingatnya. Lagu Celine Dion itu menghantamku keras. Kalau boleh aku ingin menangis sekeras-kerasnya, mengingkari dan menyesali, kenapa semua ini harus terjadi, dimana cinta kami masih tetap tumbuh indah?
"Maa, Dadda mau ke cini juga?" Suara Akhtar membawaku ke bumi.
Aku menoleh ke arahnya. "Maa nggak tahu, Sayang. Maa juga menunggu Dadda datang. Tapi kalau Dadda nggak datang, kita bisa menghabiskan waktu di sini hanya kita berdua saja, ya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Take Me Back ?
ChickLitPerceraian itu menghancurkan keduanya. Tapi Kirey yakin Bian masih mencintainya. Kirey akan menunggu Bian, sampai lelaki yang dicintainya itu memintanya kembali. Sampai kapanpun itu ....