Terima kasih untuk vote votenya :)
Its continued ----
Enjoy and hope you like it :)
Chapter 5
Kami membuat malam itu menjadi indah. Kembali memperbaiki sesuatu yang hampir menghancurkan hubungan kami. Bian memang tidak memintaku rujuk. Kami tetap hidup terpisah, dia di Jakarta sementara aku di Bandung, tapi mencoba untuk tidak berpikir kami telah bercerai.
Kami mencoba untuk hidup sebagai teman, dengan Akhtar sebagai penghubung dan perekat kami. Hanya itu yang bisa kami lakukan untuk sekarang ini. Yang terbaik untuknya. Dia bahkan memintaku untuk menemaninya pada saat peluncuran album terbaru mereka awal bulan nanti.
***
Tanggal 1 Juli, Soralus mengeluarkan album keempat. Kami sang istri (termasuk aku) datang pada acara tersebut beserta pasukan-pasukan kecil kami. Selama acara berlangsung, kami berdua bersikap senormal mungkin, seakan tidak terjadi apa-apa.
Publik belum mengetahui perceraian kami, dan mereka belum mencurigai kami. Aku cukup lega dan tenang dengan kebodohan mereka. Dan bila mereka yang mengetahui perpisahan kami, ini menjadi bukti bahwa hubungan kami masih baik-baik saja. Kami kembali menjadi sahabat.
Kami bersenang-senang, tertawa dan bahagia, dikelilingi penggemar yang sangat mencintai mereka dan sangat mendukung mereka!! Ini membuatku melupakan luka di hatiku. Paling tidak aku masih bisa melihatnya tertawa dan berada di sampingnya. Itu cukup buatku.
Acara peluncuran album berjalan lancar dan sukses. Di akhir acara, disebutkan jumlah penjualan album yang telah mencapai 10.000 hanya beberapa jam setelah peluncuran. Luar Biasa! Tidak ada yang menyangka setinggi itu.
Bian memandangku dengan hangat. Kalian tahu bagaimana rasanya dipandangi oleh sepasang mata yang terindah di dunia? Membuatku gila! Aku rindu mata itu. Aku sangat merindukannya!'
"Terima kasih, Rey, sudah menemaniku, mendukungku. Sekali lagi kamu membuat semuanya menjadi mudah buatku. Menghadapi mereka."
Aku tersenyum, "Aku senang bisa menemanimu. Yah, mudah-mudahan mereka nggak tahu tentang kita, jadi kita bisa begini terus."
Dia tersenyum, "Ya, mudah-mudahan."
"Terima kasih," lalu menciumku di kening. (Sedikit kecewa dia tidak menciumku di bibir! Tapi tidak apa-apa). Aku mengecup balik di pipinya.
Ia mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Itu CD album barunya. Dia menyerahkannya padaku.
Aku menerimanya dengan tanda tanya.
"Aku tahu, kamu sudah mendengar semua lagunya. Tapi aku minta kamu dengarkan baik-baik satu lagu di trek 16, trek terakhir, dan direkam di ujung waktu. Aku memang tidak bermaksud memasukkannya dalam album, tapi sesuatu mengatakan aku harus memasukkannya."
Aku terdiam dan melihat lagu pada trek 16 dan berbahasa Inggris! Berjudul 'Whole Mistake' Jantungku berhenti seketika. Tapi aku hanya mengangguk dan beranjak menuju CD Player untuk memutarnya.
Tapi dia menahanku, "Jangan. Dengarnya kalau nggak ada."
"Ini isi hatimu?"
Ia mengangguk. "Mudah-mudahan kamu suka, dan tidak marah aku membuatnya."
Aku tersenyum memaksa, "Kamu tahu, aku selalu suka semua yang kamu buat."
"Aku ragu dengan satu ini."
Aku tersenyum menggeleng, "Aku pasti menyukainya, Bee. Percaya, deh."
Akhirnya ia mengangguk dan ia memelukku erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Take Me Back ?
ChickLitPerceraian itu menghancurkan keduanya. Tapi Kirey yakin Bian masih mencintainya. Kirey akan menunggu Bian, sampai lelaki yang dicintainya itu memintanya kembali. Sampai kapanpun itu ....