Chapter 03

125 11 5
                                    

Di sebuah gedung tingkat 4, beberapa orang menjabat tangan seorang Presdir muda. Presdir itu tersenyum ramah.

"Sudah lama tidak melihatmu sejak upacara kelulusan. Bagaimana kabarmu?" Hanbin menepuk pundak Jungkook.

"Aku baik."

"Aku akan mengundangmu secara pribadi. Lain kali akan kuperkenalkan kau pada seseorang." ucap Hanbin di sertai senyum.

.
.
.


Richensia Apartments. 21:40 PM

June bersiul pelan saat sahabatnya mengatakan akan segera menikah.

"Jadi? Siapa dia?" June memutar kursinya.

"Jung Eunha."

Reaksi June melebihi perkiraan. Pria itu menggebrak meja dengan mata melotot dan bibir ternganga. Ia tahu Eunha adiknya Suga. Karena pria itu pernah satu kampus dengannya.

"Wong edan!"

...




.
..

.

Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi Suga selain kabar bahwa adiknya mau menerima pria pilihannya.
Terlebih hari Minggu pagi ini, ia rela berangkat dari London ke Seoul tanpa istirahat untuk menemani Eunha ke butik.

Gadis itu mendapatkan gaun yang ia inginkan. Ia bersiap mencoba memasuki ruang ganti, menutup tirai.

SREKK

Suga membuka paksa tirai tersebut. Kedua bola mata Eunha mendelik tidak suka.

"Kuharap kau tidak mengecewakan. Aku sudah tidak sabar menggendong keponakan."

SREKKK

"Kau berubah banyak Eunha"

"Oh ya, kau sudah dengar kabar-"

"Apa?"

"Tidak. Tidak jadi." Suga menelan kembali kalimatnya. Pria itu pun merutuki bibirnya, hampir saja ia ingin membahas Jungkook.

. . .

Jam terus berputar. Mereka keluar dari butik.

Pemuda itu memandang keluar jendela cafe seraya memandangi hasil jepretan yang ia ambil. Menghapus dan menyisahkan yang bagus saja. Jungkook kembali mengarahkan lensa kameranya ke depan.

Ckrek

Degh

"Eunha?" gumamnya

Kakinya langsung melesat keluar cafe mengejar sosok gadis itu. Onyx-nya mengedar. Sosok itu masuk kedalam taxi. Jungkook berlari sekuat tenaga.

"Eunha!"

Teriakannya menyita perhatian sekitar.

Drrrtt Drrtt

Ponselnya berdering. Jungkook masih mengejar taxi itu.

Ponselnya kembali berdering. Langkahnya gontai, ia berhenti mengejar. Napasnya tidak beraturan. Ditekannya tombol hijau di layar ponselnya.

"APA?" teriak Jungkook.

". . . "

Panggilan ia putuskan. Matanya kembali memandang ke depan, mencari sosok gadis yang telah lama ia rindukan.

. . .

Taehyung memandang ponselnya bingung. Mendengar bentakan barusan ia bertanya-tanya. Padahal ia mau memberitahu sesuatu.

. . .

Eunha menoleh ke belakang. Telinganya tidak tuli untuk mendengar teriakan itu. Sebagian hatinya ingin kembali, namun separuhnya menolak.

Suga memperhatikan gerak gerik adiknya. Lalu menghela napas panjang.

"Kenapa kau tidak berbalik lalu menemuinya?"

"Tidak ada yang berubah meski aku berbalik lagi" Eunha berujar datar.

"Ada. Pasti ada. Buktinya orang itu mengejarmu"

Eunha tersenyum datar, "Tapi aku masih belum siap untuk menemuinya. Lagipula dia tidak lagi peduli padaku kenapa tidak mencari dari dulu?"

"Karena dia tidak tahu. Kau yang harus memberi tahu."

". . ."

"Aku kembali ke London. Segera selesaikan urusanmu di sini, dan aku tidak ingin terlibat masalahmu lagi"

.
.
.
.
.
.
.

-------------------------------------------------------------------

Nah double kan hiks

/Sujud sukur gejala malesnya kaga berkepanjangan/

Btw ff ini mau cepet di tamanin aja biar nanti bisa fokus ke ff horor dan ff vkook dan ff fairy tail

Mungkin setelah ff ini tamat para readers akan ilang karena tidak begitu tertarik dengan ff lain yang kukerjakan

Terimakasih untuk para readers yang sudah baca ff ini dari season 1 "what should I do?"
Saya berterimakasih ada yang ngikutin sampai yang ke-2 juga.

DeparturesWhere stories live. Discover now