1

227K 6.4K 101
                                    

Hari Senin. Kebanyakan siswa tidak menyukai hari ini, karena apa? Karena mereka harus berdiam diri di lapangan untuk mengikuti upacara bendera selama kurang lebih 30 sampai dengan 45 menit. Dengan panas matahari yang berada pas di atas kepala mereka. Seharusnya mereka semangat. Lihatlah bagaimana perjuangan para pahlawan kita untuk mencapai titik ini. Eh sekarang malah banyak yang tak suka dengan yang namanya matahari.

Seperti Renata dan Raya. Murid kelas 11 yang memiliki sejuta pesona untuk memikat para kaum Adam di sekolahnya. Siapa yang tidak mengenal keduanya. Renata dan Raya sudah cantik, pintar dan tajir. Kurang apa lagi coba. Ah ya galak eits tapi ingat hanya pada orang yang mengusik mereka. Kalau orang itu baik pada mereka begitu juga sebaliknya. Makanya jangan coba-coba punya masalah dengan mereka bisa runyam urusan semuanya.

Renata memang selalu beralasan sakit saat upacara sedang berlangsung. Dan Raya berlaga menemani Renata agar dirinya juga tak ikut upacara. Lihat saja kelakuan keduanya. Bisa di bilang bad girl lah ya.

"Ray, gue pura-pura sakit nih ya biar kita ke UKS." ucap Renata pelan dan dijawab dengan anggukan oleh Raya.

Renata mengangkat tangannya ke arah guru piket yang berjaga di belakang barisan. Guru itu menghampiri Renata dan menanyakan perihal Renata mengangkat tangannya.

"Ada apa Renata? Jangan bilang kamu sakit." sarkasnya dan hanya di balas anggukan kecil dari Renata. Belaga sok lemes gitu.

"Setiap Senin pasti sakit. Yaudah sana ke UKS." suruh Bu Nuri.

"Sama Raya ya bu, biar dia temanin saya di UKS." pinta Renata.

Bu Nuri menggeleng. "Gak usah, di UKS banyak anak PMR. Kamu sendiri aja kalo gak mau yaudah gausah ke UKS sekalian."

Renata mengangguk sambil menggerutu dalam hati dan berjalan ke arah UKS meninggalkan Raya.

Sialan emang tuh si kampret, gue di tinggal batin Raya.

Upacara telah selesai. Renata dan Raya masih berada di UKS. Sengaja. Karena mereka tahu hari ini akan ada razia mendadak. Yah Raya tadi tidak sengaja dengar saat anak Osis membicarakan hal ini makanya Raya menghampiri Renata di UKS berniat mencari aman. Tapi sayang. Keduanya ketahuan dan berujung disuruh ke kelas.

Di kelas lah sekarang keduanya. Menunggu kedatangan anggota OSIS yang akan mengecek kedisplinan di kelas ini. Muka Renata dan Raya sudah sedikit pucat. Mengapa ? Karena keduanya memakai baju seragam ketat serta rok di atas lutut. Jangan lupa kan alat make up yang selalu mereka bawa kemanapun. Mau di umpetin pun bingung di dimana, karena anggota OSIS akan menyisir se isi kelas.

"Permisi, selamat pagi." teriak anggota OSIS di depan pintu kelas.

"Pagi kak." jawab serempak.

"Pasti kalian sudah tau kedatangan kami kesini. Jadi untuk mempersingkat waktu bagi yang perempuan silahkan maju ke depan."

Dengan muka panik keduanya maju ke depan. Dan sudah mendapat tatapan tak suka dari salah satu anggota OSIS yang memang selalu mencari masalah dengannya.

"Udah gue selalu ingetin buat ganti itu seragam tapi tetep aja lo berdua gak denger! Gas gunting langsung aja gausah basa- basi." ucap Riana membuat Renata menatapnya tajam.

"Apa lo ngeliatin gue kaya gitu? Gak suka?" tantang Riana.

"Iya gak suka. Sok banget si lo jadi anggota OSIS doang!" ketus Renata.

Sudah bukan jadi rahasia lagi kalau keduanya selalu bertengkar jika bertemu. Apalagi saat razia seperti ini. Sepertinya Riana mempunyai dendam pribadi dengan Renata.

"Gue disini biar lo semua displin. Ini sekolah buat tempat tebar pesona!" teriak Riana.

"Oh ya? Emang Lo udah mencerminkan contoh yang baik buat yang lain? Coba lihat tampilan lo kalo bukan jadwal razia. Kaya cabe-cabean." sarkas Renata lalu satu kelas tertawa.

"Berani ya Lo! Lin gunting tuh rok dan sita alat make up nya. Lo mau sekolah apa mau tenar."

"Sita aja, gue banyak duit tinggal beli lagi. Bilang aja lo gak mampu kan beli brand makeup yang gue pake makanya sering sita make up gue." ucap Renata tenang. Namun di anggap lucu bagi se isi kelas makanya mereka tertawa lagi.

Sedangkan wajah Riana sudah merah. Emosinya naik mendengar perkataan Renata tadi. Dia tidak semiskin itu.

"Periksa semua. Dan gunting seragam yang emang ngelanggar aturan serta sita barang yang emang gak diperbolehkan di bawa kesekolah." perintah Marcel yang sejak tadi diam memperhatikan kejadian yang baru saja berlangsung.

Berani banget itu cewek batin Marcel.

Dan kenalah Renata dan Raya. Yang tadinya pucat sekarang biasa saja. Renata puas berdebat dengan Riana tadi. Diem-diem ngelunjak pikir Renata.

"Palingan mami di panggil ke sekolah lagi Ray." gumam Renata pada Raya.

"Iya gapapa. Enak ada mami duit jajan gue utuh." ucap Raya senang.

"Ye lo bawa emak lo sendirilah."

"Lo lupa nyokap gue lagi dimana? Pinjem emak lo dulu lah. Kita kan anak kembar."

"Najis." ketus Renata sedangkan Raya tertawa kecil.

Acara razia telah selesai. Seluruh anggota OSIS tadi sudah keluar kelas. Dan saat itulah terdengar teriakan bisa di sebut makian bagi mereka. Hampir seluruh murid kena razia kali ini. Maklum anak IPS. Tak melanggar tak asik.

Cepet mati kek tuh Riana sok galak banget.

Sialan celana gue kena lagi.

Semoga gak panggil orang tua.

Kak Marcel diem aja ganteng ya, apalagi senyum.

Begitulah kira-kira cuit para warga kelas. Renata dan Raya hanya tertawa. Sudah biasa pikirnya. Kalaupun nantinya di panggil orang tua mereka tak sepanik teman-temannya yang lain. Karena orang tua mereka dengan keduanya berbeda. Yaiyalah beda kalau sama berarti lo sodaraan.




Bersambung....

Yuhuuu..
Marcel dan Renata kembali..
Ini part setelah revisi yaa:)
Silahkan baca jangan lupa vote dan komen:)

Senior Cold ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang