Chapter 04

133 15 2
                                    

Hari berikutnya, di pagi hari. Disebuah mansion yang terletak di kawasan Elite The Hill kota Hannam-dong, lebih tepatnya di kediaman baru Eunha. Terlihat seorang pemuda taman dengan topi dan kacamata hitam bertengger apik di hidung mancungnya. Dia melihat semua yang dilakukan Eunha dari kejauhan sampai masuk ke dalam rumah. Onyx hitamnya menelusuri seluruh sudut dari rumah. Sudut bibirnya terangkat membentuk senyum misterius. Pemuda itu melepas kacamatanya dan berjalan memasuki kediaman Eunha.

"Aku menemukanmu, Eunha"

. . .

Mengetuk pintu rumah Eunha pelan. Jungkook diam menunggu Eunha membukakan pitu untuknya. Napas Jungkook tercekat mendengar suara langkah kaki dari dalam rumah. Gadis itu menghilang bak di telan bumi dan itu benar-benar membuat hidup Jungkook hancur seketika. Dia benar-benar tak bisa jauh dari Eunha, gadis itulah yang ia cintai dan gadis itu pula yang benar-benar memutar balikkan perasaannya membuat Jungkook kehilangan akal.

CEKLEK

Pintu rumah terbuka menampilkan sosok gadis. Gadis itu terkejud dengan sosok penampakan di depannya.

BRAKK

Eunha hampir menutup pintunya sampai Jungkook menahan pintu itu dengan tangannya. Ia berusaha untuk mebuka paksa pintu yang di tahan oleh Eunha.

"Eunha, aku mohon biarkan aku bicara sebentar saja." pinta Jungkook.

Eunha menggelengkan kepalanya cepat, sedangkan isakan demi isakan lolos dari bibirnya.

"Tidak. . . tidak mau. . . hiks pergi. . . hiks pergi. . ."

Eunha memejamkan matanya seolah enggan melihat wajah Jungkook. Pemuda itu terlihat sedih. Mereka masih terlibat aksi tarik menarik hingga Jungkook mendorong pintu itu dengan sekuat tenaga sehingga Eunha terhuyun kebelakang, dengan cepat Jungkook menarik tangannya secara kasar agar gadis itu tidak jatuh.

"Eunha. . . aku merindukanmu."

"Lepas!" Eunha menarik paksa tangannya. Disentuhnya lengannya yang memerah akibat ulah Jungkook.

 Jungkook mengarahkan onyx hitamnya pada mata Eunha, begitu melihat buliran bening di sepanjang belahan pipi Eunha, tangan Jungkook pun bergetar hebat.

"Eunha. . ." panggil Jungkook dengan suara parau sarat akan rasa bersalah dan ketakutan

"Hiks hiks. . . pergi." isak Eunha.

"Itu. . . maafkan aku. Aku tidak senggaja, sungguh."

"Kau tidak pernah berubah, Kook." Eunha mendongak, menatap nanar Jungkook, sarat akan kecewa dan merindu.

Dengan ragu, Jungkook menarik tubuh Eunha ke dalam pelukannya, Eunha tersentak dan hampir mengelak namun lagi-lagi dengan egois Jungkook menahan tubuhnya. Mata Eunha pun berkaca-kaca, tangisnya pecah seketika ketika ia mencium aroma tubuh dari pemuda yang juga dirindukannya.

- - - -

Di sebuah ruang tamu, keduanya saling berhadapan. Teh hangat masih mengepul namun tidak ada satupun yang menyentuhnya. Keduanya terlalu sibuk menyelami netra masing-masing. 

Eunha berusaha untuk tidak menangis lagi, tangannya menggepal. Setelah sekian lama, akhirnya mereka bertemu. Eunha tidak pernah menyangka pertemuan mereka akan terjadi seperti itu.

"Eunha. . ."

Panggilnya merdu.

"Bagaimana kabarmu?"

". . ."

Eunha diam. Rasanya ia ingin menangis lagi.

"Apa kau baik-baik saja? Bagaimana hidupmu dan bagaimana kau kembali ke Korea?"

"Aku. . . baik. Hidupku sangat baik. Aku di sini hanya berlibur sebentar."

"Syukurlah"

"Bagaimana denganmu?"

"Menurutmu?" Jungkook tersenyum sedu.

"Kau terlihat baik-baik saja"

"Begitu? kuharap juga begitu."

Hening dua menit. Tidak ada lagi yang berbicara.

"Eunha. . ."

"Ya?"

"Apa kau membenciku?"

"Aku tidak punya alasan untuk itu."

"Tapi saat itu kau. . ."

"Ah, maaf aku harus pergi dan terlanjur janji hari ini."

Eunha mengalihkan pembicaraan. Membuat Jungkook menelan kembali perkataannya. Padahal laki-laki itu jauh-jauh datang ke sini ingin bicara.

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yo minna-san

astaga baru kemarin update sekarang malah update lagi

yaudah ngebut biar cepet kelarnya weh

thanks untuk reader yang udah baca sampe sini dan terimakasih juga atas vote dan reviewnya. . .

ini di laptop kok ga ada tombol emot ya

DeparturesWhere stories live. Discover now