A small happiness: U smile I smile

7 0 0
                                    

"Hey!" Alice berteriak pada Jungkook.

"Jungkook!"

"Dimana?"

"Ayo kita ketemu," katanya.

Sayang sekali Jungkook masih belum bisa pulang ke Seoul. Keduanya hanya bisa melepas rindu dengan panggilan video. Alice juga bisa melihat Cloudy yang asyik bersama Jungkook. Jungkook bilang dia akan kembali tanggal 4, tapi di hari itu dia masih belum bisa menemui Alice karena harus latihan. Dia punya jadwal di tanggal 5 dan 6, karena itulah dia berjanji pada Alice akan menemui Alice saat ia benar-benar punya waktu kosong.

"Tidak apa-apa. Nikmati waktumu bersama keluargamu. Jaga dirimu di sana," kata Alice.

"Kamu juga. Apa kamu sudah kembali?"

"Iya."

Obrolan mereka berakhir. Akhirnya hari ini Alice bertemu dengan Naila. Setelah sekian lama mereka tidak bertemu. Mereka janjian dia taman sungai Han. Seperti biasanya, Naila datang lebih awal. "Katakan ini padanya nanti." Seorang wanita paruh baya datang menemui Naila secara tiba-tiba. "Pertemuan mereka seperti takdir."

"Takdir?" Naila bingung.

"Juga, mereka akan melewati dua musim. Spring yang hangat dan Summer yang dingin."

"Apa maksud Anda? Spring masih dingin, dan...Summer seharusnya sudah panas."

Wanita paruh baya itu seketika pergi tanpa berbalik pada Naila, tak lama Alice datang. Dia datang dengan mood yang sangat bagus di awal tahun. Keduanya masih dalam waktu libur mereka. Alice bingung harus menghabiskan waktu liburnya dengan siapa. Naila dan Alice bercerita banyak hal termasuk tentang berita yang beredar tentang Taehyung.

"Alice...," panggil Naila.

"Ya?"

"Seseorang bilang kalau, bukannya pertemuan itu seperti takdir?" Sepertinya Naila mengatakan ucapan wanita paruh baya itu dengan kalimat tak langsung.

"Ah?" Alice bingung.

"Orang itu juga bilang Spring akan menjadi Summer dan Summer akan berakhir dengan Spring."

"Hey! Apa maksudmu?" Alice berpikir Naila sudah mulai hilang pikiran karena mengantuk.

"Pulanglah."

Keduanya pun berpisah. Alice kembali pulang. Sebelum ia benar-benar kembali ke apartemennya. Dia pergi membeli coklat hangat di toko dalam area lingkungan apartemennya, yang biasa ia datangi. Ia membawanya pulang. Kakinya terhenti tepat di depan lapangan skateboard. Matanya tertuju pada lapangan itu. Langkahnya tak menuju ke arah jalan pulang, dia masuk ke dalam lapangan itu.

Alice semakin dekat dengan sebuah grafiti yang baru selesai. Kemudian dia menghentikan langkahnya tepat di belakang seorang lelaki, yang terlihat merenung di depan grafiti itu. "Apa yang kamu pikirkan?" sahutnya. Lelaki itu menoleh pada suara yang datang dari arah belakangnya. Kedua bola mata lelaki itu membulat. "Alice." Batinnya bergumam. Dia terkejut melihat kehadiran Alice.

"Apa yang kamu lakukan disini?" tanya Alice.

Taehyung adalah lelaki itu. Dia terdiam, belum membuka suaranya. Sejak malam itu pergi, dia terus memikirkan tentang diri Alice. Dia pergi ke lapangan malam ini karena Jimin bilang sejak tahun baru datang, grafiti itu berubah lagi. Akhir-akhir ini juga Taehyung menjadi suka melukis, karena itu dia datang.

"Selamat ulang tahun."

Malam itu, di tanggal 29, Harry dan Alice bicara empat mata. Mereka membicarakan tentang Taehyung. Tepat saat tanggal berganti, Harry bilang pada Alice, "hari ini dia ulang tahun." Alice juga tahu bahwa Taehyung sangat merindukan Alice. Harry juga bilang Taehyung merasa khawatir tentang Alice, "sejak pertemuan antara kamu dan dia di malam itu." Alice juga bilang kalau dia merindukan sosok Taehyung di hari-harinya. "Aku rindu senyumannya," sahut Alice. Harry menatap Alice seolah ia bertanya apa alasannya rindu dengan senyuman Taehyung. "Senyumannya berhasil membuatku tersenyum juga. Aku tersenyum saat ia tersenyum padaku," jawab Alice. "Saat kamu kembali, temui dia dan katakan apa yang ingin kamu katakan," kata Harry. Alice tak bisa menjawab pertanyaan itu pada Harry. Tapi malam ini takdir mempertemukan mereka.

"Aku tahu itu sudah berlalu, tapi aku ingin mengatakan itu padamu." Alice benar-benar membuat Taehyung tak berkutik. Taehyung masih merasa malu dengan pertemuannya malam ini dengan Alice secara tiba-tiba. Pelan-pelan, Alice mendekatkan dirinya pada Taehyung agar ia bisa melihat Taehyung lebih dekat lagi. "Hey! Apa kamu tidak merindukanku?" Alice benar-benar mengatakan apa yang ia ingin katakan saat itu.

"Aku merindukanmu. Aku rindu senyumanmu," Alice langsung menundukkan kepalanya.

Taehyung tak percaya, Alice mengatakan hal itu. Seketika wajah Alice terangkat lagi dan melihat ke arahnya. Dia pun perlahan menarik sudut bibirnya. Taehyung tersenyum. Senyumnya semakin lebar saat dia juga melihat senyum dari bibir Alice. Keduanya saling tersenyum sama lain. Taehyung berjalan mendekati Alice, lalu memeluknya. "Aku sangat merindukanmu," bisiknya. Alice langsung merasa lega.

"Selamat ulang tahun," bisik Alice lagi.

"Terima kasih."

Taehyung pun melepas pelukannya. Kini hubungan mereka sudah kembali seperti biasa. Alice pikir itu karena dia sudah bersama Jungkook dan dia merasa Jungkook adalah alasan membuatnya bisa berani mendekati Taehyung malam ini, karena di malam itu, saat ia bersama Harry, dirinya masih ragu, alasan itulah dia belum bisa memjawab permintaan Harry.

Kini Alice dan Taehyung kembali. Dulu, Jungkook adalah orang membawa Taehyung bertemu dengan Alice dan hari ini Jungkook berhasil membuat Alice dan Taehyung bersatu lagi. Jarak keduanya semakin menjauh sejak malam itu, beruntungnya sekarang jarak itu kembali dekat lagi. Keduanya menghabiskan banyak waktu di lapangan itu hingga minuman coklat Alice menjadi dingin.

***
(5/6)

Winter Autumn #4Where stories live. Discover now