19. Rumit

461 30 0
                                    

Mau tau apa yang lebih sulit dari menaksir tinggi pohon?. Jawabannya adalah, menaksir seseorang yang entah hatinya untuk siapa.


"Ini yang gue maksud, dia teman sekelasnya kak Amar kan?." tanya Lala memperlihatkan foto seseorang padaku.

"Yah." jawabku cuek.

"Hmm... gue curiga dari dulu, tapi belum ada bukti yang kuat untuk membuktikannya. Lagian cemen banget jadi cowok, masa cuma berani dikagumi." ujar Lala.

"Jadi, mau terima nggak?."

"Mikir-mikir dulu."

"Kelamaan mikir, ntar diembat orang lagi. Terus mewek lampiasin ke gue." aku memperbaiki rambutku.

"Hei bg, gue tau namanya aja kagak mana bisa suka sama dia. Semua butuh proses, gue belum ngeh sama dia. Seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang."

"Bullshit, yang benar itu tak kenal maka kenalan. Banyak yang udah saling kenal tapi nggak saling sayang tuh." kataku.

"Kayak lo?"  tanya Lala yang tiba-tiba berhenti. "yang dengan Dimas itu, eh btw gimana cowok yang chat lo akhir-akhir ini?".

"Au ah, malas gue." aku berjalan menjauh dari Lala yang berhenti tepat di depan kelasnya.

***

"David, hmm... yang mana sih fotonya?." Lala mencari akun fbnya David, keponya kumat deh.

"Yang ini!." aku menekan tepat pada foto profilnya.

"Ganteng juga ternyata, eh ada Dimas juga!." Lala terkejut hingga matanya melotot saat melihat foto Dimas yang berdiri di dekat David.

"Mereka teman, dan yang ini cowok yang nembak gue saat di buper kemarin." aku menunjuk orang yang ada di dalam foto sampulnya.

"Lo suka Dimas, tapi dianya nggak. Ajun dan David suka sama lo, dan lo nggak suka mereka. Dilematisasi melanda hati, kenapa cinta begitu rumit. Serumit memahami kemauan fisika beserta jajarannya." kemampuan stalking Lala akhirnya keluar juga, dia melihat semua orang yang ditag, yang coment hingga yang kasih like super. Dikepoin satu-satu.

"Ngomong apa sih?." tanyaku sambil mencomot snack.

"Ahhh... intinya kisah asmara lo itu rumit."
"Gue mulai nyaman sama David, nggak tau kenapa. Padahal cuma lewat chat doang, bisa-bisanya gue baper."

"Terus si Ajun itu gimana?."

"Ajun kalau ngomong blak-blakan gituh, kadang suka bikin gue kesel juga."

"Diantara mereka, yang paling baik yang mana?." tanya Lala.

"Semuanya baik, sering kasih perhatian juga ke gue."

"Yaelahh... semua cowok pasti kayak gituh lah buat bikin cewek nyaman, dikasih perhatianlah, disuruh ini, larang itu and bla bla bla." Lala mengangkat bahunya.

"Tapi gue masih suka mikirin Dimas." aku menopang dagu di atas meja.

"Move on dong!, banyak cowok yang suka sama lo kenapa harus pusingin si Dimas sih?." Lala semangat banget ngomongnya.

"Nah lo sendiri gimana? ngapain masih berharap sama kak Amar, sedangkan ada cowok yang suka sama lo." aku membalas dengan nada santai tapi sedikit mengejek.

"Hmm... hmm..., ah sudahlah!. Ngapain sih jadi bahas itu?." sepertinya Lala bingung mau jawab apa.

"Kenapa yah kita bisa suka dengan orang yang tidak menyukai kita? sedangkan orang yang menyukai kita, malah tidak kita sukai?." tanyaku.

"Pertanyaan lo mudah tapi sebenarnya sulit, mudah diucapkan tapi sulit buat dijelaskan maksudnya apa. Ngerti nggak?."

"Nggak." jawabku singkat.

"Hufth... lemot." Lala menampol jidatku.

"Ihh... apaan sih main tampol jidat orang." aku mengelus jidatku.

"Jenong ternyata, kayak lapangan bola. Hahaha...." Lala terlihat begitu bahagia saat mengejekku.

"Dasar lo yah." aku mencoba untuk membalasnya, tapi malah dihalau oleh Lala.

Satu pesan masuk.

Ajun
"Sudah makan belum?. Jangan lupa makan apalagi lupain aku :)"

"Siapa?, dibalas dong." Lala menarik hpku, "gue balas yah Mel."

Aku
"Kalau belum emang kenapa? mau bawain aku makanan?.

"Eh, sini!." dengan cepat aku meraih hpku dan membaca pesan yang dikirim oleh Lala.

"Ihhh... nakal deh, ini ngapain sih ngomong kayak gini." aku kesel dengan kelakuan Lala.

"Hahaha, biarin. Tunggu dia bakalan balas apa."
Hpku bergetar, ada notif di layar utama. Terlihat nama David yang muncul, aku langsung membukanya dan membalas. Saking asyiknya, aku malah cuekkin Lala yang sedang bicara. Aneh sih, kadang pesannya Ajun aku cuekkin sedangkan David secepat kilat aku balas. Pertanda apakah ini?.

Tbc.

Jika suka dengan cerita ini, silahkan tinggalkan jejak dengan menvotenya. Satu vote dari kalian, sangat berarti bagiku.
Yah, aku juga butuh krisar kalian.


Asmara Tunas KelapaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang