˙Basketball Stays˙

651 72 13
                                    

Story from: Seventeen Fanfiction Indonesia


»»Let's reading««














“Kau tahu kenapa akhirnya aku lebih memilih untuk masuk klub basket?”

*

Jihoon berjalan masuk ke dalam gedung aula olahraga dengan langkah yang mantap. Sambil memegangi pinggiran ranselnya, Jihoon melongok ke dalam gedung. Sepi. Tidak ada siapa-siapa. Suasana lengang itu sebenarnya sudah cukup menyampaikan fakta bahwa tidak ada siapapun di dalam sana, termasuk orang yang tengah dicari Jihoon saat ini. Namun, kedua tungkai Jihoon tetap melaju, meninggalkan suara berderap ketika sepatu ketsnya mulai melangkah di atas lantai. Sunyi terpecah ketika Jihoon berjalan masuk ke dalam, sampai ke tengah-tengah ruangan.

Di atas garis putih yang melintang di bawah kakinya, Jihoon memberhentikan lajunya kemudian terdiam untuk beberapa saat. Bola matanya bergerak dengan seksama memperhatikan sekeliling.Tidak ada yang berubah dari tempat ini, pikirnya, bahkan mungkin tidak akan ada yang berubah, dengan atau tidak adanya aku nanti.

Yunha berdiri di tengah-tengah lapanganindoor yang memang menjadi bagian dari dalam gedung. Tempat ini selalu menjadi destinasi yang harus ditujunya seusai kelasnya berakhir. Hampir setiap sore, Jihoon akan melewatkan waktunya untuk duduk di bangku penonton paling depan bersama Daehwi dan Hyungseob, menyimak jalannya latihan yang dilakukan oleh klub basket sekolahnya.

Senang? Sedikit. Sejujurnya, Jihoon tidak terlalu keberatan mengisi kegiatannya di sore hari dengan mencuci mata menyaksikan atlet-atlet sekolah yang berparas lumayan berlatih olahraga basket. Ditambah lagi, saudara kembar tak identiknya, Park Woojin, juga merupakan anggota dari tim basket yang bersangkutan. Jihoon bisa sekalian menunggu Woojin berlatih lalu setelahnya pulang bersama-sama ke rumah.

Tapi, tentu saja, tugas Jihoon di gedung ini sebenarnya tidak semudah itu. Jihoon harus membereskan bola dan peralatan olahraga lainnya selepas para anggota klub berlatih, lalu dengan sabar menagih iuran dari para anggota klub jika sewaktu-waktu klub basket mereka membutuhkan dana untuk keperluan di waktu yang akan datang, juga, dengan telaten membawa bundelan jersey yang menjadi seragam para anggota klub basket sekolahnya untuk dicuci ke laundry setiap minggu. Memang bukan kerja yang mudah untuk seorang manajer klub basket sekolah, status yang digeluti oleh Jihoon saat ini. Jihoon memang harus menikmati tugasnya, mau tak mau.

Tetapi, itu dulu, ketika Hwang Minhyun masih berada di tim basket sekolah. Jihoon sudah kehilangan kesenangan tersendiri terhadap tugasnya ketika mendengar berita soal Minhyun yang dikabarkan akan pindah sekolah semester mendatang. Berita itu kira-kira didengarnya sebulan yang lalu. Sekarang, sebulan lewat beberapa minggu sudah berlalu dan Jihoon tidak bisa menikmati tugasnya sebagai manajer klub basket seperti sedia kala.

Minhyun-lah yang membuat Jihoon tergerak untuk mendaftarkan diri menjadi manajer klub basket. Minhyun juga yang menjadi penyemangat Jihoon dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer—yang sejujurnya lebih pantas dikatakan sebagai pembantu sukarela.

Jihoon menyukai Minhyun.

Jihoon tidak akan pernah lupa ketika kali pertama ia menonton pertandingan tim basket sekolah dan menyaksikan Minhyun yang begitu piawai dalam memasukkan bola ke ring. Minhyun dan Woojin, keduanya memang dijuluki sebagai pasangan emas yang berjasa membawa harum nama sekolah mereka dalam setiap ajang pertandingan basket antarsekolah. Jihoon mengidolakan Minhyun, malah mungkin melebihi itu. Jihoon masih ingat senyum yang dilemparkan Minhyun ke arah penonton ketika ia dan Woojin berhasil mengejar skor di menit-menit terakhir saat melewan tim basket dari sekolah tetangga. Senyum itu memang dilayangkan Minhyun kepada teman-teman dan para guru di sekolah yang saat itu sedang duduk di bangku penonton, tapi entah mengapa senyuman manis Minhyuj saat itu begitu menancap kuat di dalam hati Jihoon. Membuat Jihoon sering memasang senyum sendiri setiap kali Jihoon teringat lengkungan yang menakjubkan itu.

All About NielWinkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang